Terbuang....

3.2K 82 13
                                    

Setelah kepergian pria itu aku melangkahkan kaki ku ke arah rumah sakit untuk menemui ayah yang sedang di rawat di rumah sakit.

Aku sangat merasa bersalah karena diri ku lah ayah masuk rumah sakit..
Aku teringat kejadian tadi pagi..

"apa ini.." Kata ibu ku sembari memberikan benda pipih bergaris merah dua garis.

Deg..

Bagaimana bisa ibu tau benda itu padahal aku sudah menyembunyikannya.

"ibu aku bisa jelaskan semuanya bu."

"tidak ada alasan Jo, selama ini kau bersikap lugu hanya menyembunyikan sikap jalang mu itu..Katakan siapa yang menghamilimu.." Kata ibu ku sungguh menyakitkan

"tidak bu Jodha tidak seperti itu.."

Plaakkkk.. plakkk

sungguh sakit rasanya hati dan juga fisik ku. Tamparan di pipi ku begitu keras mengakibatkan diriku terhunyung.

"ada apa bu..? " Dia kakak ku yang sangat di sayang ibu ku. Nama nya Bena

"Lihat Bena apa yang telah dilakukan anak sialan ini. Ternyata dibalik muka lugunya dia berbakat menjadi jalang." kata ibuku sembari memberikan tespack ke kak Bena

"astaga bu jika ayah tau pasti ayah akan sock.." Kata kak Bena benar jika ayah tau masalah ini aku tidak bisa membayangkan nya.

"APA YANG BISA MEMBUAT AYAH SOCK BENA.." Astaga itu suara ayah ku kenapa ayah pulang lagi dari proyek. Aku takut ayah kenapa-kenapa. Ayah tidak bisa jika menerima kabar yang buruk.

"dan kenapa Jodha menangis bu. Sudah cukup ibu memperlakukan Jodha dengan kasar"

" Ayah tau apa yang sudah dilakukan anak kesayangan ayah ini. Yah sebenarnya ibu tidak ingin memberitau tentang masalah ini sebab ibu takut kondisi kesehatan ayah.." Kata ibuku, sedangkan aku hanya bisa menangis.

"Katakan Bu ada apa sebenarnya." kata ayah ku ke ibu, sedangkan ibu hanya diam. "Bena katakan apa yang terjadi" Ayah bertanya kepada kak bena sedangkan kak Bena juga diam.
"ada apa nak katakan kepada ayah. Jangan diam saja apa ibu menyakiti mu lagi" Sontak membuat ibu geram

"Ayah lihat ini. Ini adalah hasil dari anak ayah yang sangat ayah banggakan" Aku sangat takut kondisi kesehatan ayah.

"Apa maksudnya ini jo katakan kepada ayah bahwa ini bukan punya mu" Kata ayah aku hanya bungkam. Tiba-tiba ayah merasakan sesak nafas dan aku mengetahuinya dari nafasnya yang tersengal sembari memegang dadanya.

"Ayahhh...." Kami semua terkejut ketika tiba-tiba ayah jatuh

"Jodha si.. apa yang.. suu..dah menghamilimu. Minta lah... tanggung jaaa.. wab padanya...ayah.. tii..dak ingin kamu.....menjadi....oraangg..tua...tung..gal...Ayah...minn...ta cari.... pria itu.."Aku hanya menangis ketika ayah berbicara terbata-bata. setelah mengatakan itu ayah langsung pingsan. Kami segera membawanya kerumah sakit.

Saat ini aku sekarang berada dirumah sakit. Aku sedang menatap ayah ku yang sedang terbaring di brangkar ICU. Ayah mengalami struk karena serangan jantung dan lebih parah lagi itu semua karena ulah ku. Aku merasa sangat bersalah.

"Ngapain kamu masih disini ha.." Kata ibu sambil menyeret tangan ku untuk menjauh dari ruang ICU.

"bu aku ingin menunggu ayah bu" aku bersimpuh dikaki ibu

"apa kau belum puas ha.. kau adalah benalu parasit dikeluarga kami. Sekarang kau sudah membuat suami ku terbaring kaku seperti itu. sekarang kau masih mau disampingnya. Kau adalah anak pembawa sial Jo. Aku mau sekarang kau pergilah dari sini dan jangan kembali lagi dihadapan keluarga ku.
kau yang membuat masalah tapi keluarga ku yang terkena malu." Aku tersentak apa selama ini ibu menganggap aku bukan keluarga mereka. Ibu berkata dengan berapi-api

"Tapi ibu aku juga anak ayah..."
aku bertanya dengan pilunya

"KAU ADAL...."

"Maaf nyonya tuan Pratap sudah siuaman..." Belum selesai ibu berkata. Suster menghampiri kami dan mengabarkan bahwa ayah sudah siuman.

"kau mau kemana ha... jika kau masih disini dan menemui suami ku itu akan memperburuk keadaannya. Jadi pergilah dan jangan kembali ke sini ataupun ke rumah kami. " Ketika aku hendak melangkah ke ruangan ayah. Ibu berkata seperti itu rasanya sakit sekali aku juga anak ayah kan

"kak aku mohon kak aku ingin menemui ayah" Aku mencoba membujuk kak Bena. Setelah ibu melangkah pergi dari hadapan ku

"sudahlah Jo yang dikataka ibu memang benar sebaik nya kau pergi dulu. Jika keadaan ayah membaik baru temui ayah. Itu saran ku lebih baik pergilah dulu." Bodohnya aku meminta bantuan ke kak Bena. sudah jelas bahwa kak Bena adalah kesayangan nya ibu. Jadi sikap nya seperti ibu. Dingin dan acuh kepada diriku

Kemudian aku pergi menyusuri Jalanan pada saat jam menunjukkan pukul 10 malam. Pada saat itu jalanan sungguh sepi. Aku tidak tau harus kemana.

"Ya Tuhan aku harus bagaimana. Aku harus kemana. Di dunia ini tidak ada yang bisa aku singgahi kecuali keluarga kecilku. Sabar ya sayang ibu akan menjaga mu. "

Aku berjalan menyusuri jalan dan hendak menyebrang jalan. Tiba-tiba ada sebuah mobil kelaju dengan cukup kencang. aku tidak tau karena dia dalam keadaan melamun.

Cittttttt.......

"Astaga.." aku benar-benar sangat terkejut. Seketika perut ku rasanya sangat sakit. Aku ingat tadi perutku membentur kap mobil. Ya Tuhan sakit sekali. Aku berharap tidak terjadi apa-apa dengan kandungan ku.

"Astaga maafkan kami nak. Ya ampun apakah terjadi sesuatu dengan perutmu. "Kata ibu itu tak lama berselang seorang pria seumuran ayah kelar dengan tergesa

"Tolong...akhh... sakit.. perr...utt saya" Aku mengerang kesakitan. Setelah itu dengan sigap sepasang suami istri itu membawaku kedalam mobil dan hendak kerumah sakit




Besambung...

Jangan lupa Voment..........

Terima kasihhh......

Please Marry Me, JALALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang