Cool Down (Prolog)

4.7K 152 14
                                    

Seorang pria muda tampan, berpenampilan macho dan berambut blonde baru saja menjentikkan jarinya memanggil waitress untuk datang ke mejanya. Di samping kanan dan kirinya ada dua orang gadis berpenampilan seksi dengan pakaian yang kekurangan bahan tengah asyik bersandar manja di pundak sang pria. Sang pria terlihat sangat nyaman berada ditengah-tengah wanita berkelakuan liar seperti itu.

"Hey, coba kau tambah lagi minumanku," ucap sang pria pada seorang waitress yang datang menghampiri mejanya.

"Paulo sayang, sebaiknya sudah cukup kau minum malam ini. Kau bisa mabuk dan kalau kau mabuk, siapa yang akan mengantar kami pulang?" ucap salah satu gadis yang duduk disisinya.

"Hey, tenang saja baby. Kalian bisa pulang bersama sahabatku yang sebentar lagi akan datang kesini. Itupun kalau aku mabuk. Tapi tenang saja, aku tidak akan mabuk semudah itu," ucap sang pria bernama Paulo itu.

"Memang siapa sahabatmu itu? Apa dia juga sehebat kau, sayang?" tanya gadis kedua yang juga duduk disisi Paulo.

"Hmmm.... Bahkan dia lebih hebat dariku. Kalian akan dibuatnya melayang dan aku jamin, kalian pasti akan meminta lagi dan lagi. Dia benar-benar gentleman!" ucap Paulo membuat kedua gadis itu membulatkan mata dengan takjub.

"Whuuu.... We will see! Sehebat apakah sahabatmu itu!"

.
.

Robert James Reid. Ia biasa dipanggil James. Muda, tampan, kaya, pewaris tunggal tahta kerajaan bisnis Reid Coorporation. Siapa yang tak mengenalnya?

Seperti malam ini, mobil Ferari sport miliknya baru saja memasuki halaman parkir sebuah club ternama di kota tempat tinggalnya, dan petugas vallet parking pun langsung dengan ramah menghampirinya untuk menawarkan diri memarkirkan mobilnya dengan pelayanan ekstra tentunya. Selang beberapa detik dari kedatangannya, 2 unit mobil vellfire juga memasuki halaman club. Di dalam kedua mobil tersebut terdapat 12 orang bodyguard yang setia mengawal sang tuan muda kemanapun ia bepergian. Kemanapun!!

Mengenakan celana jeans dan t-shirt  dari sebuah brand ternama dunia sudah menjadi style nya sehari-hari. Sneakers dari berbagai macam brand desainer sepatu ternama pun selalu menempel di kakinya. Seperti juga malam ini, dengan balutan t-shirt gucci dan sepatu dengan brand yang sama, ia melangkah masuk ke dalam club bersama seorang wanita. Dengan mesra ia menggandeng wanita itu dan beberapa pengunjung yang mengenalinya, langsung menatap heran kearahnya. Gadis manakah yang beruntung bisa berkencan dengan seorang Robert James Reid dan bisa  berada di mobil yang sama dengannya? Bahkan selama ini ia dikenal sudah mengencani puluhan gadis tanpa pernah berada dalam satu mobil yang sama dengannya.

"Hey bro! How are you? Long time no see, huh!" Paulo bangkit dari duduknya dan menyambut sahabatnya.

"I'm fine, bro! And how about you?" James menerima uluran tangan Paulo dan mereka pun saling ber 'toast'.

"Ako? Seperti yang kau lihat, masih bahagia," jawab Paulo sambil melirik ke kanan dan kirinya dimana ada dua gadis yang duduk bersamanya. James pun langsung menggelengkan kepalanya menangkap maksud dari sang sahabat.

"Kau tidak pernah berubah rupanya," sahut James sambil menghempaskan pantatnya di sofa bersama gadis yang datang bersamanya.

"Hufth!! Ternyata aku salah prediksi ya, bro. Kupikir kau datang sendirian jadi aku memesan dua gadis sekaligus untuk kita berdua malam ini. Tapi ternyata kau..........." ucapan Paulo menggantung. Ia menunggu jawaban dari James sambil terus menatap kearah gadis yang datang bersama James.

"Owh, sorry. Kenalkan, dia Lauren. Kakak perempuanku. Lebih tepatnya, kami satu ayah tapi beda ibu. Setelah puluhan tahun lamanya, ayahku baru menemukannya dan sekarang, ia tinggal bersamaku di Manila," jelas James membuat Paulo terkejut.

Conquer The PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang