Bonchap pt.2

6.2K 955 170
                                    

[Warning : Cerita ini hanya fiktif belaka. Bila ada sifat pemain yang kurang berkenan, ini hanya ada dalam cerita ini]

***

Kamu berjalan tertatih-tatih menuju ruangan tempat Jihoon di rawat karena pingsan saat menemanimu bersalin tadi. Kata dokter, Jihoon syok melihat proses persalinan untuk pertama kalinya, makanya ia tidak sadarkan diri begitu saja.

Sesampainya di ruangan Jihoon, kamu segera menghampiri Jihoon yang masih tidak sadarkan diri. Jujur, kamu merasa bangga memiliki suami seperti Jihoon. Sebab, Jihoon terus menemani dan menyemangatimu saat proses persalinan walaupun akhirnya ia jatuh pingsan.

"Eunghhh..."

Tanganmu yang semula mengelus kepala Jihoon berhenti kala, Jihoon menggeliat dan mulai membuka matanya.

"Loh?! Kok kamu di sini, sih? Ayok, kamu kan mau lahiran, nanti kalo anak aku brojol di sini gimana?" Jihoon dengan segera bangkit dari ranjang rumah sakit tempatnya berbaring dan hendak menarikmu pergi.

Kamu menahan tangan Jihoon dan tertawa. "Anak kamu udah brojol dari tadi kali!"

Jihoon mengedip berkali-kali, "OH IYA! TADI KAN AKU YANG NEMENIN KAMU LAHIRAN! HUHU, SEKARANG DEDEK BAYINYA DI MANA? PENGEN LIAT," teriak Jihoon heboh.

"Jihoon jangan teriak-teriak iiih!"


















Kamu memerhatikan dengan seksama saat Jihoon dengan bahagianya menggendong buah hati kalian yang baru saja menghirup udara. Hatimu menghangat kala melihat bagaimana Jihoon tersenyum senang saat buah hati kalian menggeliat di gendongan Jihoon.

Menyadari tengah diperhatikan, Jihoon pun menoleh ke arahmu. Ia meletakkan sang bayi di dalam box bayi dan mengecup pipinya lembut.

 Ia meletakkan sang bayi di dalam box bayi dan mengecup pipinya lembut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Anak kita lucu, ya. Kayak bapaknya," ucap Jihoon lalu berjalan menghampirimu dan mengecup pucuk kepalamu.

"Hmm, iya in!"

Jihoon terkekeh. "Oh iya, Bunda mau kasih nama anak kita apa?" tanya Jihoon yang membuatmu mengernyit ke arahnya. Bunda katanya.

"Kan udah jadi orang tua. Yaudah ganti panggilan jadi Bunda sm Ayah dong," jelas Jihoon saat melihatmu menatapnya aneh.

"Bunda belum mikirin, Yah. Ayah aja yang kasih nama," jawabmu geli karena panggilan baru kalian. "Aku kamu aja udah, aku geli kalo Ayah Bunda!"

"Ih, tapi aku pengen Ayah Bunda!"

"Terserah kamu deh! Kalo aku mah geli kayak gitu. Jadi gimana kamu udah ada ide belum nih buat nama anak kita?"

Jihoon hanya tertawa. Emang susah membuatmu sedikit romantis di dalam hubungan kalian berdua.

Time ; Park JihoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang