Akhirnya, aku melihat senyummu. Meski aku bukan alasanmu untuk tersenyum, tapi aku senang kamu tersenyum. Semoga alasanmu tersenyum selanjutnya adalah aku
-Denada Cenzie Pratama-Bel pulang sekolah memecah kesunyian sekolah sore itu. Bel tersebut menandakan berakhirnya jam pelajaran hari ini, mendengar bel tersebut membuat murid-murid bersorah senang. Akhirnya, setelah setengah hari mereka menghabiskan waktu di sekolah, mereka bisa kembali pulang ke rumah masing-masing.
Kelas XI Mipa 1 bergegas memasukkan barang-barang mereka yang berserakan di atas meja ke dalam tas masing-masing. Begitu juga dengan Glaxyo dan Cenzie.
Setelah selesai berkemas, mereka melangkahkan kaki keluar kelas meninggalkan beberapa anak yang piket di kelas juga anak-anak yang ada urusan sehingga harus menetap di sekolah. Cenzie bergegas melangkah menuju lobby sekolah untuk menelpon kembarannya, yang katanya akan menjemputnya siang ini.
Denada Cenzie
Kak, lo dimana? Jadi
jemput gue kan?Denado Cenzoe
Eh, sorry" kykny gw gbs
jpt lo. Plg brg tmn lo aja
atau gojek. Sorry :(Denada Cenzie
Oo ywd, sans aj. Gw plg brg
tmn aj :)Denado Cenzoe
Okay. Kbrin gw kl
ad apa".Cenzie tidak lagi membalas pesan itu. Cenzie berusaha mengerti kesibukan kakak kembarnya itu karena jabatan Cenzoe sebagai Ketua Osis disekolahnya. Ya, Cenzie memiliki kembaran yang bernama Denado Cenzoe Pratama, tapi mereka memilih untuk pisah sekolah karena kalau ada Cenzoe, sudah dipastikan Cenzie tidak akan bebas bepergian. Kakak kembarnya itu memang sangat protective kalau sudah menyangkut adik-adiknya.
Kembali lagi ke Cenzie, ia sedang menunggu apakah ada teman sekelasnya atau paling nggak teman lainnya yang bersedia menawarkannya tumpangan. Cenzie mengedarkan pandangannya untuk mencari temannya, tepat saat itu pandangannya berhenti tepat ke arah Glaxyo yang sedang memakai helmnya diatas motor besarnya itu. Segera, ia melangkahkan kakinya mendekat kearah Glaxyo, sebelum Glaxyo menginjak gas nya.
"Xyo, Glaxyo!" Ucap Cenzie dengan suara yang tidak jelas karena ia berlari menuju Glaxyo.
Sedangkan Glaxyo, ia hanya menatap Cenzie dengan kedua alis terangkat yang menandakan kalau ia sedang bertanya.
"Boleh gak gue nebeng lo ke rumah gue? Boleh ya? Plisss. Kakak gue ga bisa jemput." Paksa cewek itu, berusaha membujuk Glaxyo agar cowok itu mau mengantarkannya ke rumah.
"Lo bisa kan naik taksi atau ojek gitu? Manja banget tau gak." Glaxyo, menjawab dengan nada datar dan begitu ketus.
"Sekali aja. Pliss. Gue ga berani naik ojek atau taksi, lagian ini udah sore, sekolah juga udah sepi." Paksa Cenzie lagi.
Glaxyo menghela napas berat sebelum menjawab,
"Oke, gue anter lo pulang tapi.. " Dia sengaja menjeda ucapannya itu lalu menatap Cenzie. "Lo harus nurutin semua perintah gue selama seminggu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Denaxyo #WATTYS2019
Teen FictionTentang Dia, yang menyimpan luka dalam diam. Tentang Dia, yang menghindari keramaian. Tentang Dia, yang rapuh di dalam namun kuat di luar. Semua yang di luar hanyalah topeng semata yang dia gunakan untuk menutupi kerapuhan dalam dirinya. Dia, terlal...