RADHEIRA 8

741 21 0
                                    

Keluar dari toko jaket gue sama Dheira ga mutusin untuk pulang,tapi Dheira ngajak gue kesalah satu kedai matcha yang cukup terkenal disini.

Dan yup! Disinilah gue sekarang, merhatiin dia makan waffle ice cream Matcha dengan lahap.

"Kenapa Lo liatin gue? Gue makannya berantakan ya? Mana mana?" Tanyanya panik

Gue cuma diem merhatiin dia.

"Ih Dheiv gue tanya gue makannya berantakan ya?" Gue bisa ngeliat wajahnya jengkel

"Ngga" cuma itu yang bisa gue katakan, Gue lebih seneng merhatiin dia makan.

"Terus kenapa Lo ngeliatin gue?"

"Gaboleh?"

"Ngga" nadanya menantang yang berhasil ngebuat gue tersenyum jahil.

"Kenapa?" Kataku tak kalah menantang

"Ntar Lo suka"

"Emang udah suka"

Dia terkejut ngedenger jawaban gue.
"Suka pengen mukul" kataku menyeringai

"Tapi Lo gapernah mukul"

"Emang Lo mau gue pukul?"

"Coba aja kalo Lo berani"

"Tapi gue gaberani"

"Loh kenapa?"

"Ntar gue disangka banci" jawabku sedikit berbisik

Dheira tertawa mendengarnya. Padahal hanya jawaban asal tetapi bisa membuatnya tertawa.

Gue cuma tersenyum ngeliat dia ketawa. Rasanya baru sekarang lagi gue bisa senyaman ini sama cewek.

"Kenapa Lo ketawa?"

Dia sedikit meredakan tawanya. "gue gabisa ngebayangin kalo Lo banci"

"Itu cuma perumpamaan" gue menatapnya jengah

"Iyah iyah" jawabnya masih dengan sedikit tertawa

"Udah cepet abisin makanan Lo"

Dia tersenyum manis. "Oke" katanya

"Lo yakin ga makan Dheiv?"

"Ngga"

"Kenapa?" Tatapnya bingung

"Ngga laper lah"

Dia mengangguk ngangguk. "Lo suka banget matcha?"

Dia mengangguk antusias. "banget"
"Kalo Lo?"

"Suka,tapi ga pake banget"

"Ohh"

"Nyokap gue bisa bikin mattcha cake"

Dia menatap gue terkejut. "Oh ya?"

"Serius"

"Boleh dong gue belajar"

"Belajar apa?"

"Sama nyokap Lo" katanya sangat antusias, bahkan sampai melupakan makanannya.

"Boleh"

Lagi lagi dia tersenyum manis.

"Cepet abisin"

"Buru² banget Lo" katanya jengah

"Ntar gue dimarahin Ival"

Dia menatap gue. "Lo takut?"

Pertanyaan tidak bermutu, buat apa gue takut? "Nggaklah"

Dia kembali melanjutkan makannya. "Mas Rival kalo pulang malem."

"Ohh" gue bingung ingin menanggapi apa. Sebenarnya gue pengen nanyain dimana nyokap dan bokap nya, tapi rasanya itu terlalu lancang untuk sekarang.

RADHEIRA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang