Complicated Love

Chapter 1.

Shara's POV

Sudah 1 jam lebih aku menunggunya disini, dia bilang kepadaku bahwa dia akan menemuiku di tempat biasa kita bertemu. Langit tampak mendung sepertinya malam ini akan turun hujan.

"Kemana dia? Kenapa gak dateng-dateng juga." Aku melirik jam di tanganku.

"Udah jam 8 lebih, mana gak ada kendaraan yang lewat sama sekali lagi mau hujan juga."

Drttt drtt...

Hp ku bergetar dan kulihat dilayarnya tertera "1 message from Nathan"

From:Nathan

Sayang maaf ya aku gak bisa jemput kamu malam ini, mendadak mama telfon aku terus minta dijemput disupermarket, kamu bisa kan pulang naik taksi ? hati2 di jalan ya. I love you

"APA? ini udah mau jam 9, mana ada taksi yang keliaran di daerah sini, mau gak mau aku harus jalan sembari mencari taksi yang barang kali masih berkeliaran di daerah ini, aku harus cepet sebelum hujan"

Aku berjalan seorang diri menyusuri jalanan yang tampak sepi ini dengan segala pikiran yang ada di kepala ku.

"Udah sering batalin janji seenaknya saja, ada apa dengannya? Seminggu belakangan ini dia sudah berubah, dia tak seperti Nathan yang dulu aku kenal yang selalu ada buat aku. Tapi sekarang ? dia sudah jarang ada waktu buat aku, tapi gak tau kenapa aku tetap gak bisa marah sama dia, aku terlalu sayang kepadanya."

Oh ya aku belum introduce my self, ok namaku adalah Shara Felton aku tinggal bersama kakak ku di Jakarta, kedua orangtua ku sedang berada di luar negri mengurus bisnisnya. Aku masih duduk di bangku kelas 2 SMA and I have boyfriend his name is Nathan, aku menjalin hubungan dengannya sudah mencapai 3 tahun, aku mengenalnya sejak smp karena aku dan dia satu sekolah saat aku duduk di bangku smp tapi sayangnya saat SMA kita tidak satu sekolah kembali.

Tak terasa aku sudah berjalan cukup jauh dan tak terasa juga akhirnya tetesan air dari lagit pun berjatuhan dan mengenai seluruh tubuh ku, suasana malam ini sama dengan suasana hatiku. Aku tak peduli badanku basah dengan air hujan. Bagaimanapun aku harus pulang kerumah kalo tidak ka Levi bakal marah besar.

Aku sudah putus asa, dari tadi tidak ada satupun aku melihat taksi yang lewat. I feel dizzy and I feel cold.

Josh's pov

Gak habis pikir! Bener-bener gak habis pikir gue, ada apa sama perasaan gue ? kenapa gue bisa jealous ngeliat Alexa ciuman sama itu cowok. Dia kan bukan siapa-siapa gue dan gue gak berhak buat ngerasa jealous sama itu cowok.

-flashback-

On the phone

"Halo Josh"

"Iya Lex ada apa ?"

"Lo dimana sekarang?"

"Gue lagi dirumah, kenapa emangnya?"

"Eh jalan yuk, bete gue"

"Kemana ?"

"Mall aja yuk gue pengen shopping. Refreshing hehe"

"Yee... Anak cewek doyan banget ya shopping"

"Iyadong"

"Yaudah gue jemput lo sekarang"

Alexa Stein. Dia adalah teman gue dari kecil. Dia cantik, of course that what makes me falling in love with her meskipun cinta gue bertepuk sebelah tangan, karena Alexa gak pernah nganggep gue lebih dari sebatas temannya aja. Tapi lebih baik gini gue masih bisa terus berada disisinya meskipun hanya dengan status TEMAN.