PROLOG

1.1K 107 8
                                    

Jangan.

Jangan pernah membuatku terluka, Vendela. Dia yang manis dan selalu membuatku terpana setiap kali aku hendak memandangnya dan membuat jantung ini berdegup kencang. Dia wanita cantik yang membuatku tidak dapat memalingkan wajah dan merugi setiap kali aku hendak menutup mata.

Mungkin jika aku tidak sedang di Boston kala itu, tidak sedang menuntaskan masalahku dan memilih untuk pergi kesana, aku tidak akan bertemu dengannya. Apakah takdir yang mengarahkanku untuk bertemu dengannya? Sehingga kaki ini ingin selalu berjalan bersamanya, berdampingan dan saling bergenggam tangan. Rasanya sesak jika terus menerus memikirkan dirinya, seakan waktu telah berhenti berjalan dan mengekalkan diri dengan pikiran yang sepenuhnya tentang dia.

Aku bertanya dalam hati, mengapa aku mencintainya? Tetapi pertanyaan itu justru berbalik kepadaku, apakah Vendela mencintaiku? Aku hanya pria dengan wajah tidak menarik yang mungkin dia kenal. Aku bahkan mungkin satu-satunya pria yang bercita-cita tinggi untuk merasakan balasan cinta darinya. Tetapi seorang pria dengan wajah yang jauh lebih tampan dariku, yang lebih dahulu mengenalnya dan selalu membuatnya tersenyum setiap kali mereka saling berbicara, membuat mentalku anjlok dan tidak mampu bangkit.

Daniel. Dia pria yang baik, tetapi aku membencinya setiap kali dia berbicara dan berbagi lelucon dengan Vendela. Apakah aku terkena bius cemburu? Bahkan rasanya aku ingin sekali menyingkirkan Daniel dan menggantikan kedudukannya dengan diriku. Apa yang patut aku berikan pada Vendela jika bukan wajahku yang kurang menarik? Poin lebih diriku adalah hartaku sendiri dan ketulusan hati.

MarthinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang