KerjaSama!!!

3 0 0
                                    

"terimakasih aku akan beri 1 jantung untukmu nanti" kataku sambil menusuk kan pedang ke perut para goblin supaya jantung nya masih aman,

selang 15 menit berlalu musuh masih berdatangan atau malah bertambah "ada yang aneh disini!" pikirku sambil mengamati sekeliling,

"Kana Kani cari dinding yang terlihat aneh di sekitar sini!" titahku.

setelah mereka cari "tuan di dinding tidak ada yang aneh tapi aku merasakan ada aura jahat di sekitar ku" kata Kana sambil memasang kuda kuda menyerang,

jadi memang ada yang aneh "Rin, komando ku serahkan kepadamu!" aku tau aku tak tau diri mengatakan hal seperti itu,

aku pergi dari Medan perang untuk mengecek apa ada yang menyamar di antara kami, setelahku lihat ternyata ada titik merah di belakang Rin dan itu adalah barisan pemanah yang beranggotakan wanita, aku harus buru buru sebelum ada hal yang tidak diinginkan terjadi.

Setelah kembali ke barisan belakang, benar saja pemanah itu siap membidik ke arah Rin dan tidak ada yang menyadarimya, "Hikari di belakang Rin!" teriakku berharap dia mengerti,

Hikari memutar badan dan menembak tepat di kepala wanita itu "mudah!" remehnya sambil meniup lubang tonfas gun layaknya koboi.

Tiba tiba pasukan monster mati dan wanita itu bangkit lagi dengan seluruh tubuh nya yang terbelah belah dengan monster menyerupai nenek sihir tanpa kaki dan mengambang didalamnya, "pintar juga kau anak muda dapat mengetahuiku secepat ini, jika kau bisa mengalahkanku kau bisa keluar dari sini" kata nenek itu dengan sombong,

"baik nenek sesuai yang kau minta" ejek ku berlari dan mengambil tongkat di tasku dan memegang katana di tangan ku yang lain,

"apa kau bilang?!?!?!, Aku masih 1800 tahun dan belum setua itu, rasakan ketakutan terbesar kalian!" belanya dengan percaya diri.

Beberapa saat kemudian para prajurit maupun Rin dan Hikari terdiam, aku pikir mereka bingung dengan usia 1800 tahun tapi itu konyol,

"Tuan, mereka sepertinya sedang menghadapi ketakutan terbesar nya" kata Haci dan si kembar di belakangnya bersikap biasa saja,

"kenapa kalian bertiga bisa tidak kena?" Tanyaku,

"kami para setengah hewan tidak akan terpengaruh oleh sihir anak anak itu, dan mungkin kau tidak punya rasa takut tuan" kata haci bersiap menyerang,

"oh... Begitu, yasudah Kana Kani incar kedua matanya, Haci alihkan perhatian nya dan aku akan menusuk Ubun ubunnya dengan katana ku" perintahku,

"baik tuan" kata mereka serempak.

Haci langsung berlari kearah kanan demi mengalihkan perhatiannya, "bodoh!, kau kira aku tidak dengar rencanamu tadi, sekarang aku akan menutup mataku saja dan menutupi Ubun Ubun ku saja kan" dengan percaya diri nya dia percaya pada rencanaku.

Kana Kani pun melancarkan serangannya sebelum itu aku sudah membaca kan mantra 'tsuyoi' pada ketapel itu jadi jika kena pasti... 'Syuut... Syuut...' batu pada ketapel sudah diluncurkan,

"Ah.... Mataku kenapa batu nya bisa menembus kelopak mata ku?, Dasar makhluk hina sekarang aku tidak bisa melihat dan kau juga 'blindlight'!",

setelah dia membacakan mantra, tiba tiba Kana Kani berteriak kesakitan, "ah... Terang sekali mataku mataku!!!",

Ternyata mantra itu bekerja membutakan kedua adik kecilku, sekarang dia tidak melindungi Ubun ubunnya melainkan matanya jadi inilah kesempatanku, aku melompat tinggi dan melempar katana ku keatas dengan gagang pedang menghadap keatas dan merapal mantra 'tsuyoi' lalu memukul gagang katana dengan tongkat ku dengan itu pasti menembus ke otak.

tapi tidak demikian, dia mengelak seranganku "cih... kau kira serangan seperti itu bisa membuat ku mati?" remehnya sambil membentangkan telapak tangannya kearahku, "ini akhir darimu anak haram 'magnum fire ball'",

dia menembakan api yang sekiraku berbentuk bola, namun bukan bola api melainkan semburan api, gini nih kalo sekolah cuman sampe gerbang terus pulang lagi, bodohnya gak kebayang,

"kalau bertahan pasti bisa 'defend on hundred' " walau aku terkena semburan api tapi tidak apa apa karena mantra ku tadi yang berefek melindungiku jadi tidak merasakan apapun namun tidak melindungi bajuku yang terbakar dan untungnya celanaku hanya terbakar sampai dengkul.

Aku mulai jengkel dengan makhluk ini lalu aku mengambil tombak 2 mata pisau dan aku harap tidak patah lagi tapi tongkatku tadi kemana?, Biarlah mungkin hangus terbakar,

"tuan kami baik baik saja dan masih bisa membidik walau tidak melihat pendengaran kami cukup tajam" kata si kembar sambil bersiap membidik makhluk itu,

"tuan, maaf lancang tapi menurutku sebaiknya kita menyerang bersama" kata Haci sambil mengelak dari hantaman nenek itu,

"oke, Kana Kani tembak sekarang terserah kalian mau di mana, Haci berdiri di samping ku" titahku sambil berlari kearah si nenek lalu Haci menyusul dari belakang, "Haci, bersiap melempar tombak setelah aku melambung kan mu keatas!" ujarku ketika aku melihatnya disampingku,

"maaf, bisa di ulangi tu......a.....n!!!" secara tidak sadar haci sudah berada diangkasa,

"maaf tidak bisa" kataku sambil melempar tombak ku kearah nenek di jantungnya dan untungnya mantra ku masih berlaku,

Lalu aku berpikir dan merasa ada yang bahaya, "tunggu masih berlaku? berarti Haci jika kulempar sekuat tenaga tadi berarti dia bisa terbentur dengan atap, GAWAT!!" Aku langsung melompat dan menyelamatkan nya agar tidak terbentur.

Untung saja anak ini tidak apa apa, "maaf telah melemparmu tiba tiba, sekarang lempar tombakmu!" titahku,

"tuan, aku tidak pantas di selamatkan oleh mu, sudah tidak apa apa lepaskan aku saja" katanya malu malu,

"oh... Mau di lepasin yasudah" lalu kulepas kan,

"tidak jadi tuan, tolong bantu aku lagi" pintanya dengan wajah ketakutan, ternyata yang dia katakan tadi cuma bohongan,

"Kana Kani efek mantra ku masih ada kan?, teruslah menembak!" teriakku kepada si kembar,

"masih ada tuan dan mata kami sudah bisa melihat walau sedikit" kata Kani sambil menembak tanpa ampun.

"'tsuyoi' Sekarang lempar tombakmu". Setelah aku membacakan mantra, Haci melempar tombaknya dan lempar kami pun mendarat dengan selamat, untung Haci masih mau menuruti perintah ku dan tak kusangka Haci mengenai tepat di batang hidungnya lalu aku juga ikut melempar dan mengenai tombak di batang hidungnya tadi dan menusuk ke dalam dan dia mati dengan konyol,

"kok bisa kena batang hidungnya?" Tanyaku ke Haci,

"tidak tau tuan, aku hanya asal lempar, jangan jangan aku salah membidik ya? Maafkan aku tuan",

kenapa anak ini selalu merendahkan diri ya?, "tidak kok, bidikanmu itu tepat tapi apa orang orang ini sudah sadar?" Tanyaku kebingungan,

"biar aku saja menyembuhkan mereka" kata Kana dengan senang dan kenapa dia tidak bilang dari tadi?, kalau ramai-ramai kan mudah bantai tuh nenek.

Setelah 1 jam sejak Kana menyadarkan mereka semua, tiba tiba ada lingkaran sihir terang muncul di ruangan ini dan kami terpindah ke kota Uramek lalu Rin langsung pergi ke pos komando nya untuk memberikan laporan saat di labirin tadi,

"W)�����

My Fantasy PathWhere stories live. Discover now