Enam: Kejam

33 4 1
                                    

Revisi part ini. Yang mungkin jadi part terpanjang yang Yassafa buat dengan sepenuh hati. Selamat membaca, dan jangan lupa tinggalkan jejak ya..

Salam... !!

****

Kiara lupa belum memberi kabar kepada Dista kalau dirinya sedang sakit. Dia lantas bangun dari tidurnya dengan sedikit kepayahan, lalu menggapai benda pipih yang terletak di meja samping ranjangnya.

Ponselnya yang tak di berikan kunci memudahkannya untuk segera terbuka. karna hanya sekali usap, ponsel berlogo apel di gigit itu langsung menampilkan menu.

Dengan lihai, jari Kiara langsung menari-nari diatas papan tombol keyboard ponselnya itu.

To : Disdis

Dis, Ntar siang ke rumah gue ya.

Send

Drtttt...

From : Disdis

Eh, Si kampret tumben gak ada ujan gak ada angin nyuruh kerumah.

To : Disdis

Kampret pala lu peang.

Gue sakit Onah, gak sae banget lu jadi temen.

From : Disdis

Lo sakit ? Kok gue gak percaya sih. Jangan boong deh.

Kiara berdecak sebal, teman satu-satunya di SMA Harapan Bangsa itu tidak mempercayai kalau dirinya sedang sakit. Padahal mamanya telah menitipkan surat izin beserta surat keterangan dari dokter kepada Kakak tirinya. Tapi mengapa Dista tak percaya kalau dirinya sakit ? Apa jangan-jangan surat itu tidak sampai ke pihak sekolah ? Entahlah, Kiara hanya bisa menduganya saja.

To : Disdis

Eh, Disdis ! Dista Sadis, gue beneran sakit. makanya, gue gak berangkat MOS. kalo lo gak percaya ntar sore lo bisa kerumah gue.

From : Disdis

Beneran ? Yaudah share lok rumah lo, ntar sore gue kesana bibeh.

To : Disdis

Jijik tau gak Dis.

From : Disdis

Jijik tapi suka kan ? Haha.

Read...

Apa-apan itu ? Dista memang somplak, jijik kok suka, yang ada jijik itu membuat kita jadi ingin muntah. Tapi, berkat kesomplakan Dista, Kiara jadi merasa terhibur.

Ditengah asyiknya berbalas pesan dengan Dista, pandangan Kiara tiba-tiba saja teralihkan dengan sesuatu yang menurutnya cukup menyeramkan.

Wajahnya memucat, bagaimana bisa ada bayangan hitam yang tergambar jelas di lantai kamarnya sementara sedari tadi pintu kamarnya terkunci rapat dari dalam.

Bulu kuduk Kiara meremang, jantungnya berdebar kencang lantaran atmosfer disekeliling kamarnya terasa menyeramkan. Jujur saja, bayangan hitam itu berhasil membuat pikiran Kiara terusik.

Dengan tubuh yang sedikit bergetar, Kiara mati-matian mengumpulkan keberanian dalam dirinya.

Setelah merapalkan doa-doa, Kiara memberanikan diri memutar kepalanya menyamping 45 derajat.

Tiba-tiba saja..

Manik mata Kiara membola, bibirnyapun tercekat, ludahnya bahkan terasa sulit untuk ia telan kedalam tenggorokan, dia terkejut bukan main.

"Kak Naka ?"

Tanpa disangka sebelumnya, bayangan yang dia kira dari makhluk halus tak kasat mata ternyata adalah bayangan milik kakak tirinya yang sekarang berdiri menjulang dengan sorot mata yang sulit tuk diceritakan.

KANAKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang