Tidak pernah ada kata yg mampu mendefinisikan seberapa bahagianya saya hari ini.
(Dilara Oktovinova)
"Asgar bangun..Asgar...kamu lupa hari ini ada janji dengan saya? Asgar"
Ve yg baru turun dari tangga menatap Dilara bingung karna dipagi ini Dilara sudah mengetok pintu kamar Asgar sambil berteriak."Eh buset, kesambet setan apa lo pagi-pagi udah gedor-gedor kamar nya Asgar" Ve memicingkan mata nya dan menyentuh dahi dari sahabatnya itu.
"Raa, lo ga sakit kan?" Dilara segera menepis tangan Ve.
"Saya ada janji dengan Asgar untuk pergi ke tempat tarung"
"Oh kencan?"
"Bukan kencan ve, hanya pergi ke arena tarung".
"Ohhh" Ve tersenyum licik ke arah Dilara.
"Lo suka sama Asgar?" Ve mendekatkan wajahnya ke wajah Dilara yg malah tetap datar dalam keadaan apapun.
"Jauhkan wajah kamu dari saya" Dilara menoyor kepala Ve.
"Ih gitu aja sensi, udah ah. Gue mau keliling masion dulu. Siapa tau ada pelayan lo yg agak bening sedikit yg dengan tega lo pekerjain dia sebagai budak lo" Ve berlalu dengan mengibaskan rambut ombre nya yg baru.
"Asgar bangun" Keadaan kamar masih sepi tanpa ada tanda-tanda Asgar akan segera membuka pintu.
"Pelayan, bawakan saya kunci serep kamar ini"
"Baik nona"
Tidak lama seorang pelayan wanita memberikan kunci kepada Dilara. Pintu pun berhasil terbuka dan Dilara segera mengahampiri Asgar yg masih meringkuk di atas kasur dengan selimut tebal sampai batas leher yg hanya meyisakan kepala nya saja."Asgar bangun, kamu ada janji dengan saya hari ini" Dilara menguncang pelan tubuh Asgar.
"Asgar" Dilara mengguncang sedikit agak kencang.
"Asgar" Dilara membalik tubuh Asgar dan terkejut karna Asgar mengigil dan wajahnya terlihat pucat.
"Asgar hey, Asgar. Bangun Asgar" Dilara menepuk pelan pipi Asgar dan menyentuh dahi nya.
"Demam, badan kamu panas"
"Laa...lllaaa..lara" Asgar memanggil Dilara dan kemudian dia tidak sadarkan diri.
"Pelayan...pelayan" Dua penjaga berbadan kekar datang tergopoh-gopoh mendengar teriakan Dilara dari dalam kamar.
"Ada apa nona?"
"Panggilkan Dokter William sekarang juga"
"Baik nona".
Tidak berselang lama dokter william datang dengan tas medis nya.
"Dokter cepat periksa teman saya"
"Yes miss"
Ve yg sedari tadi keluar dari mansion pun kaget karna Dilara terus mondar-mandir didepan pintu kamar Asgar dan ada dokter yg sedang memeriksa Asgar didalam.
"Ra, Asgar kenapa?" Ve pun panik karna ia baru melihat Dilara yg mulai khawatir dengan keadaan Asgar.
"Ra,tenang" Ve marangkul Dilara, tanpa di duga Dilara menangis dalam rangkulan nya.
"Ra, Asgar ga akan kenapa-kenapa?"
"Dia teman saya, saya akan menjaga dia"
"Iya ra iya"
Tidak berselang lama dokter William pun keluar dari kamar."Don't worry miss. Dia hanya deman biasa, saya akan memberikan resep untuk penurun demam nya"
"Tapi dia tadi tidak sadarkan diri sir"
KAMU SEDANG MEMBACA
AS-LARA
Novela Juvenil"Saya dilahirkan bukan untuk bahagia, saya adalah kepingan lara yg tersingkap secara tidak sengaja. kamu adalah satu-satu nya lelaki yg mau tau apapun masalah saya walaupun saya engga untuk bercerita. kamu tetap mendengar, walau saya berniat untuk p...