2 : Pakar Cinta

214 11 4
                                    

Topan mengaku bahwa dirinya adalah seorang pakar cinta. Dia bisa tahu siapa yang berhubungan dengan siapa. Kenapa seseorang bisa galau, kenapa si Markonah bisa putus dengan Bedu, kenapa pak Mamat kemarin malam tidur di pos ronda, Topan tahu semua itu.

Bahkan ketika tak sengaja berpapasan dengan Sri yang berlari sambil berurai air mata, dia langsung berbalik dan berteriak.

"Srik! Supto udah pacaran sama Wina ya?"

Srik berhenti dan menoleh. "Kau tahu mereka bakal jadian Pan? Kalo gitu kenapa kau dukung aku buat dekati dia dulu?"

Topan tak menjawab, karena sungguh, dia yakin tak perlu menjawab. Sri kemudian berbalik dan kembali berlari. Bukannya Topan tidak bisa menjawab atau bagaimana, ini malah sesuai prediksinya.

Tiga hari kemudian saat sedang ngopi di warung mak Gijo, Topan mendapat kabar kalau Supto dan Wina putus dan langsung bertunangan dengan Sri. Sambil menyesap kopinya dia mengangguk bangga, Topan memang seorang pakar cinta.

Tapi sayang dia belum didatangi oleh cinta.

Tapi itu bukan masalah buatnya. Topan pria yang romantis, dia yakin suatu hari akan datang cinta untuknya. Cinta yang luar biasa, walaupun Topan tak punya apapun selain tampang dan penghasilan pas-pasan.

Dan karena dirinya adalah seorang pakar cinta, Topan tak bisa diam saja begitu mencium sesuatu di rumah tangga Bakri.

"Ri, ada yang aneh dengan istrimu", katanya suatu hari ketika mereka sedang mencangkul di ladang.

"Aneh bagaimana?"

"Aku rasa istrimu senang pada orang lain"

Bakri terdiam sejenak, barulah dia ingat kalau Topan memang tajam pengamatannya soal hal beginian. Bakri menghela nafas, dia seret cangkul miliknya dan dibawa duduk dibawah pohon. Topan mengambil duduk disebelahnya.

"Maaf Ri, kalau pengamatanku kelewat hebat. Tapi kita sudah lama berkawan, tak apalah kalau kau ingin curhat kepadaku", kata Topan.

Bakri berpikir sejenak, memang benar yang dikatakan Topan. Dengan siapa lagi dia bisa berbagi kalau bukan dengan Topan? Akhirnya dengan tatapan menerawang kedepan dia menceritakan semuanya pada Topan.

Topan menahan dirinya untuk tidak menyela ketika Bakri bercerita, sebagai gantinya wajahnya berubah jadi seperti cicak kejepit karena menggigit bibirnya rapat. Akhirnya setelah Bakri terdiam, dia langsung maju.

"Dan kau tetap menikahinya setelah tahu semua itu?", tanya dia tak percaya.

Bakri hanya bisa menjawab seadanya. "Aku cinta dia, Pan"

Topan menghela nafas panjang. Dia tahu beberapa orang bisa jadi sinting karena cinta, tapi dia tak pernah menyangka Bakri salah satunya. Bagaimana bisa dia tetap mengawini perempuan yang dia ketahui punya perasaan pada orang lain?

"Katamu itu cinta pertama Marisa saat dia kecil?"

"Iya, Pan"

"Kalau gitu, buat dia jatuh cinta denganmu Ri!"

Bakri menoleh penasaran. "Caranya?"

Mendengar jawaban tak bersemangat itu Topan langsung mendecak. "Ayolah Ri! Siapa pekerja paling ulet dan berkemauan teguh di desa ini?"

Bakri hanya diam tak berkedip, Topan langsung menambakan. "Kau!"

"Siapa yang rajin menabung, suka menolong dan baik hati?"

Kali ini Bakri menjawab tak yakin. "Itu aku?"

Topan memukul punggung Bakri. "Siapa yang siap memperjuangkan cinta Marisa?!"

Kali ini Bakri langsung membusungkan dadanya. "Aku, Pan!", teriaknya.

Topan tersenyum bangga. "Bagus. Sekarang kau bakar semua gambar bocah laki-laki itu. Hapus dia dari hidupmu dan Marisa"

Bakri langsung tertegun. "Aku tak bisa, Pan", katanya lemah.

Topan yang dari tadi sudah bersemangat menatap kawannya itu heran. "Kenapa Ri?"

Bakri menoleh.  "Nanti Marisa sedih"

MarisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang