Red Strings
Chapter 1 - Link
.
.
Angin di minggu pertama musim semi menggiring kedatangan seorang perantau kembali ke tanah kelahirannya. Seorang laki-laki berparas manis, raut kelelahan tergambar di wajahnya. Baru saja menempuh perjalanan pesawat selama 12 jam, tubuhnya dihinggapi keadaan jetlag parah—sampai rasanya ia ingin menghabiskan seminggu penuh di atas ranjang hanya untuk tertidur.
Pandangan kaburnya terarah pada pintu berwarna cokelat muda di depannya. Sudah berulang kali ia mengetuk pintu mahoni tersebut, tapi tak ada tanda-tanda pintu rumah akan terbuka lebar dengan si pembuka menyambutnya.
Park Jihoon mulai jengah.
Kepalan tangan mungilnya meluruh pasrah, "Noona! Ini aku Jihoon, aku sudah datang!" bosan mencari perhatian dengan perlakuan verbal, Jihoon mencoba cara lain, meneriaki sang pemilik rumah yang entah tengah melakukan apa. Haish, Park Jihoon sedang tak ingin tahu aktivitas apa yang dilakukan sang pemilik.
Yang ia inginkan hanyalah tidur.
Ceklek.
Akhirnya penantian Jihoon selama bermenit-menit terwujudkan, pintu yang sejak tadi terdiam statis seolah menertawakan kelelahannya terbuka lebar. Pintu terbuka dan menampilkan seorang wanita cantik berseri-seri tengah menyapanya dengan terengah-engah, "JIHOONIE, ADIK SEPUPUKU SAYANG AKHIRNYA KAU PULANG KE KOREA!" selanjutnya Jihoon hanya bisa pasrah diraih dalam sebuah pelukan erat, wanita berstatus kakak sepupunya ini meluapkan kerinduannya.
Jihoon tak masalah sama sekali. Sejujurnya ia merasa bersalah pada kakak sepupunya, karena sejak kepergiannya ke Amerika empat tahun yang lalu, mereka tak pernah bertemu sama sekali.
"Aku sangat merindukanmu, Jihoonie~"
Jihoon tersenyum lebar di balik rasa lelahnya, "Aku juga merindukan Sooyoung noona, maaf ya selama ini kita tak pernah bertemu selama aku di Amerika."
Sooyoung—Park Sooyoung tepatnya akhirnya melepas dekapan hangatnya, menampilkan senyum gusi manis turunan bibi Jihoon, "Aku tahu kau sangat sibuk demi mengejar titel Doktermu, Jihoonie." Dengan pengertiannya, si kakak sepupu Jihoon mengusak helai surai kecokelatannya, "Maaf juga membuatmu menunggu lama, aku sedang ada di kamar tadi, menyelesaikan pekerjaanku."
Jihoon mengangguk-anggukkan kepalanya, paham Sooyoung tengah dikejar deadline, untuk mengedit ulasan majalah gosip ibukota—seperti apa yang sempat ia ungkit beberapa hari kala Jihoon mengabarkan kepastian dirinya kembali ke Seoul.
"Tenang saja noona, aku mengerti bagaimana kesibukanmu. Belum ditambah kesibukan mengurus persiapan pernikahanmu, selama aku di sini—aku akan berusaha membantu sebisaku." Ya, kakak sepupunya ini akan menikah dengan laki-laki pujaannya bulan depan. Dengan kekasihnya semasa sekolah menengah, kisah cinta keduanya memang bagaikan cerita dari negeri dongeng. Jihoon turut bahagia—karena kakak sepupunya mendapatkan takdir sesuai dengan untaian benang merah di kelingkingnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Red Strings (Deepwink - Winkdeep)
Romansa"Kau percaya kalau kami adalah takdir, Jihoonie?" Entah sudah keberapa kalinya, peluh memenuhi kulit wajahnya di hari indah penuh tawa dan senyuman dari semua kawannya. Galaksi mini berpendar kosong, enggan bersitatap dengan beberapa pasang netra pe...