Denaxyo #29

26 4 0
                                    

Saudara itu ada untuk menemanimu, mendukungmu bahkan disaat seluruh dunia membencimu.
-Denado Cenzoe.

Bulan dan bintang seolah mendukung Cenzie dan Glaxyo yang sedang berkencan di taman kota. Sehabis dari mall tadi mereka memang memutuskan untuk pergi ke taman. Walau badan sudah letih dan lengket tapi memang dasar orang kasmaran, pacar itu nomor satu.

"Gak capek Xyo?" Tanya Cenzie yang pada dasarnya sudah mulai lelah karena berjalan seharian ditambah masih lelah karena perjalanan trip bersama sekolahnya tadi.

"Lo capek? Ya udah ayo pulang dulu." Kata Glaxyo, cowok itu menggandeng tangan Cenzie lalu menariknya pelan menuju mobilnya yang terparkir di sudut taman. Memang, Glaxyo memarkirkan mobilnya di sekolah saat dia ke Malang kemarin, dan hari ini mereka berpergian dengan mobilnya itu.

Perjalanan kali ini, hanya ditemani ocehan penyiar radio yang dinyalakan oleh Glaxyo, sedangkan Cenzie? Dia sudah terlelap di kursi penumpang di sebelah Glaxyo.

****
Matahari yang baru saja menampakkan cahayanya itu membangunkan Cenzie. Cahaya-cahaya oranye yang singgah dari celah jendela Cenzie itu memaksa cewek dengan piyama tsum-tsum membuka matanya.

Untung saja MIHS sekolah yang baik, seusai liburan yang melelahkan kemarin, sekolah meliburkan murid-murid kelas 11 hari ini.

Jadi, Cenzie mungkin hanya akan rebahan seharian atau maraton novel atau pergi sama Glaxyo. Tapi pilihan terakhir akan terjadi kalau Glaxyo mengajaknya, dan itu kemungkinan yang sangat kecil karena mereka baru saja menghabiskan waktu seharian kemarin.

Cenzie terduduk di pinggiran kasur, cewek itu mengerjap-ngerjapkan matanya, berusaha mengumpulkan nyawa yang sepertinya masih tertinggal di mimpi indahnya itu.

Setelah sekitar 5 menitan, cewek itu lantas bergegas menuju kamar mandi, melakukan rutinitas manusia di pagi hari, yaitu mandi.

"Zie, udah bangun blom?" Teriak seseorang dari luar kamar Cenzie. Menimbulkan decakan sebal dari sang pemilik kamar yang baru saja menyelesaikan ritualnya beberapa menit yang lalu.

"Udah." Belum diijinkan masuk, si pengetuk pintu langsung masuk kamarnya.

"Temenin gue pergi kuy!" Ajak Cenzoe tanpa basa-basi.

"Baru jam 7 Zoe, lo mau kemana?" Tanya Cenzie.

"Makan bubur di depan sekalian jogging." Jawab Cenzoe.

"Hish, untung gue baik, ya udah sana tunggu di bawah." Balas Cenzie kesal lalu mendorong Cenzoe meninggalkan kamarnya.

***
Matahari seolah mendukung kegiatan saudara kembar yang sedang olahraga sehat itu. Tampak cuaca yang mendung menimbulkan senyuman lebar Cenzie.

Bagus deh jadi gak terlalu keringetan, pikir Cenzie.

"Istirahat dulu deh." Kata Cenzoe sambil mengajak Cenzie duduk di kursi taman, sudah hampir setengah jam keduanya melakukan lari pagi mengelilingi taman kompleksnya.

"Beliin gue minum dong Zoe." Kata Cenzie menyuruh Cenzoe.

"Sana beli sendiri lah, nih duitnya." Emang ya dasar kakak durjana, Batin Cenzie sebal. Tadi aja giliran minta ditemanin baik, giliran udah ditemanin mahh, boro-boro dah. Ngacir kena angin tuh baiknya.

Sambil mencak-mencak tak karuan, Cenzie berjalan menuju warung yang ada di sisi kanan taman. Untung saja kakaknya itu mau memberinya uang, coba kalau tidak, gak digibeng bagus.

"Hai kesayangannya Glaxyo." Suara berat khas seseorang yang sudah menjadi pacarnya selama 28 jam itu mengagetkan Cenzie.

"Glaxyo? Kok bisa disini?" Tanya Cenzie kaget.

"Bisa lah, apa sih yang gak bisa dilakuin seorang Glaxyo." Jawab Glaxyo yang sama sekali tidak memberi jawaban yang memuaskan.

"Haish, kok gue mau sih sama yang kaya ginian." Gumam Cenzie pelan. Sayangnya, Glaxyo bisa mendengarnya.

"Kok lo ngomong gitu sih Zie? Lo gak niat pacaran sama gue? Lo gak sayang gue?" Tanya Glaxyo pelan.

"Hah? Nggak, bukan maksud gue bukan gitu Xyo, gue cuma bercanda tadi." balas Cenzie

"Becanda lo gak lucu tau gak?" Ujar Glaxyo pelan.

"Ya maaf, gue gak maksud gitu." Jelas Cenzie. Rasanya dia benar-benar bersalah, sudah jelas Glaxyo sensitif jika soal perasaan, malah dibercandain, walau maksudnya bukan gitu tapi kan dia bisa saja salah paham.

"Xyo maaf, jangan marah plis." Rajuk Cenzie. Ah dia benar-benar merasa makhluk terjahat di bumi.

"Bwahahaha, aduh harusnya tadi gue rekam muka lo waktu minta maaf!" Pekik Glaxyo girang, hal itu menimbulkan kernyitan di dahi Cenzie. Gila kali ya abis ngambek-ngambek tiba-tiba ketawa, pikir Cenzie.

"Gue boong doang kali, lagian gue sebel lo ngomong gitu." Jelas Glaxyo, menjawab pertanyaan Cenzie.

"Kampret! Jahat banget sih lo, gue dah sampe ngerasa bersalah banget gila!" Keluh Cenzie. Dasar emang Glaxyo, tidak berperikemanusiaan.

"Ya maaf, utuh-utuh gantian si cantik yang ngambek." Ucap Glaxyo sambil mencolek pipi gembul Cenzie. Dasar cowok, kalau bujuk ceweknya yang ngambek aja pake gombalan! Huh gak mempan gue mah, batin Cenzie.

Seolah bisa membaca pikiran Cenzie, Glaxyo tak lagi menggodanya, malahan dia menarik Cenzie, menenggelamkan kepala cewek mungil itu di dada bidangnya.

Cenzie bahkan sampai melupakan tujuan awalnya yang ingin membeli air mineral.

****

"Puas deh yang abis kencan bareng pacar baru! Sampe lupa kembarannya." Sindir Cenzoe. Ah, sekarang mereka sudah berada di rumah, tadi Cenzie pulang diantar Gkaxyo, bahkan sekarang cewek tiu baru ingat Cenzoe saat kembarannya itu masuk ke kamarnya dengan sindiran itu.

"Anjir, gue sampai lupa kalo tadi pergi sama lo." Pekik Cenzie sambil menepuk jidatnya.

"Dasar adek laknat lo. Giliran sama pacar aja semua lupa, bahkan kembaran tampan lo yang sudah bareng lo dari zaman zigot aja lo lupain, jahat banget sih lo!" Ujar Cenzoe. Kalian lihat sendiri, cowok dengan kaus oblong hitam itu benar-benar berbeda jika sedang di dalam rumah dan di luar rumah. Kalau di luar rumah mahh, beuh sok cool banget, cuek-cuek gimana gitu. Giliran di rumah, emak-emak kompleks yang suka ngerumpi aja kalah kali tuh sama bacotan Cenzoe yang gak ada habisnya.

"Hish ya maaf, lagian kan gue udah minta maaf." Balas Cenzie.

"Lah bangke, lo baru aja ngomong maaf!" Pekik Cenzoe.

"Ya tapi kan berarti gue udah ngomong!" Balas Cenzie tak mau ngalah.

"Belom."

"Udah."

"Belom."

"Udah."

"Belom."

"Fine, yang waras ngalah." Putus Cenzie. Jika diteruskan yang ada sampai 10.000 jam juga gak bakal selesai, eh udah kaya lagu aja.

Ya terkadang memang keduanya sering bertengkar, bahkan pernah paling lama mereka berantem tiga hari, itu paling lama ya. Karena setiap kali ada pertengkaran, selalu ada diantara mereka yang mau mengalah, sehingga pertengkaran itu tidak terus berlarut-larut dalam diri mereka.

****

Hai haii update lagi nihh.

Gimana Denaxyo menurut kalian?

Jangan lupa vote and comment nya yaa!

Besok Try Out matematika tapi aku usahain up buat kaliann!! Makasih 1,59k readersnya guys!

Denaxyo,

10.02.20

Denaxyo #WATTYS2019Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang