Dear Diary, 03 feb 2019.
Wahai hati, mengapa engkau membuat ku tersiksa seperti ini. Mengapa?! Apakah kamu tahu bahwa aku lelah jika harus terus begini. Aku benci ini, aku benci situasi ini, saat aku mungkin mulai mencintaimu, aku mulai mengharap kan mu, dan aku tak tahu apa yang kau rasa? Oh tuhan tolong lah aku ini.
✖✖✖
"Woy ran, ngelamun ajaa"
"Eh vino? Kamu ngapain disini? Sekarang kan hari sabtu Sekarang bukannya libur? Atau aku salah yah? Loh tapi kok kam-"
"Stop ranii. Kamu itu kalo ngomong pake titik ama koma napa. Ngomong kok gadaa berhenti nya" jawab vino dengan nada kesal.
"Ih iya deh maap, jan baper gitu dong:v smile dong smile:v"
Vino pun sedikit tersenyum karena tingkah ku yang terkesan seperti anak TK.
"Nah gitu dong senyum, kan jadinya ganteng:)"
"Makasih udah sebut aku ganteng, kamu juga cantik"
Jawaban vino membuat pipi ku terasa panas dan rasanya ingin terbakar.
"Makasih vin" jawabku dengan malu malu walaupun di dalam hati aku senang mendengar nya.
Dan itu membuat ku berfikir lagi dan lagi
'Vino suka ga smaa aku? Kalo iya gimana? Ehh ranii jangan berharap ketinggian ntar jatoh sakit deh'"Woy ran, etdah ngelamun lagi dia"
"Hah apa vin? Aku ga dengerin?"
"Heem, udah lah. Aku mau to the point ajaa"
'To the point? Maksudnya apaan nih? Aduh kok jadi deg degan gini sih. Waduh jan sampe gw pingsan di depan dia'
"To the point apaan nih vin? Ga ngerti gw?"
"Maksud gw itu mau ngajak kamu ran. Kamu mau ke restoran yang di depan komplek ga? Katanya makanan nya enak enak, mau ga?"
'Aelah, Ngomong kek daritadi. Cuma mau ngajak makan doang susah amat, kan jadinya gw berharap lebih kan"-" ampe hampir jantungan juga gw'
"Woy ran, ngelamun lagi. Lagi sakit ya? Kalo gitu gajadi deh, lain kali aja"
"Ehh siapa yang sakit?! Sotoy deh. Jadi lah, Hayuk kita goww"
"Emang kamu udah mandi?"
Itu membuat ku teringat bahwa aku baru saja bangun tidur sekitar 45 menit yang lalu, dan aku duduk di teras depan, dan begitulah.
"Oiya ya. Lupa aku vin, bentar yaa. Tungguin loh jan ninggalin"
Aku pun segera berlari masuk ke dalam rumah, dan langsung masuk ke kamar, mengambil handuk dan mandi. 15 menit kemudian aku sudah selesai mandi, aku menggunakan celana kulot berwarna biru dongker dan sebuah kemeja berwarna putih yang terlihat casual, tidak lupa rambut ku aku kuncir tinggi. Sehingga terlihat bahwa aku ini ternyata feminim jika berpakaian seperti ini. Aku hanya butuh waktu sekitar 35 menit untuk siap siap, lalu aku segera berlari ke luar rumah, namun aku melupakan sesuatu, aku belum pamit pada orang tua ku, aku pun segera menemui mereka yang sedang sibuk masing masing.

KAMU SEDANG MEMBACA
Friend Zone
RomantizmRasa Bisa Muncul Dari Mana Saja. Bahkan Dari Seseorang Yang Selalu Bersama Mu Selama 9 Tahun. Aku Mencintai Nya, Namun Dia Nya Seperti Biasa Biasa Saja. Apakah Dia Tidak Tau Perasaan Ku? Atau Aku Terjebak Di Friend Zone?.