[Warning : Cerita ini hanya fiktif belaka. Bila ada sifat pemain yang kurang berkenan, ini hanya ada dalam cerita ini]
***
" (Y/n), lo belum ngerjain PR ya?"
Kamu mendorong pelan kepala Jihoon yang tengah menatapmu dari jarak sedekat ini. "Jangan deket-deket! Belum, gue belum ngerjain." jawabmu. "Emang lo udah ngerjain?"
Jihoon membuka buku tugas matematikanya lalu menyobek dua lembar kertas yang berisi PR yang telah dikerjakan Jihoon. Ia menyobek kembali kedua kertas itu menjadi beberapa bagian kecil.
"Tadinya sih udah, tapi sekarang belum."
Jihoon nyengir di hadapanmu yang tengah menatapnya kaget.
"Jihoon, lo bego banget, sih! Itu kenapa lo sobek? Nanti lo dihukum sama Pak Hanbin, Hoon."
Jihoon menatapmu lekat. Sungguh indah pemandangan ini. Diperhatikan oleh orang yang disayang itu memang semenyenangkan ini, ya.
Kamu dan Jihoon akhirnya berakhir berlari mengelilingi lapangan hingga pelajaran Pak Hanbin berakhir. Terik matahari benar-benar menyengat saat ini, membuatmu berkali-kali harus mengatur napas sembari bertumpu pada lutut, lain dengan Jihoon yang sedari tadi berlari tanpa kelelahan berarti.
"Capek, ya? Lo duduk aja,"
Kamu mengangguk dan berjalan ke tepi lapangan. Jihoon yang berada tak jauh darimu sedikit terkejut melihat rok bagian belakangmu.
Jihoon tampak menggaruk tengkuknya. "Eum... (Y/n), lo PMS ya?" tanya Jihoon malu-malu.
Belum sempat kamu menjawab, Jihoon sudah lebih dulu menarikmu menjauh dari lapangan.
"Jihoon, lepasin jangan tarik-tarik gue kayak gini!" sentakmu pada Jihoon.
"Ssttt, lo tembus."
"Ha?!"
Kamu terus menutupi rok bagian belakangmu menggunakan kedua tanganmu. "Jihoon, gimana nih? Kamar mandinya penuh."
"Lo tenang aja," Jihoon menepuk pundakmu lalu melepas kemeja seragam sekolahnya dan menyerahkannya padamu. "Nih, buat nutupin rok lo."
"Lo gimana?" tanyamu sedikit tidak enak karena saat ini Jihoon hanya mengenakan kaos putih yang biasa ia gunakan sebagai dalaman seragam.
"Udah, gue gapapa. Yang penting sekarang lo bisa nutupin rok lo dulu. Oiya, lo tunggu sini dulu biar gue beliin pembalut buat lo."
Kamu menahan tangan Jihoon saat Jihoon hendak pergi menuju koperasi sekolah untuk membeli pembalut. "Jihoon, ma.. makasih ya,"
Jihoon tersenyum lalu menepuk pucuk kepalamu. "Sama-sama,"
Setelahnya, Jihoon pun berlari secepat mungkin ke koperasi sekolah. Namun sial, keadaan koperasi sudah sangat ramai oleh murid-murid.
"Aduh, kalo ngantri lama nih. Gimana, ya?"
Jihoon tampak kebingungan. Dia ingin menerobos antrian, tapi ini terlalu ramai untuk diterobos. Akhirnya,
"BU BELI PEMBALUT DONG! CEPETAN YAK SOALNYA DARURAT!"
Jihoon teriak sekencang-kencangnya. Masa bodoh dengan tatapan aneh yang didapat. Ini dia lakukan demi (Y/n), gadis yang disayanginya.
❝Apa sih yang gak buat lo.❞
Park Jihoon, 2k19.
***
Double up nih:))
KAMU SEDANG MEMBACA
Time ; Park Jihoon
Fanfic❝Gue tuh gak bercanda, gue serius sama lo. Kapan sih lo mau sadar?❞ -Park Jihoon ©2019 bi-hoon