Part 11

186 11 0
                                    

Jarak bisakah tak tersekat?
Sebab rindu membuat ku tersesak.

----***-----

Sudah sebulan aku tidak bertemu dengan nya. Komunikasi kami pun sudah mulai jarang, dia terlalu sibuk atau aku yang kurang kerjaan karena hanya bisa memikirkan nya?

Aku paham akan kesibukan dia. Karena aku sadar dunia nya bukan hanya aku. Tapi bukan soal itu. Sikap dia, sikap dia berbeda . Tidak sama seperti awal aku mengenalnya. Ada apa dengannya? Apa dia bosan akan sifatku yang moodyan? Apa dia sudah lelah? Dia kenapa? Ntahlah berbagai pertanyaan di otakku.

Sampai akhirnya aku tidak bisa menahannya, pertanyaan di fikiranku ingin di luapkan.

Aku pun bertanya padanya.
"Kamu beda, udah tidak sama lagi." Send.

"Saya masih sama, yah seperti ini."

"Tidak. Kamu tidak seperti awal saya mengenalmu. "

"Saya masih sama. Kamu kenapa? Bertanya seperti ini hanya karena saya tidak bisa lagi kerumahmu? Maaf kan saya . Saya begini karena sebuah alasan."

"Karena ada yang lain?kalau sudah bosen bilang yah. Kalau mau pergi pun silahkan sebelum semuanya semakin dalam."

"Saya sama sekali tidak ad niatan untuk pergi qila. Ada yang lain? Segitu buruknya saya di mata kamu yah. Sampai kamu berpikir seperti itu. Suudzonin saja saya terus tidak apa-apa. Maaf kan saya yang begini.  Saya dapat teguran dari Allah. Saya tanya sama kamu. Kau tau hubungan kita ini salah?" Jlebbb perkataan kahfi membuat ku bergetar. aku tau ini akan berujung kemana.

"Tau"

"Kita itu lucu qila . Ibadah iyah namun dosa ngalir terus. Maksiat jalan terus. Kita terlalu dekat, kau tau jika kita tidak pacaran namun hubungan kita seperti orang yang berpacaran. Tetap tidak ad pembenarannya. Yang haram tetaplah haram , tidak bisa di halalkan. Saya tau itu, namun kau tau? Saya belum bisa menjauhimu, saya selalu di nasehati oleh teman-teman saya. Kahf jangan ganggu hijrah orang lain. Jangan ganggu hijrah diri kamu sendiri. Itu kata-kata mereka yang selalu buat saya berpikir. Namun saya belum bisa jauhin kamu,- saya belum sanggup. Setiap saya dengar ceramah tentang zina dan akhir zaman. Serta neraka jahanam saya nangis qil karena saya sadar. Ibadah saya tidak menjamin saya masuk syurga namun dosa saya begitu banyak di bandingkan amal. Maaf"
Ucapan kahfi yang membuat ku terisak. Menyesak di sekujur dada. Secepat inikah Ya Rabb? Aku tau kita salah dan iyh aku sudah nyaman dengan kesalahan itu,-

"Kahf, jauhkan saya jika saya pengganggu hijrahmu. Saya tau kita salah. Jika ini keputusanmu, lakukanlah. Saya akan belajar mengikhlaskan. Belajar merelakan. Saya tau kelak kita sama-sama sadar kalau kita salah. Namun di sini baru kamu yang menyadari itu. Sedangkan saya belum mau memahami itu,-" send. Mengetik kata-kata itu membuat tangan ku bergetar dan tangis sudah membasahi pipi. Aku belum sanggup kahf,- belum siappp.

"Bukan kamu yang mengganggu ku tapi saya lah yang menggangu kamu. Ganggu hijrah kamu. Maafkan saya yang hadir di hidupmu di waktu yang tidak tepat. Muhasabah diri dari sekarang yah qila"

"Bukan kamu yang salah. Tapi kita. Insya Allah"

"Saya hanya takut jika kamu menganggap saya sama seperti yang dulu meninggalkanmu. Dan masih berpikiran bahwa semua laki-laki itu sama. "

"Tidak tenang saja." Perkataanku pada kahfi lalu akupun langsung mengambil air wudhu untuk menenangkan diri. Mengadu semua nya pada sang Ilahi Rabbi

"Ya Allah zat yang Maha Cinta , tetapkan hatiku di atas agamamu. Ya Rabb, sesakit inikah mencintainya? Ya Rabb cara dia benar untuk meninggalkanku. Namun kenapa aku tidak begitu rela dan ikhlas? Aku menyayangi nya Rabb, sungguh belum sanggup kehilangannya. Tapi jika ini niat baik Mu. Tapi jika ini skenario Mu. Bantu aku melepaskan hal yang pada dasarnya bukanlah miliku. Bantu hamba merelakan hal yang belum sempat hamba genggam. Bantu hamba kembali kepada Mu. Tutup hati ini agar berharap hanya kepada Mu. Titip hati ku pada Mu agar kelak Kau yang memberikan hatiku pada dia yang menjadi penyempurna agamaku nanti. Kuat kan hati hamba Rabb. Kasih lah kekecewaan besar agar hati hamba sadar bahwa hanya Kau lah sebaik-baik tempat berharap. Aamiin..." Setelah tenang  sudah mengadu pada Nya. Akupun mulai mengambil langkah.
Yang aku lakukan adalah memblok semua hubungan dengan nya, dari Wa, Ig dan akun sosial media lainny. Dan menghapus semua foto yang bersangkutan dengannya. Apakah aku membencinya? No. Tidak sama sekali , aku hanya takut mengganggu prosesnya berat memang . Aku lakukan itu demi kebaikan jantung dan hatiku. Agar tidak terlalu sakit ketika melihat dia online namun bukan untukku.

----***-----

Sudah berhari-hari aku dan dia tidak berkomunikasi. Kami benar-benar lost kontak. Namun sesekali saat rindu ini memuncak , menyeruak ingin di dengarkan. Aku membuka blok an hanya sekedar bikin kata-kata.

Saat itu dia pun koment

"Terserah kamu mau suudzoni saya bahwa saya tidak rindu. Kamu pikir saya kuat?" Benarkan kataku bahwa dia merasa tersindir.

"Tidak, pada dasarnya kamu baik-baik saja kan?"

"Cara saya berbeda untuk menyampaikan rindu. Kamu tau alasan nya kan kenapa saya begini? Kamu tidak mengerti apa tidak ingin mengerti? Kamu tidak paham apa tidak ingin paham? "

"Saya tidak ingin mengerti dan tidak ingin paham,-" jawabku dari lubung hati terdalam. Ya aku lebih suka pilihan ke dua. Walau sebenarnya aku paham dan mengerti , namun bisakah kisah kita di perpanjang sedikit lagi? Aku hanya rindu kebersamaan kita. Hanya itu,-

"Allahu akbar. Kamu tidak boleh terus terusan seperti ini. Sampai kapan kamu tutup mata? Tutup kuping? Sampai kapan kamu membenarkan hal yang salah. Qila mulailah dengan hal-hal yang bermanfaat tanpa saya. Lakukan kegiatan yang positif. Saya tau saya salah. Saya jahat, masuk di kehidupanmu di saat yang salah . maaf untuk itu. Saya mau benar-benar berubah."
Pesan dia yang hanya ku baca saja. Dia benar. Mau sampe kapan kaya begini? Cara dia benarr. Kamu mestinya bersyukur qill karena nemuin laki-laki baik seperti dia, udah cukup . Sekarang kamu harus benar-benar ikhlaskan dia.

---***--

Di kamar

Saat tidak ada kegiatan, melamun adalah salah satu rutinitasku akhir-akhir ini. Ntah serasa ada yang hilang.

"Anak mama ngelamun saja, kenapa sayang? Oh iyh ngomong-ngomong ko kahfi tidak kesini-sini, lagi sibuk ya?" JLEBB. Kata-kata mama seakan menghantam tubuhku. Allah aku harus jawab apa? Apakah harus ku ceritakan pada mama jika aku tidak lagi berhubungan dengannya. Sepertinya harus, biar anggota keluargaku yang juga telah menyayangi dia, bisa ikhlas.

"Udah nga ama dia mah"

"Hah? Ko bisa si de?"

"Dia bilang kalau hubungan kita salah. Dia bilang kalau kita ibadah iyh namun dosa ngalir terus. Dia mau berubah mah. Walau qila belum bisa nerima itu"

"Sayang anak mama, dia benar. Dia laki-laki baik yah berani melepaskanmu. Kalau begitu kamu doakan dia . Dan lepaskan tapi perjuangkan." Perkataan mama yang membuatku menangis akupun langsung berhamburan kepelukan nya. Aku merindukan masa kecilku saat aku menangis hanya karena menginginkan sebuah mainan. Aku rindu masa itu.

"Maksud mama? Lepaskan tapi perjuangkan?" Kataku pada nya sebab aku tidak begitu memahami makna dari ucapan mama

"Iyh sayang lepaskan sesuatu yang memang pada dasarnya tidak pernah kau miliki , lepaskan dia biarkan dia memperbaiki diriini untuk jadi yang lebih baik. Tapi kau bisa perjuangkan dia. Yaitu dengan mendoakannya, kau lupa? Bahwa doa adalah cara terdahsyat untuk mengungkapkan smua yang di rasakan. Apa kau lupa? Doa adalah cara paling romantis. Yaitu berbisik pada bumi dan tanah namun terdengar hingga ke penduduk langit. Doa itu bagaikan anak panah yang melesat tepat mengenai sasaran. Doakan. Hanya itu yang bisa qila lakukan untuknya. " nasehat mama yang membuatku tenang dan lega. Ya mulai saat ini, aku harus melakukan hal seperti biasa saat aku belum mengenalnya.



Bissmillahirohmanirahim😊💪





Mendaki Bersamamu Menuju JannahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang