POV CHANGED
TYAS POV
Tak terasa sudah terhitung hampir dua pekan aku terkurung didalam kamar kos. Ragaku sudah menjadi serapuh ini dan sekering ini.
Kupaksakan tubuhku yang telah kehilangan kematangannya untuk bangun dari kasur tidurku yang telah usang.
Aku berjalan kearah cermin besar yang terletak disudut kamarku untuk melihat kondisi penampilanku.
Ah, betapa kagetnya aku ketika melihat pantulan diriku sendiri di cermin. Aku sudah lama tidak bercermin. Dan sekarang aku seperti terhina oleh penampilanku sendiri.Menyadari betapa aku tidak seperti dulu lagi dengan pipi yang berisi dan wajah yang sumringah. Sekarang penampilan ku lebih seperti seuntai rating pohon. Kurasakan daging pipiku seperti dihisap oleh ketakgairahan hidup dan pengapnya kamar yang tak pernah lagi terapikan dan disinari matahari pagi.
Wajahku kini cekung dan pipiku tidak lagi kenyal. Tulang iga ku menonjol dalam lipatan kulitku yang mengerut. Demikian pula mata ini. Mata yang dulu memancarkan aura keindahan kini mulai menyipit dan sayu. Rambutku pun mulai merontok, nyaris seperti kehilangan akarnya. Tubuhku, mengapa ia bisa menjadi serapuh ini? Apakah ini adalah efek dari kecupan berbagai macam lelaki yang telah mendarat di berbagai anggota tubuhku? Atau mungkin tubuhku turut ikut lelah seperti hati ku yang sudah lelah menerima sayatan demi sayatan ? Keduanya itu mungkin saja benar.
Dan lagi-lagi aku hanya bisa mendengus kasar.Kupaksakan kakiku yang layu untuk berjalan mengitari rumah kos. Aku berhenti di halaman depan rumah kos dan duduk didekat rimbunan bunga. Tanganku sekali dua kali mengambil kerikil dan melempari dua kupu-kupu yang hinggap di puncak kopak-kopak bunga.
Aku tidak suka kehadiran kupu-kupu itu dihadapanku.
Kupu-kupu hanya memperlihatkan keindahan dan kelembutannya. Karena warna bulunya yang bercorak seperti dilukis, membuat keindahan nya bertambah.
Aku sebetulnya lebih suka pada kalong. Aku suka bulu hitamnya.
Dan juga kalong adalah binatang malam pekerja yang mencari mangsanya pada larut malam. Sama sepertiku.Kalong dengan kekuatan nya sendiri melanglangi dunia malam untuk memenuhi rezekinya. Tidak seperti kupu-kupu yang memasuki rumah-rumah penduduk dan terkadang hanya diam saja di kain jendela rumah orang. Mirip pengemis-pengemis rumahan.
Tapi sebetulnya kupu-kupu juga dapat di ibaratkan sepertiku. Aku dan kupu-kupu sama-sama senang bersolek menampilkan bulu indah kami untuk menarik mangsa.Satu lagi kerikil kupungut untuk mengusir kupu-kupu yang tak menarik hati itu untuk menjauh dan berharap agar kalong menggantikannya. Tapi aku menyadari bahwa ini pagi hari. Kalong pasti sedang beristirahat karena lelah setelah semalaman bekerja keras untuk mencari mangsa.
Lamunanku atas kupu-kupu dan kalong terpecah ketika ponsel ku berdering dengan sangat keras dan hampir memekakan telingaku. Aku mengambilnya dan mengangkat nomor telepon yang tak kukenal.
Sebuah suara berat khas lelaki tua terdengar di telingaku.
" Malam ini bisa? "Tampaknya rezeki sedang berpihak.
"Bisa. Sediakan tempat saja lalu kirim alamatnya kepada saya. "
"Berapa tarif biaya nya? "
"Saya sedang tidak bisa bermain 'bawah' kita bermain 'atas' saja. Kena 300ribu untuk sejam "
"Kenapa tidak bisa? Saya tambahkan uang 200ribu, bagaimana? "
"Saya bilang tidak bisa yah tidak bisa! Cari psk lain saja kalau begitu! "
" Jangan galak-galak dong neng, nanti cantiknya hilang loh. Yaudah jam 7 malam yah, nanti saya kirim alamatnya. "
Tanpa menjawab apapun kututup teleponnya.
Untuk yang kesekian kalinya aku mendengus. 'Malam ini aku akan menguncup sperma dari seorang pria lagi'.
Sesungguhnya aku membenci fakta bahwa lelaki 'bejat' seperti dia adalah ladang rezekiku.
.......................................................................
Vote !
![](https://img.wattpad.com/cover/177365668-288-k37371.jpg)
YOU ARE READING
Jalang
RomanceTerseret deras nya ombak kehinaan. Terjatuh dalam kubangan kedustaan. Tenggelam dalam lautan penuh dosa. Hidup bagai di dunia antah-berantah. aku? bahkan tidak mengenal siapapun. jangan salahkan aku jika aku melakukan ini.