RADHEIRA 36

471 12 0
                                    

Adheira Arkhamen

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Adheira Arkhamen

'Aku tahu ada yang berbeda dari mu hari ini. Jangan menjauh, aku tidak siap.'

*****

"Lo yakin gamau sekalian ke sekolah bareng gue?" Dheivin akhirnya membuka suara setelah lama keheningan menyelimuti mereka.

Dheira melirik sekilas,selanjutnya ia menggeleng. "Nggak usah. Ada barang yang harus gue ambil dulu buat dance"

"Gue bisa nunggu Lo kalo Lo mau"

"Nggak perlu."

"Kenapa?" Tanya Dheivin lagi

"Gue gamau aja" Jawab Dheira tanpa mengalihkan sama sekali pandangannya dari kaca mobil.

Hari ini Dheivin memang membawa mobil, bukan motor. Dikarenakan takut jika cuaca akan sulit ditebak seperti kemarin dan mengakibatkan kejadian seperti kemarin lagi. Dheivin takut gadis disampingnya ini sakit.

Tanpa berniat memaksa akhirnya Dheivin hanya bisa mengangguk. Dheivin tahu ada yang tidak beres dengan sikap Dheira pagi ini. Gadis ini lebih banyak diam.

Entah karena apa, Dheivin pun tidak memiliki jawaban.

Akhirnya mobil Dheivin sampai didepan halaman rumah Dheira. "Makasih Dheiv" Dheira langsung beranjak keluar bahkan tidak sama sekali menatap mata Dheivin yang selalu ia sukai.

Dheira terlalu lemah untuk melakukan hal itu saat ini. Mati matian ia mencoba untuk menahan segala gejolak dan debaran yang semakin hari semakin menguat. Melawan segala pergolakan batin yang mengatakan bahwa ia tidak pernah berarti apa-apa untuk lelaki itu. Dan Dheira tidak boleh membuat rasa itu semakin menguat, karena pada akhirnya Dheira tahu bahwa ia tidak akan pernah bisa mendapatkan Dheivin.

Lebih tepatnya Dheira tidak mau jatuh karena cinta, lagi. Maka dari itu sebelum rasanya semakin menggebu, sebelum perasaannya tak mampu berlalu Dheira harus bisa memendamnya. Lagi dan lagi ia harus mengubur yang bahkan belum sempat terwujud.

Dheivin ikut keluar dari mobil dan menghentikan langkah Dheira yang hendak membuka pagar.

"Lo beda pagi ini." Dheira terdiam. Ia hembuskan nafas sejenak.

Ia berbalik menatap Dheivin. "Beda gimana?"

Bukannya menjawab justru Dheivin kembali bertanya. "Lo kenapa?"

Dheira tersenyum kecil. Jangan keluarkan tatapan mata itu Dheivin, Dheira tidak kuat. Jantungnya selalu saja lepas kontrol. "Gue gapapa. Perasaan Lo aja" setelahnya Dheira kembali melanjutkan langkahnya meninggalkan Dheivin yang terpaku melihatnya. Ada rasa aneh yang kembali datang.

RADHEIRA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang