CHAPTER 2

369 37 0
                                    

Di medan latihan askar di dalam kawasan istana kerajaan Phoenix, kedengaran suara senjata beradu. Kelihatan para pahlawan negeri menghunus pedang dan memanah. Sudah menjadi rutinitas mereka buat latihan perang setiap hari. Di tengah medan...kelihatan ketua prajurit berbadan mungil lagi latihan pedang dengan anak-anak buahnya. Walaupun berbadan mungil, enggak dinafikan bahawa si mungil mempunyai kekuatan yang harus diancungi jempol. Dia Byun Baekhyun, yang telah menyandang pangkat sebagai ketua prajurit negeri sekaligus pengawal raja selama 8 tahun.

BAEKHYUN's POV

Para prajurit sedang istirahat lalu aku memilih untuk duduk di bawah pohon yang besar di tepi kolam.

“Hahhhh. Lelah sekaliii~~...”

Tiba-tiba ada yang menepuk pundakku.

“Baek... Ternyata kamu di sini. Kamu lagi dicari oleh Tuan Jinhyuk.”

Lelaki mungil bermata kucing itu duduk di sebelahku. Ternyata dia Minseok, sahabat terdekatku satu-satunya, merangkap ketua koki istana.

“Kenapa Tuan Jinhyuk mencari aku, Seok?”

“Tidak tau. Beliau memberitahuku bahawa ada hal penting yang ingin dibahas”

“Ternyata begitu. Baiklah aku ke ruangannya dulu.”

“Baiklah.”

Kulangkahkan kakiku menuju pintu ruangan berbahan kayu dengan ukuran antik. Setelah mengetuk pintu itu, terdengar suara dari dalam yang mengizinkan aku untuk masuk.

“Ada apa tuan hamba memanggil hamba?”

“Byun Baekhyun? Terlebih dahulu aku meminta agar kamu tidak berbicara formal denganku. Panggil saja Jinhyuk hyung.”

Choi Jinhyuk.... Pemuda dengan kulit sawo matang dan bermuka tegas tapi rupawan di waktu yang bersamaan.

Tuan Jinhyuk yang merupakan ketua menteri istana memintaku supaya tidak berbicara formal dengannya?

“Tetapi tuan.. Bisa saya tahu mengapa? Maaf sebelumnya. Tapi saya merasa lancang jika harus memanggil seorang ketua menteri tanpa embel 'Tuan' apalagi jika hanya memanggil dengan nama.”

“Mari ikut aku.”

Kulangkahkan kakiku mengikut jejak Tuan Jinhyuk ke taman bunga di belakang istana.

*NORMAL POV*
*Di Taman*

“Baek.. Aku hanya selalu dibuat kagum denganmu ketika kamu lagi latihan.” ujar Jinhyuk.

“Maksud tuan??”

Jinhyuk memasang senyuman semanis mungkin di hadapan Baekhyun *nya*.

“Bukankah Minseok tadi mengatakan bahawa ada hal yang penting ingin pemuda di hadapnya ini bicarakan kepadaku?” Baekhyun dibuat tertanya-tanya di dalam hatinya.

“Tuan, bisa saya tahu perkara penting apa yang ingin tuan bahas bersama saya?” Sepertinya pemuda Byun di hadapannya ini cukup keras kepala dan tetap teguh ingin memanggilnya 'tuan'.

Tuan Jinhyuk yang terhormat itu tiba-tiba berganjak dari tempatnya berdiri dan memeluk Baekhyun. Erat sekali sehingga tiada jarak di antara mereka berdua.

“Sudah kuperingatkan jangan memanggilku 'tuan', Byun Baekhyun... Dan sebenarnya tidak ada perkara penting yang ingan aku bicarakan. Aku hanya ingin mengenalmu dengan lebih dekat.”

“Tu.. tuan Jinhyuk?

“Jinhyuk hyung, Baek!”

Pipi Baekhyun sudah merona seperti kepiting rebus. Sadar akan jarak mereka yang bisa dibilang terlalu intim, Baekhyun menolak pemuda terlebih kalsium yang masih adem memeluknya.

“Ba.. Baiklah. Jinhyuk... hyung?”

“Benar. Teruskan memanggilku seperti itu. Aku sudah lama memperhatikanmu semasa latihan prajurit. Entah mengapa aku ingin kenal lebih dekat denganmu.”

*Baekhyun's POV*

Aku merasa tidak enak mendengarnya yang meminta untuk berkenalan denganku. Dan dia memberitahuku sudah memperhatikanku sekian lama?

Aku merasa malu sendiri dan ingin segera pergi dari sana.

“Hy.. Hyung.. Sebaiknya aku pamit terlebih dahulu. Aku masih perlu latihan.”

“Baiklah.. Hyung memahami itu. Selamat bertemu lagi nanti, ByunBaek!”

Aku terburu-buru melangkahkan kakiku untuk menjauh. Di tengah jalan untuk kembali ke tempat latihan, tiba-tiba ada yang menarik lenganku dengan kasar. Aku ditarik ke gudang peyimpanan senjata. Tempatnya berhabuk sekali dan memiliki penerangan yang minim. Kucoba untuk melihat wajah orang yang udah menarikku barusan.

“Perlakuan murahan apa yang sudah kamu lakukan dengannya ...?”

DEG... suara berat khas jantan yang amat dalam dan serak...Sudah pasti aku mengenal suara itu.

“AKU TANYA KAMU MELAKUKAN APA DENGANNYA!!”
Tiba-tiba aku dibentak oleh namja jangkung yang mengenakan pakaian khas raja berwarna merah tersebut. iyaaa dia ialah raja kerajaan Phoenix, Park Chanyeol.

“Ampun Tuanku..” Kutatap lantai gudang yang dipenuhi jerami padi karena enggak berani bertentang mata dengan Raja Park.

*NORMAL POV*

“Nngghh... Tu... Tuan.. ” Baekhyun tiba-tiba mendesah. Sebuah tangan kekar yang hangat masuk ke dalam pakaian perang Baekhyun. Tangan si dominan memelintir puting Baekhyun sambil ngusep ngusep dada Baekhyun yang empuk...

“Kamu harus aku beri pelajaran, jalang..”

Dengan tergesa-gesa, Raja Park buka satu persatu pakaian perangnya Baekhyun lalu ngehimpit Baekhyun ke dinding bagi mempersempit jarak...

“Beraninya kamu melayan lelaki lain selain diriku.”

“Ngghhhh..”

Raja Park menjilat dan mengulum leher mulus Baekhyun sehingga ninggalin bekas kemerahan yang banyak. Lalu ciumannya turun ke dada Baekhyun yang tetap mulus kulitnya walaupun dia selalu melakukan tugas yang kasar sebagai ketua prajurit.

Keduanya sudah bertelanjang bulat. Tanpa membuang waktu si dominan terus masukin penisnya ke dalam lubang sempit si submisif tanpa sebarang pelumas atau pemananasan. Baekhyun nangis tatkala penis yang super jumbo dan berurat itu merobek lubang sempitnya. Walaupun sudah berkali-kali dibobol oleh Raja Park, tapi lubangnya tetap sempit banget seperti lubang perawan.

Jadi Baekhyun sudah selalu ditidurin oleh Raja Park? Jawapannya iya.

“Ahhh shhh oohhh.... lubangmu sempit sekalishhh jalanghhhh”

Yang dominan terusan mengenjot penis besar beruratnya ke dalam lubang sempit si submisif. Desahan keras dari keduanya memenuhi ruang gelap itu.

“Chanyeolhh... Terus.. Lebih dalamhhh”

PLAK! Namja jangkung tersebut tiba-tiba menampar si mungil.

“Jangan pernah engkau sebut nama aku, jalang!”

“Hiks... Hiks..berkali-kali disakiti dan disetubuh, cintaku terhadapmu tetap tidak akan pernah pudar, chan” batin namja mungil itu dalam hatinya..

Setelah 10 tumbukan terakhir, akhirnya si jangkung menumpahkan spermanya ke dalam si mungil. Cairan hangat itu memenuhi lubang si mungil hingga meluber ke paha dalamnya. Si jangkung pangeran, Raja Park seterusnya bangun dan mencengkam lengan si mungil, Byun Baekhyun dengan kasar sehingga terdapat bekas kemerahan.

“Sudah enyahlah kamu dari sini!”

Si mungil yang ditolak ke lantai gudang yang kotor itu tidak bisa menahan air matanya. Lalu diambil pakaiannya yang berselerakan dan memakainya dengan cepat dan langsung keluar dari ruangan berhabuk itu. Si mungil berjalan tertatih ke kamarnya.

*Kamar Baekhyun*

“Hiks.. Apa dosaku? Kenapa dia begitu tega, Tuhan?”

NEXT¿¿


#OwnNoey

Gomawo. Mianhae. SaranghaeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang