-❤️-
Di samping jalanan kecil di sebuah perumahan. Keyna berjalan riang, sebelah tangannya digunakan untuk menenteng plastik yang isinya adalah ice cream vanilla kesukaannya.
Ia berjalan sambil melantunkan lagu shape of you karya Ed Sheeran. Gadis itu sangat riang dan selalu tersenyum sepanjang jalan.
"Key...," sapa seseorang.
Keyna menghentikan langkahnya, dia menoleh pada sumber suara tersebut, lalu tersenyum ramah kepada pemilik suara tersebut.
Keyna mendekati seorang wanita dewasa yang sedang duduk di depan rumahnya. Kira-kira, umurnya sekitar tiga puluh tahun ke atas.
"Halo Tante ... gimana kabarnya, Tan?" Keyna mencium tangan orang yang dipanggil tante itu, "baik-baik aja, kan?"
Tante itu membalas senyum ramah Keyna, "Iya, Tante baik-baik aja ... kamu sendiri bagaimana?"
"Baik, Tan. Hehe...," Keyna menegakkan tubuhnya, mengangkat kepalanya dan sedikit mendongak celingak-celinguk melihat ke dalam rumah.
Tante melihat gerak-gerik Keyna yang aneh, "Kenapa?" tanya Tante.
Keyna menunduk dan mensejajarkan tubuhnya dengan tante, "Nicho ada di rumah, Tan?" tanya Key sedikit berbisik.
"Nicho barusan aja pergi sama temennya. Tante juga gak tau dia pergi ke mana,"
Key menghembuskan nafas lega, dia berdiri tegak lagi,
"Ya udah ya, Tan. Key mau balik ke rumah, mau habisin ice cream." Keyna menunjukkan kantong plastiknya yang berisi ice cream pada tante itu.
Tante tertawa kecil, "Kalau ada Nicho, udah pasti kamu bakal di unyel-unyel kalo makan es kebanyakan."
"Maka dari itu, Tan, Key mau abisin es dulu sebelum Nicho balik dan ceramahin Key." jelas Keyna.
"Tante bilangin ke Nicho, ah." Tante mengambil handphone-nya yang tergeletak di meja di sampingnya.
Keyna segera mencegah tante. "Jangan, Tan...,"
Tante menatap Keyna, "Tapi kamu jangan makan es terlalu banyak. Nanti sakit, trus gak berangkat sekolah. Kasian Nicho, jadi gak punya temen main."
Key diam, lalu tersenyum lebar saat mendengar ucapan dari Tante itu. "Siap, Tante. Tante tenang aja, pokoknya aku bakal jadi temen Nicho buat selamanya, deh."
"Beneran, loh?"
Keyna mengangguk dan menunjukkan senyum manisnya sekali lagi.
"Ya udah, hati-hati di jalan, ya."
"Tante...! kan rumah aku deket banget, tuh, udah keliatan." Keyna menunjuk sebuah rumah di sebelahnya.
"Tapi tetep aja kamu harus hati-hati." nasihatnya.
Keyna mengangguk patuh, lalu menyalami tangan tante itu lagi sebelum dia melanjutkan jalan lagi ke rumahnya.
Tak butuh waktu lama untuk Keyna sampai di rumahnya, karena rumahnya dengan tante tadi tetanggaan. Keyna melepas sepatunya, dia berjalan menuju pintu.
Diketuknya pintu rumahnya, beberapa menit kemudian, pintu terbuka, namun Keyna tak melihat seseorang yang membukakan pintu untuknya.
Baru saja Key hendak memasuki rumahnya, namun kantong plastik berisi ice cream yang sudah dibelinya diserobot oleh seseorang.
Seperti sudah tahu siapa yang mengambil es miliknya, Keyna langsung berteriak, "Dita! Vika!"
Kemudian, seorang gadis kecil keluar dari balik pintu, menunduk dan memainkan jarinya.
Keyna menunduk dan bertanya, "Vika, mana ice cream kaka?" tanya Key biasa.
"K-kak Dita di-"
Belum selesai Vika berucap, Key langsung berlari menuju kamarnya.
Di kamarnya, sudah ada Dita sahabat karibnya yang sedang tiduran di kasur sambil menonton drama Korea menggunakan laptopnya.
Tak lupa, tangan kanannya sudah memegang salah satu jenis ice cream kesukaannya. Beberapa jarak dari Dita, Keyna melihat kantong plastiknya yang sudah sedikit berkurang isinya.
Keyna berdiri di depan pintu sambil berkacak pinggang.
Dita melihat ke arah pintu. Dia terpaku, melihat Keyna yang sedang melayangkan tatapan sadis untuknya.
"Eh, Keyna ... ayo sini nonton, episode 6 seru loh, Key." ucap Dita mengalihkan topik.
Key mendekat, mencubit lengan Dita, lalu merebut ice cream di tangan sahabatnya itu.
"Ih, kok diambil?" Dita mem-pause film-nya.
"Terus kenapa lo nyerobot?!" Key berkata judes.
Dita duduk. "Ya udah, maaf."
"Tapi nanggung banget, Key. Siniin kek, bagi-bagi."
"Nih." Keyna menyerahkan es menyodorkan es ditangannya.
Dita sudah bersiap mengambil es itu lagi, "Nah, gitu, dong."
Namun Keyna menariknya lagi, dan berkata, "Ada syaratnya."
Dita menarik tangannya kembali, "Ya udah, apa?" katanya dengan nada datar.
"Hmm...," Keyna sedang berpikir, "apa, ya?"
"Jangan kelamaan, Key!" serobot Dita yang sudah tak sabar untuk kembali memakan es tersebut.
Key tersenyum. "Sabar, dong."
"Ya lo, sih. Kalo ngomong kelamaan." jelas Dita.
"Hehe, besok temenin aku pergi ke toko, ya." Keyna tersenyum lagi.
"Buat beli cat lukis? kuas lukis? kanvas?" tebak Dita.
Key tersenyum lalu mengangguk. Dita pun menyetujui permintaan Keyna. Key kemudian menyerahkan ice cream di tangannya kembali pada Dita.
Dita mengambilnya, dia memakan ice cream tersebut sambil melihat Keyna yang sibuk membereskan kamarnya.
Keyna mengambil kantong plastik berisi es yang tadi sempat diambil oleh Dita. Dia keluar dari kamar untuk memasukkan ice creamnya ke dalam kulkas agar tidak mencair.
Setelah sudah ditaruh, Keyna kembali lagi ke dalam kamar. Dita menatap Key dengan raut wajah bingung.
"Kenapa kamu? kok natap aku kaya gitu?" ucap Keyna yang merasa risih akan tatapan Dita.
Dita langsung mengalihkan tatapannya. "Gue cuma bingung, Key. Lo kenapa gak langsung makan es-nya aja?"
Dita duduk di depan kanvas besar miliknya. "Enggak. Mau lanjut ngelukis dulu."
Keyna mulai mengambil kuas, cat dan peralatan lain. Dengan sangat teliti dan cermat, ia terus saja menggoreskan cat ke atas kanvas tersebut.
Menggambar sebuah gedung dengan nuansa malam ditambah lampu di sekitarnya yang membuatnya semakin indah. Kota dimana impiannya terdapat di sana. Gedung Opera Sydney, Australia.
-💙-
KAMU SEDANG MEMBACA
UNEXPECTED SCHOOL
Romance"You come unexpectedly, manage all my life, and hurt me. Actually, what do you want?" -Keyna sherlya Cerita mengenai perjalanan seorang gadis yang harus pindah dari sekolahnya demi melanjutkan beasiswa di sekolah luar negeri. Ia harus rela melepas s...