Bab 10

31.2K 1.9K 9
                                    

"Kak Aisyah, ini gimana ya kok busa sabunnya gak hilang-hilang sih?"

Aisyah tertawa melihat tingkah Jazira yang kesulitan mencuci baju. Saat ini mereka sedang berada di tempat khusus mencuci baju, yang terletak di belakang rumah Kyai Abdullah berdekatan dengan taman yang sempat mereka kunjungi.

Aisyah selalu mencuci pakaian di tempat ini pada sore hari tepatnya setelah Ashar, karena selain tidak ada jam pelajaran, ia juga dapat menghemat waktu di pagi hari, karena jika mencuci baju pagi hari akan banyak pekerjaan lain yang tertunda, maka dari itu ia mengajak Jazira untuk mencuci juga.

"Kak lo kenapa ketawa sih?"

"Astagfirullah maaf, kamu itu lucu banget sih? Masa busa sabun susah hilang aja sampe kesel begitu?"

"Gue gak biasa cuci baju sendiri soalnya." Jujurnya.

"Yaudah sini aku yang bilas baju-baju kamu, kebetulan aku udah selesai."

"Makasih Kak Aisyah, lo emang teman gue yang paling baik di penjara ini."

"Kok penjara sih? Ini kan tempat mulia Ra."

"Gue gak nyaman dan gak betah di sini, pokoknya gue harus cari cara biar bisa kabur dari sini Kak."

"Kamu jangan berpikiran kayak gitu, dulu juga aku gak betah, kamu hanya belum terbiasa aja Ra. Aku yakin lama kelamaan juga kamu bakal betah di sini."

Sambil membilas pakaian milik Jazira, Aisyah terus bersholawat. Sedangkan Jazira, ia tampak tidak tahu diri, bukannya membantu Aisyah membilas pakaiannya, yang dia lakukan justru hanya melamun.

"Gue kangen banget sama Ayah, Bunda, Sinta. Ternyata yang namanya pesantren walaupun tempatnya bagus, tetap aja bikin gue tertekan."

"Ra aku udah selesai nih, kita balik yuk kayanya ini udah jam lima lewat deh, kita siap-siap sholat Magrib."

"Gue harus cari jalan pintas nih biar bisa kabur dari sini. Baru juga beberapa hari di sini, gue udah tekanan batin aja."

Jazira terus melamun dan bergumam di dalam hati, perlahan ia menjadi sangat muak berada di tempat ini, terlebih lagi setelah ia di hukum menghafalkan surah Ya-Sin, semakin rumit saja pikirannya.

"Jazira." Aisyah menepuk pundaknya.

"Kenapa Kak? Ada apa?"

"Kamu kenapa ngelamun begitu sih? Ini baju-baju kamu udah selesai aku bilas, ayo balik ke asrama."

"Makasih ya Kak Aisyah." Ujarnya sambil tersenyum.

"Iya sama-sama, yaudah ayo."

Mereka berdua pergi meninggalkan tempat mencuci baju, sampai pada akhirnya mereka sampai di kamar, Aisyah langsung pergi meninggalkan Jazira.

"Ra, aku mandi dulu ya."

"Hm."

"Kamu gak mau mandi?"

"Nanti aja deh, lo duluan aja." Jeda beberapa detik. "Eh Kak Aisyah bentar deh." Panggil Jazira ketika Aisyah sudah di ambang pintu.

"Kenapa Ra?"

"Tembok yang tadi kita lewati itu tembusnya ke mana sih?"

Aisyah mengerutkan keningnya. "Tembok?"

"Iya Kak, yang tadi itu loh yang tinggi. Apa itu tembok pembatas antar asrama?"

"Oh bukan Ra, itu tembok pembatas pesantren sama jalan raya."

"Jadi di balik tembok itu jalan raya ya?"

JAZIRA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang