Dua : Keributan

45 6 2
                                    

Bel masuk sekolah sudah berdering sepuluh menit yang lalu, lorong-lorong kelas yang sedari tadi ramai dengan lalu lalang para murid pun menjadi sepi.

Sementara di tempat lain, semua murid baru berkumpul di aula yang kini dijadikan sebagai tempat diadakannya materi MOS.

Kiara yang tercatat sebagai murid barupun sudah tak perlu ditanyakan lagi keikutsertaannya dalam agenda ini, karna sekarang dia sudah  terduduk dibarisan yang tidak terlalu belakang namun juga tidak terlalu depan, bisa dibilang tengah-tengah.

Berbeda dengan murid baru lain yang duduk hikmad dengan pandangan lurus menatap pemateri, mata Kiara justru menatap seseorang yang duduk disamping pemberi materi itu, yang disebelahnya juga terdapat siswi berparas cantik yang bertugas sebagai moderator.

Siswa yang menjadi titik fokus Kiara adalah Kanaka, setelah tadi pagi terjadi drama antara dirinya dengan Kanaka, pada akhirnya Kiara berangkat kesekolah diantar oleh supir pribadi keluarganya.

Materi tetap berlanjut, sesekali Kiara menuliskan hal-hal yang menurutnya penting ke dalam buku tulisnya.

Namun, entah mengapa rasa jengah mulai menderap dirinya, bohlam matanya yang sedari tadi menyala 100 watt pun sekarang meredup tinggal 30 watt.

"Hoaaammm....!!"

Kiara sudah tak bisa menyembunyikan lagi rasa kantuknya, sinergi rasa lelah yang menderap tubuhnya dengan materi yang terasa menjemukan semakin membuat rasa mengantuknya semakin besar.

Posisi duduk yang pas membuat Kiara leluasa untuk menguap, dan sekarang satu tangannya sudah bertumpu diatas meja, jarinya ia miringkan kebawab untuk menumpu wajahnya agar tidak terlalu kentara kalau ia mengantuk dan ingin tertidur.

Kiara keenakan dengan kegiatannya, namun berbeda dengan seseorang yang duduk di sebelahnya yang kini duduk resah ditempatnya.

Sedari tadi, gadis didekat Kiara itu merasa sedikit terusik dengan pandangan siswa disamping pemateri.

Pasalnya, siswa laki-laki yang merangkap sebagai anggota osis itu menatapnya tajam, seolah dia adalah mangsa yang siap dimakan kapan saja.

Namun, yang sedikit membingungkan disini adalah, siswa laki-laki itu menatapnya sesekali menatap kearah samping dirinya, lalu ? Apa maksudnya ?

Damnt !

Sekarang gadis itu tau, ternyata tatapan tajam itu adalah sebuah titah untuk menyadarkan seseorang disamping dirinya yang tak lain adalah Kiara.

Gadis itu menyikut lengan Kiara, sesekali menepuk pundaknya agar Kiara segera menghentikan kegiatan mengantuknya.

"Ki, bangun Ki.."

Gadis itu berucap seperti berbisik, takut jika kegiatannya akan menarik perhatian dari murid baru lain.

"Eum ! Ada apa sih Dis ? Gue ngantuk, belum istirahat dari semalem, gue tidur bentar."
Kiara berkata seperti bergumam.

"Tidurnya nanti aja, sekarang lo dalam bahaya, kak Naka ngliatin lo terus dari tadi, tatapannya tajem lagi, takut gue." Mendengar nama seseorang yang disebut oleh Dista, tengangan bola mata Kiara pun kembali menjadi 100 watt, kesadarannya seketika penuh dan kini matanya sudah menatap lurus kedepan.

"Mana ? Lo boong kan Dis ? buktinya dia nggak natap gue tuh ! Ah udah ah, gue mau lanjut tidur lagi."

Bukan salah Kiara jika dia tidak percaya dengan ucapan Dista, lantaran memang ketika dia melihat kearah Kanaka, kakaknya itu tidak menatap ke arahnya, justru dia malah melihat kakak tirinya itu sedang diperhatikan seseorang gadis yang duduk pas disampingnya, yang sesekali curi-curi pandang.

KANAKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang