[Warning : Ceritaini hanya fiktifbelaka. Bila ada sifatpemain yang kurangberkenan, ini hanya ada dalamceritaini]
***
Jihoon terus menatap pantulan tubuhnya yang terbalut jas berwarna hitam itu. Tak luntur-luntur senyuman yang terukir di wajahnya.
Jihoon membalikkan tubuhnya saat mendengar pintu kamar terbuka, memeperlihatkan gadis berpiyama pink dengan lilitan handuk di kepalanya. Gadis itu, gadis yang beberapa jam lalu telah resmi menjadi istrinya.
Tanpa sadar mata Jihoon berkaca-kaca. Tak sia-sia penantiannya selama ini. Ia berhasil memiliki gadis iti seutuhnya, tinggal di satu atap yang sama, membangun bahtera rumah tangga yang selama ini ia impikan.
Kamu yang menyadari Jihoon tengah menatapmu pun balik menatapnya. "Jihoon, lo kenapa sih?"
Jihoon tersenyum, dia tidak menjawab pertanyaanmu malah memelukmu erat. Dia menangis tersedu-sedu, membuatmu terheran-heran dibuatnya.
"Eh, kok nangis? Lo kenapa sih?"
"A-aku seneng banget, akhirnya aku bisa jadi suami kamu. Aku bisa miliki kamu seutuhnya,"
Mendengar penuturan Jihoon, kamu hanya dapat tersenyum, terharu. "Gak usah nangis kali!"
Jihoon melepaskan pelukannya dan menatapmu dalam.
"Gak usah liatin gue segitunya, deh! Sana mandi!"
Kamu pun mendorong tubuh Jihoon menjauh darimu. Dia pun hanya terkekeh dan segera berjalan menuju kamar mandi.
***
Kamu berbaring di atas ranjang sembari memainkan ponselmu. Membaca banyak pesan singkat berisi ucapan selamat atas pernikahanmu dengan Jihoon.
Clek.
Jihoon yang baru keluar dari kamar mandi dengan kaos putih dan celana pendek pun segera menghampirimu yang sedang senyam-senyum tidak jelas.
"Baru apa?"
Menyadari Jihoon menghampirimu, kamu pun menggeser letak dudukmu sedikit menjauh, bermaksud memberi ruang untuk Jihoon.
"Ini lagi baca chat dari temen-temen." balasmu singkat. Jihoon tidak menyahut, ia masih sibuk menggosok rambutnya yang basah hingga air dari rambut Jihoon terciprat mengenaimu. "Ish, Jihoon, jauh-jauh dari gue. Airnya kena muka gue tau!"
Jihoon menatapmu sekilas lalu tertawa.
Selanjutnya hening.
Kamu yang merasa diperhatikan pun menoleh ke arah Jihoon. Jihoon tengah menatapmu dalam.
"Bisa gak sih kalo liatin gue gak gitu banget?!"
Jihoon tidak menggubris ucapanmu. Ia malah menarik ponsel yang kamu genggam dan meletakannya di atas meja yang terletak di pinggir kasur.
"Aku mau ngomong serius sama kamu," Jihoon menidurkan tubuhnya di sampingmu kembali.
Perasaanmu tidak enak. Jujur kamu merasa belum siap untuk itu.
"A-apa?" tanyamu gugup.
Jihoon tersenyum penuh arti dan sama sekali tidak menjawab pertanyaanmu. "Kita kan udah sah sebagai suami istri, boleh gak aku minta kam—"
Kamu bangkit dari posisi tidurmu dengan cepat, membuat Jihoon menghentikan ucapannya.
"Gak! Gue belum siap buat itu!"
Jihoon mengernyitkan dahinya. Namun, detik kemudian ia tertawa terbahak-bahak. Dan kini, giliran kamu yang mengernyitkan dahi.
"HAHAHAHAHA! Kamu mikir apa sih?"
"Kok malah ngetawain sih?!"
Jihoon menarikmu untuk kembali berbaring di sampingmu. "Aku gak minta itu. Aku cuma mau minta kamu kalo ngomong sama aku jangan lo-gue dong, kan aku suami kamu sekarang. Gak sopan tau!" ucap Jihoon sembari mencubit hidungmu.
"Ish gitu doang ternyata! Gu—aku kira apaan tadi,"
Jihoon terkekeh. "Kamu mikirnya kejauhan. Aku bahkan tadi gak kepikiran soal itu, tapi karna kamu aku sekarang jadi kepikiran. Jadi, rencana aku besok kalo kamu udah siap aku pengen minta anak 4 sekaligus ke kamu, hehe."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kamu membulatkan matamu. "Ish, sembarangan! Dikira aku kucing apa bisa langsung ngelahirin banyak!"
Jihoon pun hanya terkekeh mendengar jawabanmu. Selanjutnya, ia menarik tubuhmu untu masuk ke dalam dekapannya.
Jihoon merasa sangat bahagia. Begitu pun kamu, mendapatkan laki-laki seperti Jihoon sebagai pendamping hidupmu, membuatmu tak henti-hentinya tersenyum bahagian dan berterima kasih kepada Tuhan.
Tamat.
***
Alhamdulillahtamat juga:") Maafbanget kalo endingnya ga sesuaiekspektasi kalian alias mengecewakan:")
Sebelumnya aku mau bilangmakasihbanyakbuat kalian semua yang udahbacaceritabuatan aku.
Makasih juga buat kalian yang udahkasihapresiasibuatceritaini yang menurutkumasihbanyakbangetkekekurangannya.
Oiya, jan buru-burudihapus dari library kalian ya, sapa tau ada bonchap:33