Bab 1

113K 3K 69
                                    

Hai, Assalamu'alaikum semuanya..
Buat yang niat baca atau sekedar nyasar ke cerita ini, just info :

Ini adalah cerita JAZIRA versi novel yang saya publish ulang di akun Wattpad ini.

Mohon di maklumi ya kalo komentar di setiap Bab gak susuai sama isi setiap Bab-nya (fyi versi wattpad dan novel memang sangat berbeda mulai dari Bab awal)

♡ SELAMAT MEMBACA ♡

▪▪▪▪▪








Ujian akhir semester sudah selesai di laksanakan, dan sekarang saatnya untuk bersenang-senang menikmati acara pentas seni atau yang lebih akrab di sebut pensi.

Lapangan utama SMA Teratai sudah di penuhi oleh puluhan siswi yang selalu setia menunggu penampilan dari Band sekolah beranggotakan empat orang siswa dari kelas 12.

Niko Imanuel Nugroho, si vokalis Band yang memiliki suara sangat sopan di telinga serta paras menawan bak aktor Asia yang mampu menyihir dan memikat hampir seluruh siswi dari berbagai angkatan.

Pesona seorang Niko benar-benar luar biasa, eksistensinya di sekolah membuat ia banyak membuat hampir semua siswi jatuh hati kepadanya, tidak terkecuali Jazira. Seorang siswi yang duduk di bangku kelas 11 bernama lengkap Alfina Jazira Kusuma.

Gadis itu pun tidak bisa berpaling dari pesona Niko sejak pertama kali ia menginjakkan kaki di sekolah ini.

“Sinta cepetan dong bawa motornya, nanti keburu band nya Kak Niko tampil.”

“Bawel banget sih lo? Ini juga gue udah ngebut.”

Dua siswi kelas 11 itu terburu-buru saat menyusuri jalan raya dengan motor matic warna putih. Mereka Jazira dan Sinta, dua sahabat yang selalu melengkapi satu sama lain sejak SMP hingga saat ini.

Keduanya sama-sama mengidolakan dan memiliki idola masing-masing dalam Band sekolah yang populer di SMA Teratai itu. Kalau Jazira sangat mengidolakan Niko sang vokalis, Sinta justru mengidolakan sang gitaris bernama Adam, tapi ia tidak sefanatik Jazira yang tingkat mengidolakannya sudah di luar batas normal.

“Sinta ayo lebih ngebut! Bentar lagi kita sampe.” Ucap Jazira, bersemangat.

“Pegangan. Kalo lo jatoh gue gak mau tanggung jawab ya.”

“Oke.”

Sinta menambah kecepatan pada motor yang sedang ia kendarai menjadi 80 km/jam dari yang semula hanya 40 km/jam, dan hal itu benar-benar membuat jantung Jazira berdetak sangat kencang, ia ketakutan.

“Sinta pelan-pelan dong! Gue gak mau mati muda, belum nikah nih.” Teriaknya.

“Gimana sih Ra? Tadi katanya suruh ngebut, giliran udah ngebut malah teriak-teriak gak jelas!” Sahut Sinta yang merasa kesal.

“Tapi gak usah ngebut banget dong!”

“Udah ah lo diem aja!”

“Ya Allah tolong lindungi hamba. Hamba gak mau mati muda ya Allah, hamba masih kepingin nikah.”

“Berisik Ra! Suara lo ganggu konsentrasi gue.” Protes Sinta.

“Makanya lo pelan-pelan bawa motornya!”

“Diem atau gue turunin lo di sini?”

“Yaudah iya, gue diem nih.”

Sinta tetap mengendarai sepeda motornya dengan kecepatan yang masih sama. Dan lima belas menit kemudian mereka pun sampai di sekolah, dari tempat parkir sudah terdengar sorak-sorai dan suara musik yang mengalun.

JAZIRA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang