Part 4 🍁Penyelamat?🍁

46K 1.7K 220
                                    

Sebelum dibaca dimohonkan vote terlebih dahulu ya Kak😊🙏

🍁🍁🍁

Tak terpikir olehku bahwa dia menyelamatkanku

🍁🍁🍁

Pleura menyeruput air hangat yang diberikan Alex. Sewaktu Jesylin ingin membunuh Pleura, terdengar jejak kaki seseorang yang membuat Jesylin pergi dengan mengurungkan niatnya. Dan ternyata orang itu adalah Alex.

Singkat cerita, pada malam itu Alex sedang berkelana mencari makan malam untuk mengganjal perutnya yang kosong, di sekitar Jalan Sultan Agung, tepatnya di dekat area Gedung Tua itu. Namun tanpa sengaja mata-nya teralihkan kepada Gedung Tua yang tidak berpenghuni itu, Alex melihat kobaran api yang melingkar melalui jendela di Gedung itu.

Merasa ada yang tidak beres dengan Gedung Tua itu, Alex pun langsung menerobos masuk. Dan ternyata ia menemukan gadis yang sedang terduduk lesu di tengah-tengah api yang melingkarinya sembari menangis ketakutan. Tak disangka ternyata gadis itu adalah Pleura. Adik kelasnya yang pingsan karena terbentur bola basket kemarin.

Sebagai manusia kita dianjurkan untuk saling tolong menolong. Mau tak mau Alex akhirnya menolong Pleura dan mengantarnya pulang dengan Alamat yang Pleura berikan kepadanya. Tidak hanya itu Pleura meminta Alex menemaninya sebentar saja karena ia masih merasakan trauma atas kejadian itu. Alex sempat menolaknya berulang kali, namun melihat kesedihan gadis itu Alex jadi tak tega dan mengurungkan niatnya untuk pulang.

"Udah mendingan?" tanya Alex hati-hati.

Pleura diam. Kejadian yang ia alami ini benar-benar membuatnya trauma.

"Siapa nama lo?" tanya Alex kembali.

"Pleura."

"Kenapa lo bisa terjebak di lingkaran api itu? Siapa yang melakukannya?"

Hening.

"Lo punya mulut gak sih?" kini Alex menaikkan nada suaranya. Jujur saja Alex paling membenci jika ia dikacangin seperti itu.

"Cih, percuma yah Tuhan memberi lo mulut tapi lo enggak mempergunakannya. Kenapa gak sekalian aja Tuhan membuat lo bisu?" sambung Alex sarkastik dengan sindiran pedasnya di tambah lagi dengan nada ketus, membuat orang yang mendengarnya bergidik ngeri.

"Kak, aku mohon kakak bermalam disini untuk sehari saja." pinta Pleura tiba-tiba.

"Apa?" Alex terkejut

"Enggak, gue mau pulang!"

"Sehari aja kak, aku mohon."

"Lo kira gue cowok apaan? Jangan manfaatin rasa kasihan gue ke elo ya!" kata Alex ketus.

"Plis kak."

"GAK!"

"Gimana dengan seragam sekolah gue jika gue bermalam disini? Jangan bilang kalau gue pakai seragam lo."

"Tenang kak, aku punya seragam siswa kok. Aku dapat pas aku menang lomba. Aneh sih, bukannya aku dapat seragam siswi malah dapat seragam siswa. Kata pembawa acaranya seragam siswi nya habis, jadi sebagai penggantinya aku dapat seragam siswa." Pleura malah curhat.

"GAK."

Mendengar itu Pleura malahan menangis sekencang-kencangnya. Melihat Pleura menangis Alex merasa kasihan sekarang, Alex memang seseorang pria yang tidak bisa melihat wanita menangis. Mau tak mau Alex harus menuruti permintaan gadis menyebalkan itu.

***

Pleura turun dari motor sport Alex. Ya, pagi itu Alex berangkat sekolah dengan Pleura.

Para penghuni sekolah yang melihat seorang Alex membonceng gadis itupun langsung terkejut melihatnya. Bahkan sampai ada siswi yang pingsan karena terkejut juga panik.

Kakak KelasKu [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang