5 tahun setelah Bulan Lunar bergantiDisebuah tempat, di lintasan waktu yang semakin melaju. Tepatnya di lantai satu Perpustakaan Daerah Serang. Kau tersenyum kepadaku diantara deretan buku baru yang dipajang dengan tanganmu bekerja keras membuka helai demi helai kertas buku yang aku tidak ketahui jenis buku apa yang sedang kau baca.
Dan aku terkejut bercampur heran. Mungkin kau langsung mengenalku karena tampilanku tidak banyak berubah selama beberapa tahun belakangan ini.
Tapi kau? Dimana semua jubah raksasa yang kau kenakan dulu? dimana semua jilbab superbesar yang kau pakai dulu? Dan bahkan wajahmu. Yang aku masih ingat hanyalah senyummu yang tak berubah. Tapi kemana perginya wajah bercahaya itu? Yang aku lihat sekarang hanyalah satu ton bahan-bahan kecantikan yang menempel rapi di wajahmu karena kau hias. Dan rambutmu yang berwarna hitam bercampur merah pekat terurai panjang hingga menyentuh bahu.
Aku mencoba untuk memperkenalkan namaku kembali, tapi aku tidak berani menanyakan namamu. Karena itu aku secara ekstra memutar memori pikiranku ke masa lampau untuk mengingat sebuah nama yang diberikan oleh bapak-ibu mu.
Dan seperti dulu, kau bukan orang yang suka basa-basi. Sebab setelah aku menyebutkan namaku, kau langsung menarikku keluar dari tempat buku dan menuju keruang audiotorium. Dan disana tiba-tiba saja kau berkata tentang keterkaitan antar perempuan,Tuhan,tubuh,tabu,dan keambiguan.
'' AKU ADALAH JALANG, SUDAH BERAGAM LELAKI YANG MENCICIPI TUBUHKU! ''
Sebuah pengakuan yang menyentakku. Awalnya aku tidak meseriusi perkataan mu, tapi kata-kata mu yang lirih, kata-kata mu yang menusuk, kata-katamu yang luka, membuatku terdiam dan mendengar perkataanmu hingga tuntas.
Aku merekam semua perkataan yang masuk kedalam telingaku, mulanya perkataanmu hanya berisi tentang sebuah pengakuan,penderitaan,dan penyesalan. Namun semakin lama aku mencoba merekam kisahmu, semakin aku menjadi tertunduk. Sebab yang kau katakan dengan kata-kata yang lurus,mantap , dan berat, telah menusukku, menusuku kaumku. Termasuk juga imanku.
Kau tak lagi percaya dengan hal ibadah, iman dan juga agama. Lantaran kau telah dikecewakan oleh suatu konsep cinta,lelaki,dan nikah. Hingga Tuhan pun kau tak sujudi lagi.
Kau menertawakan dirimu sendiri, menertawakan semua perilaku di masa lampau yang telah kau perbuat dan menganggap itu sebagai suatu hal yang bodoh. Kau menyinyir dengan kalimat-kalimat jelek yang tidak seharusnya terlontar dari mulut seorang calon pembawa surga ditelapak kakinya.
Saat ini aku hanya berpikir tentang satu hal, Kemana semua gagasan tentang akidah yang kau pernah ucapkan dengan begitu semangat? Mengapa semua itu dapat kau lupakan dan kau gores dengan begitu mudahnya? Aku melihatmu sekarang bukan lagi sebagai wanita yang penuh kecerdasan melainkan seorang wanita yang penuh dengan kemunafikan.
Aku sekarang tidak mengetahui dimana posisi aku seharusnya berada. Haruskah aku memihak diposisi mu dan mencoba untuk memahami kekecewaan yang kau rasakan? Atau haruskah aku tetap berada diposisi dimana aku berharap untuk dipertemukan dengan seseorang wanita muslimah yang pernah mengajakku berdebat mengenai akidah muslim ?
Pada akhirnya karena aku sudah tidak tahan lagi mendengar semua celotehan yang kau ucapkan, aku mengakhiri pembicaraanku denganmu dan mengucapkan salam kepadamu, namun alih-alih menjawab salamku, yang kudapat adalah satu kedipan mata darimu.
Sungguh perotasian bumi itu memang ada.
YOU ARE READING
Jalang
Lãng mạnTerseret deras nya ombak kehinaan. Terjatuh dalam kubangan kedustaan. Tenggelam dalam lautan penuh dosa. Hidup bagai di dunia antah-berantah. aku? bahkan tidak mengenal siapapun. jangan salahkan aku jika aku melakukan ini.