Reality

3 0 0
                                    

"apa yang terjadi?" Tanyaku gawat,

"barusan kami ingin membeli ayam bakar tapi kami dirampok lalu ketika kami berusaha melawan, rampok itu bilang kami menyerangnya, jadi kami di maki dan kabur kemari" kata Haci dengan jelas walau dia sedang menangis juga,

"baiklah kalian tunggu di sini aku ingin ke toilet sebentar", lalu aku bangun dan sambil berjalan melihat jam ku, "cari yang merampok adikku" titahku pada jam tangan,

Ternyata perampok itu tidak jauh dari sini, mungkin aku bisa menggunakan teleportasi tuk menangkapnya, baiklah 'teleport' tiba tiba aku langsung berpindah tepat di depan sang rampok yang sedang berlari lalu sontak menabrak ku dan marah marah "apa kau tidak punya mata?!?!",

"Apa kau tidak punya otak?!!!, Kembalikan uang yang kau rampok atau kau akan kubawa!!" Ancamku sambil menarik kerah bajunya,

"tidak akan" tolaknya,

"baiklah, kau yang minta 'teleport'",

Kami berpindah lagi kedalam kamarku, "apa ini perampoknya?" Tanyaku dengan menunjuk rampok itu,

"aku tidak yakin, tapi aku buka dulu maskernya" setelah di buka oleh Haci,

"ya memang benar dia yang merampok kami" kata Haci kaget,

"baiklah orang tua, kau mau kembalikan uang kami atau kulapor polisi?"tanyaku,

"baiklah akan ku kembali kan kepada budak mu" katanya sambil merogoh kantong nya,

"jangan panggil mereka budak!!!, sekarang mereka sudah kuanggap sebagai adik perempuanku, ingat itu!!" tegasku.

Setelah uang kami dikembalikan, aku langsung melempar orang itu keluar jendela dan untungnya hari mulai malam dan jalan semakin sepi jadi tidak ada yang tahu ada orang yang terlempar dari jendela.

Tiba tiba seorang pelayan masuk, "malam ini mau makan apa? Dan berapa porsi tuan?" tanyanya,

Dan aku menjawab "jangan tanya aku, tanya saja pada anak-anak ini!",

"baiklah, jadi kalian ingin makan apa?",

Selagi pertanyaan pelayan itu terjawab aku berbenah lalu pelayan itu langsung kebawah dan memberitahuku jika makanan sudah matang aku akan di beri tau.

"Sekarang aku ingin ganti baju dulu, kalian keluar dulu ya" pintaku,

"baik" mereka segera keluar,

Untung aku membeli baju hitam polos jadi bisa di pakai saat senggang, setelah aku selesai ganti baju aku menyuruh mereka ganti baju dan aku yang di luar. Setelah mereka selesai pakai ternyata pilihan mereka bagus semua namun seperti ada yang aneh, yaitu adikku yang belum kutanyai namanya, dia memakai pakaian ninja lengkap serba hitam namun kurang pas kalau di pinggangnya tidak di beri dagger atau low sword.

"siapa namamu?" tanyaku kepada sang ninja,

"Vica, tuan" jawabnya tegas,

"oh... Vica, ini pedang kecil untukmu supaya lebih terlihat seperti ninja" lalu aku berikan pedang kecil atau low sword berwarna biru muda untuknya,

"benarkah? Terimakasih banyak tuan", dengan wajah kagum dan sedikit senyum dia memandangi pedang yang kuberi.

Path 6.

Tiba tiba si pelayan datang, "Tuan, makanan sudah siap",

"baiklah, mari kita makan!" ajak ku,

"lewat sini!" tunjuk pelayan keruang makan,

Saat kulihat diruang makan ini hanya ada 1 meja dan 1 bangku, "pelayan kenapa hanya ada 1 meja dan 1 bangku?, dimana adikku ini makan?" tanyaku sambil mengacungkan tangan,

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 02, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

My Fantasy PathWhere stories live. Discover now