Ch 17

906 92 13
                                    

Jangan lupa VoMent juseyo❤












Sepeninggalan Hoshi dan Woozi, woojin masih setia memandang pantai itu dengan posisi yang berbeda. Jika tadi ia duduk sambil memeluk lututnya. Namun kali ini ia berdiri dengan kedua tangan berada di kedua sakunya.Dia menengadahkan kepalanya menatap langit yang menurutnya lebih menyenangkan untuk dilihat.

"Hah~~''

Woojin menghela nafasnya berat.Pikirannya benar benar kacau saat.

Ia pikir dengan ia keluar dari Wanna one dan kembali ke Busan kerumah orang tuanya maka ia akan baik baik saja.Ia bisa melupakan semua yang sudah terjadi dan menjalankan hidupnya sedari awal.Tapi nayatanya berbeda,ia justru semakin merasa tersiksa dan tidak pernah bisa melupakan apa yang terjadi.

"Kenapa rasanya sangat sulit untuk melupakanmu" lirih Woojin.

"Jihoon-ah bagaimana keadaanmu sekarang? Apa kau bahagia?" Tanya nya entah pada siapa.

Dia berteriak sangat kencang untuk meluapkan semua ganjalan dihatinya.

"Park Jihoon..mengapa kau selalu mengganggu pikiran ku..

Pergilah dari pikiranku kumohon..

Jangan menghantui ku terus menerus.."

Mungkin jika ada orang yang melihat Woojin seperti itu,maka ia pasti akan dikatai gila karena berbicara seorang diri.Tapi beruntungnya sedang tidak ada orang di sekitar pantai itu.Jadi ia bisa berteriak sepuas hatinya.






"Jihoon...aku merindukanmu"




"nado"




Deg




Suara itu!!


Woojin berbalik menoleh kearah suara itu.

"Jihoon.." gumamnya kaget.

Terlihat seorang pemuda manis berdiri sambil tersenyum kearahnya. Dengan perbedaan jarak beberapa langkah darinya.

"Aku juga merindukanmu woojin" ucapnya lagi. Dia perlahan mendekati woojin dan berhenti tepat dihadapannya. Woojin masih terdiam sambil kedap kedip polos. Masih mencoba mencerna apa yang terjadi.

"J-jihoon.. k kau ada disini? Di Busan?" tanyanya tak percaya. Dan yang ditanya mengangguk sambil tersenyum tulus.

"A-apa aku bermimpi?" Ucapnya lagi sambil menepuk pipinya sendiri.

Namun gerakannya terhenti karena Jihoon yang menahan tangannya. Ia menurunkan tangan woojin dari pipinya kesamping badannya sendiri. Lalu kedua tangannya mengelus pipi woojin yang masih dengan mode o'onnya. Rona samar tercetak dipipi woojin.

"Kau tidak bermimpi woojin-ah ini nyata" ucap jihoon sambil terus mengusap pipi woojin.

"Ini benar benar nyata?"tanya woojin lagi.

Jihoon kembali mengangguk sebagai jawaban.

"Tapi apa yang kau lakukan disini??"
Tanya Woojin heran.

"Haruskah aku memberitahumu??" tanya jihoon balik.

"Ah tidak.tidak harus"

Jihoon terkekeh mendengar nada bicara woojin.

"Aku kesini ingin menemui seseorang" jawabnya dan duduk dipasir pantai.

Yang kemudian disusul oleh Woojin.

"Aku ingin menemui seseorang untuk minta maaf, aku ingin mengatakan padanya kalau aku sangat mencintainya, aku menginginkannya kembali.Aku tidak bisa membohongi diriku sendiri kalau aku tidak bisa melupakannya. Tidak akan pernah bisa. Sekalipun dunia tidak menginginkannya tapi aku akan tetap mencintainya."

Hurt So Good -2parkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang