7 Days - Sunday

13K 1K 153
                                    

✔️ BIJAKLAH DALAM MEMILIH BACAAN. 

✔️ DOSA DITANGGUNG MASING-MASING.

🥃🥃🥃

Lalisa, itulah nama wanita cantik yang sedang menyeret kopernya dengan malas untuk memasuki lift. Dia melepaskan kacamata dan juga scraf yang sedari tadi menunjang penampilannya, sebelah tangannya melepaskan ikatan rambutnya dan mengoyangkan kepalanya seraya menyisir rambutnya dengan jari.

 Dia melepaskan kacamata dan juga scraf yang sedari tadi menunjang penampilannya, sebelah tangannya melepaskan ikatan rambutnya dan mengoyangkan kepalanya seraya menyisir rambutnya dengan jari

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Menyebalkan," gerutu Lisa.

Wanita itu mencebik kesal seraya mengutak-atik jarinya di atas ponsel pintarnya dengan sangat cepat, bibirnya terus mengeluarkan sumpah serapah.

Belum sempat dia menyelesaikan kegiatannya, ponselnya bergetar, menandakan ada sebuah panggilan masuk.

"Yak! Katakan padanya untuk tidak menghubungiku lag!" Lisa langsung berteriak pada sosok di seberang sana yang sedang meneleponnya.

"Tidak! Katakan padanya kalau aku tidak akan pernah menemuinya lagi!" Lisa memutuskan sambungan teleponnya secara sepihak dan menyugar rambutnya dengan kasar.

Wanita cantik itu sedang sangat kesal saat ini, dan orang yang meneleponnya menambah kadar kekesalannya. Di saat wanita itu sibuk mengumpat, tanpa dia sadari ada sosok laki-laki yang tengah menatapnya dengan penuh rasa penasaran di pojok belakang.

Saat ini, hanya mereka berdualah yang menjadi penghuni lift, dan tujuan keduanya sama-sama ke lantai 8. Laki-laki itu menatap dengan penuh minat, pasalnya wanita itu terlihat sangat menawan bahkan ketika dia hanya melihat bagian punggungnya saja.

Bibirnya sedikit memunculkan seringai buas, senyumnya manis tapi menyiratkan sebuah arti tersembunyi di baliknya. Matanya menyapukan pada seluruh bagian belakang Lisa, seolah sedang menimbang-nimbang apakah wanita ini layak atau tidak.

Lift berdenting, Lisa lebih dulu keluar dengan perasaan kesal yang masih menyelimuti hatinya, tangannya merenyet koper dengan setengah malas, ingin sekali rasanya Lisa meninggalkan benda sialan itu di lift jika tidak mengingat kalau ada barang-barang berharganya di dalam sana.

Laki-laki yang kehadirannya sama sekali tak di sadari oleh Lisa, berjalan tepat di belakangnya. Ketika Lisa berbelok ke kanan, laki-laki itu juga ikut berbelok, seolah-olah mengikuti kemana pun Lisa pergi.

Penguntit? Sepertinya, tidak, mungkin ini murni hanya kebetulan karna laki-laki itu adalah penghuni unit apartemen yang berada tepat di hadapan unit apartemen milik Lisa.

Sepanjang perjalananya, laki-laki itu sama sekali tak melepaskan pandangannya dari punggung Lisa, dia betah hanya dengan menatap bagian belakang tubuh wanita cantik itu.

Bahkan ketika Lisa tak lagi berada dalam jarak pandangannya, laki-laki itu masih terus membayangkan betapa indahnya tubuh wanita yang sedang bersamanya kurang dari 3 menit itu.

🎶 7 Days 🎶Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang