Rika ishige as Dilara Oktovinova
Lo harus banyakin senyum, jangan tunjukin muka datar lo itu. Lo itu udah kaya es bernyawa.
(Asgar Satya Danadyaksa)
"Dilara tunggu" Asgar berhasil mencekal tangan Dilara. Namun, respon yg diberikan Dilara adalah memberi hantaman keras pada hidung Asgar sehingga mengucurlah darah segar dari hidung Asgar."Maaf saya tidak sengaja" Dilara masih menunjukan air muka tidak bersalah walaupun sudah meminta maaf.
"Arghhh.. engga papa. Ternyata pukulan lo lebih kerasa dari pukulan preman tadi pagi" Asgar memaksakan senyum nya agar terlihat baik-baik saja di depan Dilara.
"Ikut saya" Seperti kerbau di cucuk hidungnya Asgar pun mengikuti arah kaki Dilara yg ternyata menuju UKS.
"Sebaiknya kamu obati luka kamu, dan segera kembali ke kelas. Tidak baik anak baru bolos pelajaran. Apalagi kamu terbilang cerdas, tidak baik juga menemani saya saat saya sedang di hukum"
"Gue kan temen lo"
"Berhenti menyebut diri kamu adalah teman saya, jauhi saya dan jangan ganggu saya! Kamu pasti paham bahasa saya bukan?" Seketika muka Dilara berubah jadi menyeramkan, tidak seperti Dilara yg biasanya di dalam manik mata berwarna hitam itu terlihat kilatan kemarahan yg amat besar.
"Permisi" Dilara pergi menjauh dari Asgar untuk kembali ke belakang taman.
"DILARAAAA.." Teriakan Asgar tidak di gubris oleh Dilara.
Bel yg dinantikan oleh para murid pun telah tiba, yaitu bel tanda sekolah telah selesai. Dengan sigap Asgar menghampiri bangku Dilara untuk mengajak nya pulang bersama.
"Lo pulang sama gue ya" Asgar menunjukan senyum nya yg mempesona agar Dilara mau pulang dengan nya.
"Tidak"
"Ayolah" Asgar masih terus merengek pada Dilara.
"Tidak" Dilara menjawab dengan ketus. Jawaban tersebut justru membuat para gadis di kelas tersebut pun geram pada Dilara dan melemparkan tatapan sinis serta meremehkan.
"Sekali ini aja"
"Lebih baik kamu ajak pulang para gadis yg sedari tadi menatap saya tidak suka, permisi" Asgar tidak tinggal diam, dia menghadang pintu kelas agar Dilara tidak bisa lewat.
"Come on"
"Bisa tolong minggir?"
"Ayolah"
"Bisa bahasa manusia?"
"Lo harus banyakin senyum, jangan tunjukin muka datar lo itu. Lo itu udah kaya es bernyawa"
"Bukan urusan kamu" Dilara menepis kasar tangan Asgar hingga Asgar limbung dan hampir jatuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
AS-LARA
Teen Fiction"Saya dilahirkan bukan untuk bahagia, saya adalah kepingan lara yg tersingkap secara tidak sengaja. kamu adalah satu-satu nya lelaki yg mau tau apapun masalah saya walaupun saya engga untuk bercerita. kamu tetap mendengar, walau saya berniat untuk p...