Perjalanan

6 0 0
                                    

Seterusnya kamu tidak akan paham, memiliki segalanya bukan berarti saya benar bahagia
(Dilara Oktovinova)

"Lara, lo beneran baik-baik aja kan ya?" Asgar tampak khawatir dengan keadaan tangan kanan Dilara yg terkena pisau usai menyelamatkan ibu di pelabuhan tadi.

"Kamu khawatir?" Dilara menatap Asgar dengan intens.

"Ya jelas gue khawatir. Emm.mm maksud gue, gue ini khawatir sama tangan lo, itu infeksi nanti kalo ga di obatin" Asgar nampak canggung karna di perhatikan sedekat itu oleh Dilara.

"Mana Ve?"

"Gue ga tau Ra, mungkin lagi cari cowo. Kaya lo ga tau Ve aja"

"Iya" Dilara menatap lurus ke arah pantai dengan ombak yg saling berkejaran, dan angin yg berhembus menerbangkan anak rambut Dilara. Dilara menikmati nya dengan memejamkan mata nya.

"Lo bener spesial Ra. Andai aja gue bisa milikin lo" Asgar membatin dalam hati sambil melihat wajah Dilara yg cantik nya secara alami tanpa make up berlebihan.

"Asgar"
Asgar yg tergugu langsung menjawab Dilara, dan segera memalingkan wajahnya lurus kedepan agar tidak ketahuan karna diam-diam dia memperhatikan wajah Dilara sedari tadi.

"Kamu suka jalan-jalan?" Dilara masih menatap lurus ke arah pantai tanpa melihat Asgar.

"Ya, tentu. Semua orang suka jalan-jalan kan. Gue juga suka"

"Tempat apa yg ingin kamu datangi?" Dilara menatap Asgar masih dengan raut wajah yg datar.

"Emmm..emm. gue suka alam terbuka. Gue pengen ke gunung semeru, disana ada ranu pani sama ranu kumbolo" Asgar menjelaskan dengan antusias kepada Dilara.

"Kalau luar negeri, kamu mau kemana?"

"Emmm luar negeri ya? Gue pengen ke maldives, venice, sama ke paris buat liat sungai siene. Cuma tempat itu yg pengen gue datengin. Tapi ga pernah kesampean karna orang tua gue super sibuk. Jadi gue dirumah cuma sama kakek gue".

"Oh oke. Besok kamu tidak usah sekolah, bilang ke Ve juga. Besok dia juga tidak usah sekolah" Kali ini wajah Dilara tampak serius. Seperti di hipnotis, Asgar hanya mengangguk tanda meng-iyakan ajakan Dilara.

"Lebih baik kita pulang, kamu antar saya pulang. Biar Ve diantar oleh supir saya dan penjaga saya"

"Oh iya"
Sepanjang jalan Dilara dan Asgar hanya diam membisu satu sama lain.

"Asgar"

"Iya Ra?"

"Apa kamu tidak lapar?" Asgar baru ingat bahwa mereka hanya makan cemilan sewaktu di pantai tadi.

"Oh iya Ra, lo mau makan apa?"

"Kita berhenti di perempatan jalan itu saja! Disana ada bakso, dengan mie ayam yg menurut saya itu enak"

"Oh oke" Asgar pun menepikan mobilnya di pinggir jalan.

"Ra, tempat ini? Gue kira kita ke restoran?"

"Memang kenapa? Kaki lima dan restoran menurut saya sama saja" Dilara berlalu meninggalkan Asgar yg masih mematung di dalam mobil.

"Yaampun non Lara. Udah lama ga kesini. Non kemana saja?" Seorang ibu tua menghampiri Dilara dan memeluk Dilara seperti saudara jauh yg baru bertemu.

"Saya banyak urusan bu, bagaimana usaha ibu?" Dilara tersenyum teduh sambil terus mengajak sang ibu pemilik warung bakso mengobrol ringan.
Asgar segera menghampiri mereka yg tampak asyik mengobrol.

"Ehemmmm" Asgar berdehem dan kedua pasang mata segera mengalihkan perhatian ke Asgar.

"Bu, ini teman Lara. Namanya Asgar"

"Atuh kasep pisan non. Idung nya mancung, mata nya bagus. Aduh ini mah cocok buat non Lara" Asgar yg mendapat pujian itu merasa malu.

"Dia hanya teman saja bu" Dilara memperjelas kalau ia dan Asgar hanya teman.

"Non lara mau makan mie ayam sama bakso kan? Saus nya yg banyak, ayam nya yg banyak pake ceker" Ibu itu menawarkan menu kesukaan Dilara jika makan di warung bakso ini.

"Ibu tau saja" Dilara tersenyum.
Asgar yg melihat pemandangan itu langsung mengabadikan dengan ponsel nya.

"Cantik memang" Asgar bergumam pelan bahkan sangat pelan hingga tidak ada yg mendengarnya.

"Asgar, kamu mau pesan apa?"

"Gue bakso, ga pake mie ya"

"Tunggu ya non, sama akang kasep"
Ibu itu pun berlalu.

"Ra, lo ga malu makan disini. Lo kan anak orang kaya?"

"Semua sama saja, tidak ada beda nya"

"Lo pasti seneng punya segalanya" Asgar menampilkan senyum terbaiknya.

"Seterusnya kamu tidak akan paham, memiliki segalanya bukan berarti benar saya bahagia" Dilara menjawab dengan datar.

"Maaf Ra"
Tak berselang lama pesanan mereka pun datang. Suasana makan mereka pun membeku tanpa ada yg membuka suara. Asgar memperhatikan Dilara yg makan dengan lahap mie ayam tersebut.

"Emmm Ra"

"Ada apa?"

"Sorry ya" Asgar mengambil tisu dan membersihkan sudut bibir Dilara yg terdapat sisa saus
Seketika Dilara mematung. Dan mengambil alih tisu tersebut untuk membersihkan dirinya sendiri.

"Terimakasih"
Asgar menggaruk tengkuk nya yg tidak gatal.
Setelah selesai makan, mereka segera pulang kerumah.

"Kamu tau rumah saya?"
Dilara heran kenapa Asgar tahu rumah nya padahal dia belum pernah mengajak Asgar untuk berkunjung kerumahnya.

"Gue waktu itu ngikutin lo. Waktu lo selesai tarung"

"Penguntit yg cerdas, kamu tidak mau mampir?"

"Ahh engga. Ini udah malem"

"Saya masuk dulu"
Dari dalam mobil Asgar melihat para penjaga Dilara menyapa nona muda mereka dengan wajah yg kaku.

Keesokan hari,  saat subuh Dilara sudah ada di depan rumah Asgar bersama Ve.

"Astaga Lara, Ve kok kalian tau rumah gue?" Asgar masih dengan muka bantal nya menghampiri mereka.

"Lo lupa, Lara ini siapa? Jangankan rumah lo. Riwayat hidup lo aja bakal dia dapet kalo dia mau"
Asgar hanya nyengir.

"Masuk mobil, kita akan segera berangkat ke maldives"

"Apa? Lo ga salah Ra? Maldives?" Asgar tidak percaya dengan apa yg Dilara katakan.

"Tapi gue belom packing, gue kesana pake kolor sama kaos aja? Kakek gue aja ga tau"

"Saya sudah minta ijin ke kakek kamu" Ini lebih mencengangkan bagi Asgar

"Sudah ayo berangkat"
Asgar masih tidak percaya, baru kemarin ia bilang bahwa ia ingin ke Maldives dan sekarang ia akan pergi ke Maldives bersama Dilara dan Ve.

"Loh Ra, kok kita ga ke bandara?"

"Ih ihh kamu ini polos banget sih. Kita pake jet pribadi keluarga nya Dilara lah gar"

"Jet pribadi?"
Mereka memasuki kabin jet keluarga Oktovinova.

"Semua yg kalian butuhkan sudah saya siapkan. Kalian hanya memakai nya saja"

"Ah sahabat gue ini pengertian banget yaampun. Udah ajak gue jalan-jalan. Ehh sekarang kebutuhan kita udah di siapin"
Dilara merasa agak risih karna Ve memeluknya dengan sangat erat.

"Yuhu maldives kami datang" Ve dengan girang mengacungkan tangan nya ke udara.

Ngaret ya update nya? Maaf ya hehehe. Soalnya authornya lagi sibuk.
Semoga kalian suka part ini. Salam sayang muaahh❤❤❤❤💕💕💕💕💕

AS-LARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang