CHAPTER 3

287 38 1
                                    

Baekhyun jalan tertatih ke kolam air panas. Setelah sampai, dia merendamkan diri ke dalam kolam tersebut.

*BAEKHYUN's POV*

“Aaahh....rasanya nyaman sekali..”

dengan tiba-tiba air mataku menitis tanpa izin dariku...

“hikss. Sampai kapan.. Kenapa dia tega melakukannya. Apa yang telah aku lakukan sehingga dia merusak hidupku?”

Jantungku berdetak cepat...sangat sakit rasanya. Selama ini kerjaku hanya memanah dan memenggal yang bersalah.. Apa rasanya sesakit hatiku sekarang? Atau luka hatiku yang masih basah ini lebih menyakitkan? Hiks...Aku jadi ingat sama orang tuaku beserta kenangan kami sebelumnya.

Ayahku dulu bekerja sebagai salah satu tabib di istana kerajaan Phoenix. Kami sangat jarang bertemu karena tabib istana yang tidak mempunyai pangkat tidak dibenarkan membawa keluarga mereka untuk tinggal di istana. Biasanya kami sekeluarga, ayah, ibu dan aku hanya akan berkumpul dan meluangkan waktu sekali seminggu.

Suatu hari, ayahku dikhabarkan mati kecelakaan sewaktu dalam perjalanan untuk ke bukit Nami untuk mencari herba baru untuk istana. Manakala, ibuku pula mati tiga hari setelah pemakaman ayahku kerana dibunuh. Beliau ditemukan tewas dengan panah yang tertanam tepat di jantungnya. Aku tidak pernah mengetahui siapa pembunuhnya dan apa alasan dia membunuh ibuku karena seperti tidak ada jejak yang ditinggalkan. Aku yang waktu itu berusia 5 tahun setelah kehilangan kedua orang tuaku dibesarkan di panti asuhan di kampung seberang. Setelah menginjak usia 13 tahun, aku kabur dari panti asuhan dan kembali ke kota Phoenix bagi memulai hidup yang baru.

~FLASHBACK~

*BAEKHYUN's POV*

“Pangeran? Istana? Jadi dia orang bangsawan?”

Dia pergi tanpa pamit denganku. Namanya Park Chanyoon. Apa dia benar seorang pangeran? Kota ini diperintah oleh golongan Phoenix yang bermarga Park. Wajar saja kalau tiada sesiapa yang tahu akan salasilah keluarga Phoenix karena mereka tidak akan memberitahu identitas anggota keluarga mereka yang belum mencapai umur 18 tahun. Iyaa walaupun aku baru berusia 5 tahun, tapi aku cukup mengerti akan aturan tersebut.

*NORMAL POV*

“Wah bisa jadi juga dia adalah bakal raja di masa depan. Nama marganya sudah jelas Park. Jadi apa benar dia adalah keturunan diraja? Astaga Baekkie bermimpi apa kemarin sampai bisa ketemu dengannya?”

Baekhyun kecil melanjutkan langkahnya sambil memegang payung yang diberi oleh anak lelaki yang dikenalinya dengan nama Park Chanyoon sebentar tadi.

*CHANYEOL's POV*

Petang itu hujan turun dengan lebatnya. Aku memilih untuk berjalan-jalan di sekitar taman permainan yang terletak agak jauh dari istana. Di taman yang sepi itu, aku melihat seorang namja mungil duduk meringkuk memeluk pahanya di bawah pohon yang besar. Dia sepertinya kedinginan. Aku segera menghampirinya..

“Apa yang tuan hamba lakukan di sini?”

Aku menggunakan bahasa istana untuk menyapanya. Dia mendongak dan seketika wajahnya seperti kaget melihatku? Aku menelusuri setiap lekuk wajahnya. Mata sipit seperti puppy, hidung bangir yang kecil dan sempurna letaknya. Dan bibir mungil yang merekah menarik perhatianku.

“Kamu siapa?” Dia bertanya kepadaku.

“Apa aku bilang aja identitas aku yang sebenarnya? aaah.. Tidak tidak.. rakyat di sini tidak boleh tau siapa aku” batinku.

“Perkenalkan, aku Park... Park Chanyoon.”

“hahh mendingan aku jangan kasitau nama sebenar aku” lanjut batinku.

Aku sengaja memalsukan namaku karena tidak mungkin aku memberitahu identitasku yang sebenarnya sebagai keturunan diraja. Keluargaku memiliki peraturan bahawa rakyat tidak boleh mengenali identitas kami selagi usia kami belum menginjak 18 tahun.

“Oooh aku Byun Baekhyun. Panggil saja Baekkie ^^” Dia tersenyum menampilkan eyesmiles nya. Manis sekali~~~

Kami lanjutkan berbual. Dalam waktu yang singkat, kami sudah seperti teman dekat. Tiba-tiba dua orang pengawalku menghampiriku.

“Pangeran, ternyata tuan pangeran di sini. Sudah puas kami keliling istana buat mencari tuan. Sebaiknya tuan segera pulang sekarang karena ada berita yang kurang menyenangkan di istana.” ujar salah satu dari mereka.

Berita apa sehingga memerlukanku untuk hadir? Tanpa membuang waktu aku segera mengikut para pengawalku tanpa berpamitan terlebih dahulu dengan si mungil yang baru aku kenal itu.

*ISTANA KERAJAAN PHOENIX*

*CHANYEOL's POV*

Aku memasuki ruangan keluarga yang terletak jauh di tingkat bawah tanah istana. Mengapa mereka menggunakan ruangan keluarga dan bukannya ruang mesyuarat? Sepertinya ini adalah pertemuan antara anggota keluarga diraja tanpa melibatkan mana-mana pembesar istana.

Di dalam ruangan, bisa kulihat semua anggota keluarga diraja sudah mengambil tempat duduk masing-masing. Paman-pamanku dari luar kota, saudara-saudara dan adikku....Semuanya hadir. Ibunda juga sudah siap siaga di tempat duduk paling hujung. Tetapi sebentar. Di mana ayahnda?

“Chanyeol... Sini nak”

Aku menatap mata sembab ibu. Apa ibu menangis? Aku baru sadar bahawa semua di dalam ruangan itu berwajah muram.

“Ada apa ini?” batinku dalam hati.

Aku mengambil tempat duduk di sebelah adikku, Park Jongin.

Tiba-tiba paman Park Changmin berdiri dari tempat duduknya.

“Tujuan rapat ini diadakan ialah bagi mengkhabari seluruh kerabat kerajaan Phoenix akan berita sedih yang telah menimpa Raja Park Donghae.”

“Ada apa dengan ayahnda?” tanyaku dalam hati. Aku menunggu paman Changmin melanjutkan ucapannya.

“Raja Park telah ditemukan tewas dalam kamar baginda satu jam yang lalu. Tabib istana telah mengesan racun yang terhasil daripada herba di dalam tubuh baginda.”

Aku tergamam. Tangan ku bergetar. Ini seperti mimpi. Mana mungkin? Air mata kian minitis membasahi pipiku. Memoriku bersama ayahnda berputar seperti kaset rosak di dalam otakku. Kepalaku semakin memberat. Akhirnya aku pingsan tidak sadarkan diri.

NEXT¿¿ (VOMENT Juseyooo^^)


#OwnNoey

Gomawo. Mianhae. SaranghaeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang