Sebelum dibaca dimohonkan vote terlebih dahulu ya Kak😊🙏
💓💓💓
Diam adalah cara terbaik untuk menyelesaikan permasalahan
💓💓💓
Pleura berjalan santai menuju koridor kelas. tatapan demi tatapan di lewatinya begitu saja. Para penghuni sekolah sma twilight itu seperti tidak menyukainya. terkadang pleura bingung apa salah yang telah dia lakukan? Apakah ini rasanya menjadi orang cantik yang banyak memiliki haters?
"Woi cairan limfa!" teriak seorang siswi yang membuat langkah pleura terhenti.
Pleura hanya memandang siswi yang meneriaki namanya itu dengan takut. Siswi itu adalah jesylin, ketua ekskul vokal, sekaligus teman sekelasnya.
"Kerjain tugas gue!" kata jesylin sambil melempar buku tugasnya tepat di depan wajah cantik pleura.
Pleura hanya diam mendapati perlakuan seperti itu dan mengangguk menuruti apa yang dikatakan jesylin.
"Nanti kalau udah beres, lo taruh di tas gue. Gue mau ngerokok dulu di rooftop." kata jesylin sambil merogoh saku baju seragamnya mengambil satu puntung rokok.
Jesylin memang seorang badgril sma twilight yang terkenal sekolah unggul itu.
Namun Seunggul-unggulnya sma favorit pasti sma itu memiliki murid nakal. Tidak mungkin isinya murid baik-baik semua. tanpa murid nakal juga sekolah pasti akan terasa sepi. tidak ada yang keluar masuk bk, tidak ada yang berdiri di depan tiang bendera, tidak ada yang merecoki guru dan masih banyak lagi.
"Oh, iya hati-hati buka tas gue. Nanti takutnya rusak karena di sentuh sama cairan limfa!" Sambung jesylin lalu pergi meninggalkan pleura.
Pleura memandang punggung jesylin yang sudah pergi. Hidup dengan perlakuan tidak mengenakan memang tidak menyenangkan, tapi bagi pleura kebahagiaan orang lain lebih dia utamakan.
***
Kring....
Bel istirahat berbunyi.Para siswa dan siswi kelas 11 mipa 3 berhamburan keluar kelas. Diantara mereka ada yang ke kantin, ke toilet, dan ada juga yang nyamperin doi nya dahulu. Namun itu tidak bagi pleura.
Sekarang dia sedang menuliskan jawaban di buku jesylin yang membolos kelas tadi karena tengah merokok di rooftop.
Berbeda dengan teman teman sebayanya yang jika jam istirahat mereka pada pergi ke kantin bersama sahabat-sahabatnya, namun pleura tidak sama sekali.
Dia bahkan tidak memiliki sahabat di sma twilight, teman saja tidak. di kelas mipa 3 itu dia duduk sendiri, tidak ada satupun teman yang mau menemaninya.
"Selesai." pleura tersenyum senang. Dia pun segera mengumpulkan buku jesylin yang tertinggal ke ruang guru.
Setelah itu pleura mengambil bekal di dalam tasnya yang berwarna coklat susu itu. Sebelum dia menyantap bekal yang dia buat sendiri itu, pleura sudah bersiap mengangkat tangannya untuk berdoa terlebih dahulu.
"Bissmillahirrohmanirrohim, allahumma bariklana fiima rozaktana wakina adzabannar."
"Amin." celetuk seorang siswi yang bergerombolan di pojok kelas.
"Dasar cairan limfa, makan aja berdoa udah kayak anak kecil!"
Pleura hanya diam tidak menggubris hinaan dari siswi yang sedang bergerombol itu. Dia tahu pasti dia akan kalah jika beradu mulut dengan geng cabe itu!
"Woi pleura!" teriak jesylin yang menggema di sudut kelas.
Pleura terdiam.
"Lo ngasal-ngasal ya jawabnya?!" ketus jesylin marah sambil menunjukkan buku matematika yang dikerjakan oleh pleura.
"M-maksudnya?" pleura tidak mengerti.
"Gak usah bacot lo cairan limfa! Ini jelas jelas jawabannya 2 pangkat lima perdelapan kenapa lo jawab 2 pangkat 4 perdelapan?"
"O-oh, aku k-keliru je-jesylin." pleura tak memandang jesylin karena takut.
"Keliru? Gak mungkin siswi yang ikut olimpiade matematika tingkat nasional bisa keliru!"
"Eh, apa jangan-jangan lo sengaja nyalahin jawaban gue? Oh udah berani ya lo sama gue?" bentak jesylin.
Para siswa dan siswi kelas mipa 3 itu hanya menatap jesylin dan pleura dengan tatapan datar dan acuh tak acuh. Sudah biasa bagi mereka jesylin membentak pleura kasar. Toh mereka juga suka membentak pleura.
"E-enggak aku gak ada niat seperti itu jesylin." kata pleura takut.
"Lalu ini apa? Nilai matematika gue jadi 9 yah gara gara lo salah kerjainnya!"
"A-aku gak seng..."
Plak...
Sebuah tamparan mendarat langsung di pipi pleura.
"Berani-beraninya lo jawab perkataan gue!" kata jesylin murka lalu beranjak menjambak jambak rambut indah pleura kencang.
"Udah berani ya sekarang?" jesylin semakin gencar menyiksa pleura.
Bagi jesylin menyiksa pleura adalah kegemarannya.
"A-au, ampun jesylin." pleura menahan rasa sakit di kepalanya.
"Ampun kata lo? Haha gak ada ampun buat lo!"
"Jesylin aku mohon." pleura meneteskan air matanya karena kesakitan.
Sehabis menjambak rambut gadis malang itu, jesylin menendang punggung pleura yang sudah terduduk lemas di lantai.
Brak...
Tendangan itu mengenai punggung pleura.
Pleura tidak dapat membalasnya.
dia hanya dapat menangis meratapi nasibnya.Sebelum jesylin menutupi aksi bullying yang dia tunjukkan pada pleura, jessylin menutup kamera cctv di kelas mipa 3 itu dengan lakban berwarna hitam agar tidak dapat terlihat oleh guru maupun security.
"Asal lo tau pleura, lo sekolah di twilight karena dapat beasiswa bukan karena uang!"
"Jadi, lo jangan sok sekolah di twilight. ELO CUMA ANAK BEASISWA!" ketus jesylin dengan menekankan setiap kata katanya.
"Ingat pleura, urusan kita belum selesai!" jesylin meninggalkan pleura yang masih menangis.
Demi apapun, pleura ingin pulang ke rumah tuhan. Dia ingin mengadu tentang semua kejadian hidupnya kepada tuhan dan kedua orangtuanya. Namun sebelum itu tercapai pleura ingin menjadi orang yang sukses, dia ingin orangtuanya yang sudah berbeda alam dengannya melihat kesuksesannya di dunia.
Namun 4 kata yang menggelegar di hati kecil pleura saat ini adalah "ELO CUMA ANAK BEASISWA!" kata jesylin.
Di next yuk, part 2 udah ada:"
KAMU SEDANG MEMBACA
Kakak KelasKu [TERBIT]
Teen Fiction1 in #Wattys (20-12-19) TELAH TERBIT-Hidup Pleura berubah total setelah mengenal kakak kelas famous di SMAnya yang bernama Alexander Johnson. Pleura Samantha si polos yang memiliki segudang prestasi. Hidup tanpa belaian kedua orangtua membuatnya m...