Found You, Love...

2.3K 163 24
                                    

Nadine memeluk gadis yang mengantarnya ke bandara dengan erat sambil terus mengucapkan terima kasih karena telah banyak membantunya. Berkali-kali pula ia meminta pertolongan pada sang gadis untuk merahasiakan kepergian ini dari siapapun. Nadine hanya perlu menenangkan diri sejenak tanpa bermaksud melarikan diri untuk selamanya.

"Jaga diri baik-baik disana. Semoga kau menikmati liburanmu dan jika kau membutuhkan sesuatu, jangan segan-segan untuk menghubungi. Kau gunakan saja apartemenku disana dan anggap saja seperti milikmu sendiri. Tenangkanlah dirimu selama yang engkau mau," ucap sang gadis kepada Nadine.

"Aku gak tahu harus membalas ini semua dengan apa. Tapi untuk saat ini, aku hanya bisa bilang.... Terima kasih. Terima kasih banyak," jawab Nadine sambil menggenggam erat tangan sang gadis.

"Aku senang bisa membantumu, Mrs.Reid. Setelah merasa tenang, pulanglah. Hadapi masalahmu dengan wanita yang kau curigai sebagai kekasih James itu."

"Baiklah. Akan kuikuti saranmu. Aku pergi dulu. Bye......."

Nadine melambaikan tangannya kemudian membalikkan badan dan melangkah menjauh diiringi lambaian tangan dari sang gadis. Mereka belum lama saling mengenal, namun nampak sangat begitu akrab bak sahabat yang memulai pertemanan sejak mereka kecil.

.
.
.
.

Barbara's Heritage Restaurant, Manila

James masih mendesak Yassi untuk mengatakan sesuatu. Beberapa saat yang lalu, mereka membuat janji untuk bertemu di restaurant ini dan membicarakan sesuatu. Yassi terlihat sangat terkejut saat mengetahui jika Nadine pergi dari mansion James tanpa memberi keterangan dan penjelasan apapun.

Berkali-kali Yassi mengucap sumpah jika ia benar-benar tidak tahu menahu mengenai keberadaan Nadine, namun berkali-kali juga James mengatakan jika ia tidak percaya akan jawaban yang Yassi berikan.

"Untuk terakhir kalinya, miss Yassi. Dimana Nadine? Dimana kau sembunyikan istriku?"

"Istriku? Sepertinya dia bangga sekali menyebut kata itu," batin Yassi.

"Dyne Yassi Pressman!!!"

"Aku gak tahu, James! Nadine gak bilang apa-apa! Bahkan aku baru tahu kalau dia pergi dari berita yang kau bawa ini. Mama dan papa juga tidak mengetahui soal ini sama sekali. Aku bersumpah, James! Justru sekarang aku menjadi khawatir, bagaimana jika terjadi sesuatu padanya?" dengan mata yang berkaca-kaca, Yassi menjelaskan yang sejujurnya pada James.

"Kalau kau memang tidak tahu, lalu sekarang dia pergi kemana? Astaga! Tidur dimana dia malam ini? Makan apa dan..........." ucap James membuat Yassi terpana melihat sosok pria angkuh di hadapannya kini terlihat sangat mengkhawatirkan seorang wanita dengan begitu bersungguh-sungguh.

"Apa sebelumnya kalian bertengkar?" tanya Yassi.

"No! Kami baik-baik saja. Hanya saja, sepertinya ia salah paham akan kehadiran saudara perempuanku yang baru saja tiba dari luar negeri. Sepertinya dia berpikir, jika saudariku itu.... Adalah kekasihku," jelas James membuat Yassi ternganga.

"Nadine cemburu?" tanya Yassi dan James hanya mengendikkan bahunya.

"Entahlah."

"Kalian sudah saling mencintai?" tanya Yassi lebih lanjut namun nampaknya James enggan membahas soal itu.

"Bisakah kau tidak bertanya soal itu? Fokusku sekarang, hanya mencari keberadaan Nadine. Daddy bisa membunuhku jika saat ia tiba di Manila minggu depan nanti, ia tak mendapati menantunya berada dirumah kami," ucap James dan Yassi pun hanya memilih untuk diam.

Conquer The PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang