Part 5 🚷Di Usir?🚷

45.3K 1.5K 164
                                    

Sebelum dibaca dimohonkan vote terlebih dahulu ya Kak😊🙏

Kring....
Bel pulang Sekolah berbunyi.

Satu persatu penghuni sekolah mulai berhamburan keluar kelas untuk pulang ke rumahnya masing-masing.

Pleura berjalan keluar kelas dengan memakai seragam yang terlihat kusam dan rambutnya yang terlihat lepek. Semua itu karena ulah Jesylin tadi, yang dengan sengaja menumpahkan kuah bakso ke kepala Pleura lalu mengenai seragamnya.

Tiba-tiba Pleura teringat akan uang bulanan yang belum ia berikan kepada bu Yeni. Pleura sudah dapat memastikan jika ia tidak membayarnya, pasti bu Yeni akan marah besar. Namun lagi-lagi ia berfikir, mau bayar dengan apa? Bukankah uangnya sudah dibakar Jesylin kemarin? Lalu berarti Pleura tidak akan bisa tinggal di apartemen itu lagi karena tidak membayar uang bulanan bukan?

Pleura bergidik ngeri sendiri. Mau tinggal dimana ia sekarang? Saudara tak punya, kakek nenek-pun entah dimana.

Tin... Tin...
Terdengar suara klakson motor.

Refleks Pleura menoleh. Ternyata pengendara motor itu adalah Alex.

"Jalan lebar, masih aja makan jalan!" kata Alex ketus.

"Eh kak Alex." sapa Pleura tanpa sadar.

Alex menaikkan satu alisnya dengan wajah tidak suka. "Kenal?"

"Kenal kok, kemarin kan kakak bonceng aku sama bermalam di rumah aku, masa lupa?" kata Pleura polos.

Alex memutar bola matanya malas, ia sangat ilfeel jika ada orang yang sok akrab dengannya.

"Minggir lo!"

Tiba-tiba sebuah ide meluncur di otak Pleura. Entah darimana datangnya Pleura langsung berucap dengan enteng.

"Kak Alex, aku boleh gak tinggal di rumah kak Alex?"

"APA?!"

"Aku boleh gak tinggal di rumah kak Alex?" Pleura berucap kembali.

"Mau ngapain lo tinggal di rumah gue?"

"Aku mau numpang tinggal sebentar aja kak, soalnya aku gak punya uang buat bayar sewa bulanan apartemenku." kata Pleura sembari memasang muka memelas.

"Terus? Gue peduli?"

"Kata bu Yeni pemilik apartemen. kalau aku gak bisa bayar aku disuruh pergi."

"Ya itu sih, derita lo!"

"Aku mohon kak. Nanti kalau aku sudah punya uang, aku bakal sewa apartemen sendiri kok."

"Gak!"

"Kenapa sih, semua orang pada jahat sama aku? Gak mau membantu aku? Padahal aku sudah baik kepada mereka semua, kalau mereka kesusahan dalam pelajaran aku selalu membantu. Tapi kenapa setiap aku minta bantuan gak ada yang mau? Sudah jelas dimata mereka, mereka menatapku dengan kebencian. Aku bingung, dimana letak kesalahanku? Dimana?!" tangis Pleura pun pecah seketika itu juga.

"Lo curhat?"

Jleb!

Sakit ya, udah bicara panjang lebar namun yang di ajak bicara malah ngacangin.

"Menurut kakak?"

"Menurut gue sih, gue gak peduli."

"Minggir, atau gue tabrak!" sambung Alex kasar, lalu melajukan motornya dengan kecepatan tinggi.

"Kapan ya, semua orang baik sama aku?"

***

Ceklek.

Ceklek.

Ceklek.

Pleura mengernyitkan dahinya bingung. Menatap pintu apartemen yang tak dapat dibuka. Padahal cara membuka pintu apartemen di tempat Pleura, hanya dengan menempelkan sidik jari pada tombol di samping pintu. Hal itu sudah berulang kali Pleura lakukan, tapi malah gagal.

Apakah ada kesalahan teknisi di tombol itu sehingga pintu tak dapat dibuka?

Pleura pun berjalan menuju kamar apartemen milik bu Yeni untuk menanyakan terdapat kesalahan teknisi pada pintunya.

Namun sebelum pergi, mata Pleura teralihkan pada satu buah koper dan buku-buku pelajaran yang berserakan di tangga apartemen. Pleura bingung melihat koper dan buku-buku itu yang mirip dengan yang dimiliki Pleura.

"Pergi kamu!" tiba-tiba suara dingin menyambut Pleura.

"Bu Yeni?"

"Kalau gak bisa bayar itu, gak usah sewa apartemen saya!" bentak bu Yeni.

"Emangnya kamu aja yang mau tinggal disini? Banyak yang ingin tinggal disini bukan cuma kamu!"

"T-tapi-"

"Mana janji kamu yang akan bayar uang sewa, mana?" potong bu Yeni.

"Mau nunggu uang dari pemerintah lagi? Maaf saya tidak bisa menunggu! Saya butuh kepastian."

Bu Yeni lalu menendang koper Pleura serta melempar buku-buku Pleura dengan kasar.

"Bu, j-jangan bu." Pleura menangis.

"Kalo gak punya uang, ngapain kamu sewa apartemen?!"

"Banyak gaya sih hidup kamu! Segala Sekolah di SMA favorit, nyewa Apartemen yang mahal, padahal gak bisa bayar!"

"Pergi kamu!"

"Bu, Pleura mohon."

"Sudah sudah, saya sudah tau apa yang ingin kamu bicarakan. Itu barang-barangmu. Sekarang pergi kamu dari sini. Pergi!" bu Yeni mendorong tubuh Pleura dengan kasar.

Pleura yang memang lemah, lagi-lagi terjatuh dan hanya dapat menangis.

***

Alex sedang berada di balkon kamarnya sembari menghisap putung rokok di tangannya. Tak lupa dengan Alkohol yang selalu menemani hari-harinya.

Menjadi anak broken home yang hidup tanpa kasih sayang kedua orang tua, membuatnya keras kepala dan suka berbuat seenaknya.

Alex membenci mama dan papanya. Mereka hanya bisa menafkahi Alex lewat transfer uang ke atm-nya dengan nominal yang lumayan besar. Tapi mereka tidak bisa memberikannya kasih sayang seperti orang tua kepada anaknya.
Mereka hanya mementingkan ego masing-masing sehingga bercerai dan tidak memperdulikannya lagi.

Bagi Alex, semua kemewahan yang diberikan kedua orang tuanya itu tidak ada apa-apanya di bandingkan dengan kasih sayang dari orang tua untuk anaknya.

Menurutnya kasih sayang tidak bisa di bayar dengan uang!

Alex membenci pujian murid Twilight yang bilang bahwa dirinya adalah orang yang paling bahagia hidup di dunia.

"Sudah anak dari pemilik yayasan, ganteng, kaya raya, kapten basket, ketua osis pula, siapa yang tidak mau hidup enak seperti itu?"

Bullshit!

Seseorang hanya dapat menilai kehidupan orang dari luar, namun tidak dapat menilai dari dalam.

Tok.. Tok..
Sebuah lamunan menyadarkan Alex.

"Buka."

Ceklek.

"Permisi tuan, ada gadis yang ingin bertemu tuan. Dia ada di ruang tamu." ucap Lian, seorang pria berumur 20 tahun yang tak lain asisten pribadi Alex.

"Siapa?"

"Gak tahu, tuan."

"Kenapa gak tahu?"

"Saya belum kenalan, tuan."

"Bodoh." umpat Alex, lalu berjalan menuju ruang tamu.

Terkadang Alex tak habis pikir mengapa dia menjadikannya Lian sebagai asistennya. Lian memang baik dan jujur, tapi terkadang otaknya sengklek yang menjadikan Alex kesal.

Wah, siapa nih gadis yg datang ke rumah Alex? Penasaran? Langsung cuss aja ke Dreame:)

👉👉👉

Kakak KelasKu [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang