[Warning : Cerita ini hanya fiktif belaka. Bila ada sifat pemain yang kurang berkenan, ini hanya ada dalam cerita ini]
***
Jihoon itu suka tebar pesona.
Itu yang membuatmu tidak pernah mau percaya pada kenyataan bahwa dia menyukaimu.
"UWAAAA KAK JIHOON SEMANGAT!"
Kamu menatap sengit para adik kelas yang berteriak layaknya fangirl kepada Jihoon yang tengah mendrible bola basketnya. Jihoon menatap sekilas adik kelas itu lalu mengedipkan sebelah matanya, membuat kumpulan adik kelas itu menjerit senang.
"Ish, sok ganteng banget sih! Dasar kerdus!" umpatku kesal.
Hana yang ada di sampingmu segera menyenggol lenganmu. "Cie... Jadi lo cemburu ya kalo Jihoon tebar pesona ke adik kelas kayak gitu?" goda Hana yang lantas membuatmu tersipu malu.
"Apaan, sih?! Enggaklah, siapa juga yang cemburu,"
Bohong kalo kamu gaada rasa sama Jihoon. Siapa sih yang akan menolak pesona laki-laki seperti Jihoon? Ditambah lagi Jihoon sering memperlakukanmu dengan manis. Namun, kamu selalu menegaskan kepada dirimu sendiri bahwa Jihoon itu hanya main-main saja soal perasaannya padamu.
Tiba-tiba Jihoon menghampirimu. Dia menyisir rambutnya kebelakang.
" (Y/n), lo gak perlu khawatir, pesona gue emang buat banyak orang, tapi hati dan kasih sayang gue cuma buat lo seorang,"
Bugh!
Kamu memukulkan tas sekolahmu ke tubuh Jihoon. "Kerdus! Pergi lo!" teriakmu, membuat Jihoon berlari kembali ke lapangan basket dengan tawa yang masih menggelegar dari bibirnya.
"Pulang bareng gue yuk?"
Belum sempat kamu menjawab, Jihoon lebih dulu menarik tanganmu dan membawamu menuju parkiran tempat Jihoon memarkirkan motornya.
Kamu protes di sepanjang jalan, tetapi Jihoon tetap saja menarikmu. Kalian pun sampai di tempat parkiran.
"Nih, dipake," ujar Jihoon seraya menyodorkan helm berwarna merah muda ke arahmu.
Kamu menggeleng. "Gak, gue gamau pulang bareng sama lo! Gue mau naik ojek online aja," balasmu seraya membuka aplikasi ojek online yang ada di ponsel pintarmu.
Jihoon merebut ponselmu. "Hargain gue dong. Gue kan udah susah payah nih bawa helm punya emak gue, masa lo gak mau sih pulang bareng gue?" ucap Jihoon sembari terus menyodorkan helm merah muda itu.
Kamu mencebikkan bibir.
"Udah ayo pulang bareng gue aja. Lumayankan hemat uang, sekalian biar kita bisa PDKT," Jihoon mengedipkan sebelah matanya.
Kamu mau tak mau tersenyum karena tingkah Jihoon. Dengan begitu, kamu pun setuju untuk pulang bersama Jihoon.
Di sepanjang perjalanan, Jihoon tak henti-hentinya menceritakan bagaimana sulitnya dia mengambil helm kesayangan milik Ibunya hingga dirinya dilempari batu oleh sang Ibu.
"Hahaha! Lo ada-ada aja sih, sampe segitunya nyuri helm emak lo,"
"Gue kan udah niat pengen ajak lo pulang bareng, jadi gue harus siapin semuanya biar lo nyaman. Termasuk nyaman sama gue,"
Kamu memukul kepala Jihoon yang tertutup helm. "Halah, gombal amat sih lo! Btw, tumben nih gombalin gue, biasanya juga gombalin anak-anak lain." sanggahmu.
Jihoon terkekeh. "Gue gak pernah tau gombalin lo, semua yang gue bilang ke elo itu tulus tau. Emang sih kadang cara gue ungkapin perasaan gue ke elo itu kayak bercanda, tapi asal lo tau aja gue itu lagi nahan grogi setengah mati tau. Kayak sekarang ini,"
Lagi-lagi kamu dibuat malu dengan ucapan Jihoon. "Lo kalo mau baperin cewek jangan gue dong," cicitmu.
"Baperin apa sih? Gue gak peduli lo mau bales perasaan gue apa gak, tapi yang jelas keinginan gue cuma satu. Gue pengen lo percaya sama perasaan gue, gue beneran tulus sama lo, gue sama sekali gak bercanda."
Kamu menunduk. Entah mengapa pertahananmu runtuh, pertahanan yang selama ini menguatkanmu dari semua ucapan Jihoon. Namun, hari ini pertahanan itu runtuh.
***
Konflik di cerita ini gaberat kok, cuma pengen berhalu ria aja sama aa Jihoonʕʘ̅͜ʘ̅ʔ, tapi kalo sewaktu-waktu aku pengen nyiksa pemain ya bakal aku kasih konflik yang berat( ͡° ͜ʖ ͡°)
KAMU SEDANG MEMBACA
Time ; Park Jihoon
Fanfic❝Gue tuh gak bercanda, gue serius sama lo. Kapan sih lo mau sadar?❞ -Park Jihoon ©2019 bi-hoon