It Has to be You

292 12 0
                                    

It Has to be You
-HM GadisHujan
.

오늘도 내 기억을 따라헤매다
(Oneuldo nae gieogeul ttarahemaeda)
Hari ini, aku mengembara dalam kenanganku

이 길 끝에서 서성이는 나
(I gil kkeuteseo seoseongineun na)
Aku melewati sekitar ujung jalan ini

다신 볼 수도 없는 니가 나를 붙잡아
(Dasin bol sudo eomneun niga nareul butjaba)
Kamu masih menahanku dengan erat, meskipun aku tidak bisa melihatmu lagi

나는 또 이 길을 묻는다
(Naneun tto i gireul mutneunda)
Aku kehilangan jalanku kembali

널 보고 싶다고, 또 안고 싶다고
(Neol bogo sipdago, tto ango sipdago)
Aku berdoa kepada langit, aku ingin melihatmu dan menahanmu lagi

저 하늘보며 기도하는 날
(Jeo haneulbomyeo gidohaneun nal)
Bahwa aku ingin melihatmu dan menahanmu lagi

.

Hembusan angin seolah membuka lembaran baru yang menyedihkan. Di mana kisah yang tertinggal hanyalah air mata. Lalu rambut itu, rambut lebat yang masih terawat, tergerai sempurna berlambai pada angin. Mata hazelnya seakan menyiratkan hal yang menyakitkan ada di antara sepanjang pandangan yang ia tangkap.
Sweater abu-abu itu melekat pada tubuh kekarnya, namun sepertinya ia tak bersahabat pada siapapun. Ia duduk sendiri di antara keramaian orang yang memilih untuk menghabiskan akhir pekan bersama keluarga, bahkan kekasih.
Lelaki dengan pandangan kosong dan mata memerah itu seolah enggan membuka diri bahkan untuk alam yang masih setia mendekapnya.

"Tuan Muda.. Apa kau membutuhkan sesuatu?" seolah hanya angin belaka, seseorang yang berbicara padanya tidak ia anggap sama sekali.
Karena tak ada jawaban, akhirnya orang itu memutuskan untuk memundurkan dirinya dari sana.

"Dia seperti orang tuli saja." gerutunya kepada pemuda tampan di samping mobil.
Pemuda itu tertawa kecil, "Kenapa lagi, huh?"
"Lihat dia! Dia hanya duduk, diam, melamun. Akhirnya, menangis." tuturnya.
"Ya, biarkan saja. Kau seperti tidak tahu saja."
Matanya memicing memperhatikan 'Tuan Muda' yang ia panggil tadi, "Tapi sebenarnya aku heran juga. Kenapa Tuan Muda sampai bisa seperti itu?"
Pemuda di depannya hanya menaikkan bahunya.
"Aku bahkan baru tiga minggu bekerja untuknya, dan harus berhadapan dengan orang yang seperti mayat hidup?" Wanita itu menggeleng tak habis pikir.
"Bukankah Nyonya Besar bilang kalau Kim itu periang?" tambahnya.
"Yak! Panggil dia Tuan Muda!" potong pemuda itu dengan nada meninggi namun terlihat seolah keduanya tengah bercanda.
"Ah, dia tidak akan mendengar, Tao." protesnya dengan berpangku tangan.

"Hei, Fern?"
Wanita yang dipanggil Fern itu menoleh, "Kenapa?"
"Kau tahu? Tuan Muda seperti itu karena ditinggalkan oleh kekasihnya." ungkap Tao yang membuat Fern membolakan matanya.
Satu detik kemudian tawa Fern begitu pecah, "Benarkah?"
Tao memandanginya heran, "Yak! Kenapa kau malah tertawa?"
"Lagipula, jaman apa sekarang? Ditinggal kekasih dan Tuan Muda sampai seperti itu? Hahahaha.. Tidak masuk akal." ujar Fern menepuk-nepuk bahu Tao.
"Aku serius. Kekasihnya pergi begitu saja ke luar negeri."
Fern mengernyit dan menghentikan tawanya yang menyenangkan, "Kenapa begitu?"
"Ah.. Ceritanya panjang. Sekarang sudah sore, ajak Tuan Muda kembali ke mobil." ujar Tao sembari merogoh saku celananya dan mengambil kunci mobil.
"Aishh... Kau ini. Tidak bisakah kau bereskan dulu kisahnya?"
Tao menggeleng, "Cepat panggil!"

**

Suasana rumah ini masih sama saja. Besar namun kurang penghuni. Hanya ada dua pembantu rumah tangga, dua pengawal yang salah satunya adalah Fern dan dua supir pribadi dan satu dari keduanya adalah Tao. Supir pribadi muda yang tampan dan berbadan tegap.

Makan malam yang membosankan kembali terjadi, di mana hanya ada suara dentingan sendok pada piring. Juga suara angin malam yang seolah menghembuskan isyarat bahwa mereka harus membuka suara.

[NINE] KimPie LoveStoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang