Jatuh cinta itu rumit Ra, gue cuma mau jatuh cinta sama orang yg memang mau jatuh cinta sama gue.
(Asgar Satya Danadyaksa)
Selama diperjalanan terlihat sekali bahwa Ve yg sangat menikmati perjalanan ini. Dia tidak henti-henti nya bercerita hal apa saja yg akan dia lakukan setibanya di Maldives nanti."Nanti disana, gue mau cari cowo bule terus gue bawa pulang ke indonesia. Hem gue bayangin mereka yg cuma pake celana pendek, badan berotot, perut sixpack. Yaampun gue kok melting gini ya" Wajah Ve berubah menjadi sumringah saat membayangkan bahwa dia akan bertemu lelaki impian nya di Maldives.
"Eh Ra, kok lo diem aja? Kenapa? Lo takut ketemu cinta lama lo?" Ve memandang Dilara dengan tatapan menyipit.
"Cinta lama?"Asgar yg sedari tadi hanya diam kini membuka suara untuk menanyakam cinta lama Dilara.
"Kamu.."Dilara menatap tajam ke arah Ve.
"Hehe pis Ra, lo ngeri kalo natap gue begitu. Ntar bisa-bisa gue di turunin dari pesawat ini"
"Jangan dengar apa kata Ve, saya tidak pernah jatuh cinta" Penjelasan Dilara yg penuh penekanan seolah meminta Asgar untuk tutup mulut dan menyimpan seluruh pertanyaan dalam hati dan otak nya.
"Nona, sebentar lagi pesawat akan mendarat. Nona bisa bersiap-siap dari sekarang" Seorang penjaga berbadan kekar menghampiri Dilara untuk memberitahu bahwa pesawat akan segera mendarat.
"Ah udah mau sampe aja di Maldives Ra"
"Asgar, kamu tidak berniat membersihkan diri kamu dulu?"
"Ahh iya. Gue masih pake kolor sama kaos ya. Yaudah gue mandi dulu"
"Pesawat akan mendarat 20 menit lagi, kamu masih punya waktu"
"Ah iya Ra" Asgar segera menuju toilet untuk membersihkan dirinya, ia semakin kagum dengan interior yg ada di dalam pesawat tersebut semua serba mewah dan lengkap. Selesai membersihkan diri, Asgar segera menghampiri Dilara dan Ve. Ve sedang sibuk berdandan sedangkan Dilara hanya menatap ke luar jendela melihat awan yg bergumul seperti kapas.
"Ra, kita ga papa ga sekolah?"
"Kamu takut ketinggalan pelajaran?"
"Sedikit"
"Aduh Gar, jangan takut. Dilara kan anak yg nyumbang donasi terbanyak di yayasan sekolah. Sekolah itu juga punya keluarga nya Dilara. Tapi ya itu, Dilara ga mau identitas dia kebuka sama orang-orang termasuk guru-guru disana. Makanya mereka pada ngeremehin Dilara. Mereka aja yg ga tau siapa Dilara. Yg mereka tau kan, Dilara itu sama kaya kita. Cuma murid biasa, siapa sangka dia yg tiap hari jalan kaki ini adalah keluarga dari yg punya sekolahan" Jelas Ve panjang lebar.
"Bener Ra?"
Dilara tidak berniat menjawab nya dan masih menatap ke arah jendela.
Setibanya mereka di Maldives, mereka segera menuju ke mansion keluarga Oktovinova di Maldives."Ra, ini rumah siapa? Kok asal masuk aja?" Asgar tidak henti bertanya terus menerus pada Dilara.
"Mansion almarhum ayah saya. Jangan banyak bertanya. Masuk saja"
Asgar yg mendengar itu hanya mengangguk.Setibanya di anbang pintu, banyak pelayan yg menunduk hormat pada mereka.
"Selamat datang Nona. Mari saya antar ke kamar Nona. Tuan, Nona mari ikut saya juga"
Asgar tidak hentinya mengagumi isi dari rumah tersebut. Ukiran kayu nya, lukisan nya, pilar yg menyangga rumah tersebut hingga terlihat sangat kokoh,
"Ini kamar Tuan, silahkan istirahat tuan". Pelayan itu pun pergi meninggalkan Asgar dan membawa serta Ve dan Dilara.
"Ini kamar Nona Dilara, di sebelah itu kamar untuk Nona" Pelayan tersebut menunjukan kamar untuk Ve dan Dilara.
KAMU SEDANG MEMBACA
AS-LARA
Fiksi Remaja"Saya dilahirkan bukan untuk bahagia, saya adalah kepingan lara yg tersingkap secara tidak sengaja. kamu adalah satu-satu nya lelaki yg mau tau apapun masalah saya walaupun saya engga untuk bercerita. kamu tetap mendengar, walau saya berniat untuk p...