Bab 12

29.5K 2.1K 9
                                    

Ini ada hari yang paling di tunggu oleh Raffa, hari wisuda Akbar Universitas Indonesia akan di selenggarakan. Kyai Abdullah serta Umi Khadijah dan juga Jazira pergi dari Jawa Timur ke Depok untuk menghadiri wisuda Raffa.

Rasanya Jazira ingin pulang ke rumah dan tidak mau kembali lagi pesantren, tapi Umi Khadijah bilang saat ini Ayah dan bundanya sedang dalam perjalanan bisnis ke Malaysia, jadi percuma juga dia pulang pun di rumahnya tidak ada orang. Menyedihkan sekali memang.

"Alhamdulillah, selamat ya nak atas pencapaian kamu. Umi dan Abi sangat bangga dengan kamu." Ujar Umi Khadijah.

"Terima kasih Mi, Raffa berhutang budi kepada Umi dan Abi."

Mata Raffa berbinar, ia berharap akan menjadi seorang dokter yang amanah sesuai nasihat Abinya. Dan ia berharap semoga Allah senantiasa melancarkan setiap proses panjang yang akan ia lalui ke depannya karena sesungguhnya perjalanan Raffa di dunia kedokteran belum selesai, tapi baru saja akan di mulai.

"Jazira."

"Iya Umi."

"Kamu gak mau kasih ucapan selamat sama Raffa?"

Pertanyaan Umi Khadijah membuyarkan lamunan gadis cantik dengan gamis biru muda yang sedari tadi hanya diam saja.

"Selamat." Ucap Jazira tanpa ekspresi.

"Gak usah kasih ucapan  kalo gak niat." Sahut Raffa dengan wajah masam.

"Umi, saya izin ke mobil duluan ya."

"Iya Ra, silakan."

Jazira segera pergi meninggalkan ruangan yang membuatnya merasa pusing karena terlalu banyak orang hilir mudik. Jazira memilih untuk menunggu di dalam mobil, namun sialnya ternyata mobil yang di sewa Kyai Abdullah terkunci.

"Kenapa gue jadi gak fokus gini sih? Udah tau mobilnya di kunci ngapain gue kesini? Panas banget lagi."

Jazira terus merutuki dirinya sendiri tanpa memedulikan orang-orang di sekitar yang sedari tadi terus memperhatikannya. Sudah hampir dua puluh menit ia berada di tempat parkir, sampai akhirnya keluarga Kyai Abdullah datang juga.

"Loh Jazira kamu kenapa berdiri di sini? Gak langsung masuk mobil aja?" Tanya Kyai Abdullah.

"Mobilnya di kunci Pak Kyai."

Raffa tertawa melihat wajah Jazira yang tampak merah karena kepanasan.

"Astagfirullah maaf ya Jazira, Abi lupa kalau mobilnya di kunci, afwan ya nak."

"Iya Pak Kyai, gapapa kok." Jawabnya sambil tertawa canggung.

Setelah melaksanakan sholat Zuhur di salah satu Masjid besar di pinggir jalan, mereka pun kembali melanjutkan perjalanan menuju Bandara yang masih lumayan jauh.

"Jazira."

"Iya Pak Kyai, ada apa?"

"Sekarang kamu kelas berapa?"

"Baru kelas sebelas."

"Kamu yakin mau tinggal di pesantren cuma sampe kelas dua belas aja?"

"Iya Pak Kyai, saya gak betah lama-lama di pesantren." Jujurnya dengan santai.

"Loh kenapa? Bukannya kamu mulai terbiasa ya sama lingkungan di pesantren?" Kini Umi Khadijah yang membuka suara.

"Saya mau kuliah di Jakarta aja Umi, saya gak mau jauh-jauh lagi dari Ayah sama Bunda."

"Kalo memang begitu, Umi cuma bisa mendoakan semoga Allah senantiasa memudahkan setiap urusan kamu ya sayang." Ucap Umi Khadijah dengan senyuman menyejukkan.

JAZIRA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang