7 Days - Tuesday

8.2K 910 28
                                    

Lisa terbangun dari tidur nyenyaknya ketika cahaya matahari terasa membakar wajahnya, dia meregangkan tubuhnya seraya menguap lebar. Lisa tak tau apa yang dia lakukan tadi malam, tapi yang jelas dia benar-benar merasakan tidur yang sangat nyenyak.

"Apa kau sudah bangun?" Pertanyaan yang muncul secara tiba-tiba itu membuat Lisa terlonjak kaget, masih dalam usahanya untuk mengumpulkan sisa-sisa kesadarannya, dia menoleh pada ambang pintu dan mendapati seorang laki-laki tampan sedang berdiri di sana. 

Lisa mengalihkan pandangannya, menganggap kalau sosok itu bukanlah apa-apa, tapi dia berusaha keras untuk mencerna apa yang baru saja dia lihat saat ini. 

Seorang laki-laki tampan?

Lisa menoleh sekali lagi, mencoba untuk memastikan kalau apa yang dia lihat saat ini hanya sebuah halusinasi semata. 

"Sehun~ssi." Lisa bergumam lirih ketika mengenali sosok tampan yang berdiri di ambang pintu dengan sebelah bahu yang di sandarkan pada bingkai pintu.

"Apa tidurmu nyenyak?" tanya Sehun seraya melangkahkan kaki telanjangnya masuk ke dalam kamar.

Lisa panik, dia menarik selimut untuk menutupi seluruh tubuhnya. "Bagaimana kau bisa masuk ke dalam kamarku?" Lisa bertanya, tidak lebih tepatnya dia memekik, tanpa mau memperlihatkan wajahnya pada Sehun, dia malu. Benar-benar malu kalau Sehun melihat wajah bantal yang menurut Lisa pasti sangat menjijikan.

Suara tawa yang terdengar sangat dekat dengannya membuat Lisa semakin mecengkram erat selimutnya, dia berdoa kalau Sehun tak melihat wajah menjijikannya pagi ini. 

"Kau berada di kamarku, Lisa~ssi," kata Sehun dengan tawa renyah yang membuat Lisa sedikit bergetar.

Oh, astaga, Lisa merutuki dirinya yang mabuk semalam. Dia meyakini dengan sangat kalau dirinya sangat amat berantakan pagi ini. Dan Sehun sama sekali tak boleh melihatnya dengan keadaan seperti ini. 

"Apa aku mabuk semalam?" Wanita itu bertanya pada Sehun, padahal dia jelas sudah mengetahui jawabannya dengan pasti. 

"Kau mabuk. Sangat mabuk," jawab Sehun yang sengaja menekankan kata per kata yang dia ucapakan. 

Mendengar penuturan Sehun semakin membuat Lisa menenggelamkan dirinya di dalam selimut, dewi batinnya terus mengumpat, merutuki kebodohannya sendiri. 

"Apa aku melakukan sesuatu yang salah semalam?" tanya Lisa hati-hati. Dia masih enggan untuk menunjukkan wajahnya pada Sehun, ekspresinya terlalu menjiikan untuk Sehun liat saat ini, dan Lisa tak memiliki keberanian untuk bertatapan langsung dengan Sehun.

"Hmmm," sahut Sehun mengiyakan. "Kau melakukan sesuatu yang errr—mengerikan."

Suara Sehun yang terdengar jijik membuat tubuh Lisa mencair seperti es krim. Dia pikir, yang dia lakukan semalam pasti sangat menjijikan dan juga memalukan, kini di mana Lisa harus menaruh wajahnya. Dia sungguh tak memiliki keberanian untuk memperlihatkan wajahnya pada titisan dewa yunani di hadapannya ini.

"Hal menjijikan apa yang aku lakukan semalam?" Lisa bertanya dengan nada suara penuh penyesalan. Dia bersumpah kalau dia tak akan pernah meminum somaek untuk sisa hidupnya-apa pun alasannya.

Lisa masih menutup dirinya dengan selimut, dia jelas tak bisa melihat apa yang Sehun lakukan saat ini, tapi dia bisa merasakan kalau ada seseorang yang baru saja duduk di sampingnya; siapa lagi kalau bukan sang pemilik kamar.

Lisa gugup, dia menelan salivanya dengan susah payah, dia takut mendengar jawaban Sehun untuk pertanyaannya tadi. 

Lisa berteriak histeris ketika Sehun menarik paksa selimut yang menutupi tubuhnya. "Jangan dibuka. Aku malu!" pekiknya histeris. 

🎶 7 Days 🎶Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang