CHAPTER 7

296 38 4
                                    

~FLASHBACK ON~

*BAEKHYUN's POV*

Hujan makin deras seakan menumpahkan kesedihan penduduk awan di atas sana. Aku duduk memeluk kakiku di bawah atap kedai makan ramyun yang sudah tutup. Aku kedinginan... Dan tidak punya uang yang cukup untuk mencari tempat berteduh yang hanget.

Iyaa kakiku kini sudah menjejak kota Phoenix. Namun, perjalananku untuk ke istana pusat kerajaan harus tertunda karena hujannya lebat sekali.

Kriukkk... Ahh aku lapar. Dari dua hari kemaren belum makan karena harus hemat bekalan yang kubawa. Dan uang... Aku memang asalnya tidak mempunyai uang yang banyak karena di panti aku sepenuhnya ditanggung.

Hahh... Kulihat gerabak seorang paman tidak jauh dari tempat aku berteduh. Sepertinya paman itu berniaga bungeoppang. Tidak buruk juga kalau di hari dingin seperti ini aku makan sesuatu yang hanget dan yang terutama, harganya murah.

Setelah membeli beberapa ketul bungeoppang aku kembali duduk berteduh di kedai ramyun itu. Sambil menanti hujan untuk reda dan berharap semoga aku mampu mendirikan kebahagiaanku sendiri di kota kelahiranku ini...

~FLASHBACK OFF~

*NORMAL POV*

Ini sudah ronde kesepuluh. Bukannya lelah, si dominan malahan semakin bertenaga. Tempo di bawah sana semakin melaju.

CROOT... CROOT... Jutaan sperma nya kembali memenuhi lubang si mungil.

Chanyeol terusan mengenjot lubang Baekhyun. Sehingga Baekhyun sepenuhnya pingsan di atas ranjang itu.

*CHANYEOL's POV*

Ini sudah lewat tengah malam. Kami sudah bermain sepuluh ronde. Cihh tidak kusangka jalang ini memiliki energi yang sangat bisa diancungi jempol. Kulihat dia di bawah kungkungan ku sudah melemah... Apa dia pingsan??

CROOT.. sekali lagi, aku muntahkan seluruh spermaku ke dalamnya. Setelah kusadar tidak ada sebarang pergerakan di bawah sana, aku segera melirik si mungil. Ternyata dia sudah pingsan?? Ckck...

Kucabut penyatuan kami. Kuambil selimut buat menyelimuti tubuh polos kami berdua. Samar-samar dalam pencahayaan yang minim, kuamati wajah submisif itu.

Deg... Hatiku tiba-tiba bergemuruh. Ternyata wajahnya begitu cantik. Selama ini, setelah habis melakukan seks, aku biasa langsung meninggalkannya. Namun beda dengan malam ini. Aku jadi ingin mengamati wajahnya lebih lama. Kupeluk tubuh mungil tidak berbenang itu seposesif mungkin. Apa dia benaran namja? Kenapa kulitnya mulus sekali? Padahal dia selalu bertempur dengan pedangnya.

Seketika perasan dendamku kembali mengisi hatiku. Menyadarkanku atas kelalaian aku sekarang. Sialan! Aku tidak boleh jatuh ke dalam pesonanya! Dia hanyalah jalang... yang berasal dari keluarga yang telah memusnahkan keluargaku! Dengan segera aku melepaskan pelukanku. Kuambil pakaianku dan segera memakainya. Dengan langkah besar aku kembali ke kamarku.

Setibanya di kamar, aku segera membersihkan tubuhku yang lengket dan berbau sperma. Setelah mandi, kurebahkan tubuh atletis ku ini ke atas ranjangku. Wajah jalang itu tadi sekali lagi masuk ke dalam kotak pikiranku. Berputar perlahan menampilkan wajah rupawannya. Ckck. Kenapa jantungku berdegup kencang sekali??

Aku segera menghapus bayangannya dari otakku. Daripada terus memikirkan jalang tidak berguna itu, mendingan aku menyusun agenda pembalasan dendam yang lebih kejam. Tiba-tiba aku menyadari sesuatu. Kenapa selama ini jalang itu tidak pernah melawanku? Walupun disiksa menjadi budak seks setiap hari? Dapat kusimpulkan... Dia telah jatuh cinta kepadaku.. Hahaha jalang yang malang. Lancang sekali dia mencintaiku. Baiklah... Aku tahu rencanaku selanjutnya..

Gomawo. Mianhae. SaranghaeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang