"Yakin harus ceritakan pada mereka?"
"Iya, kau bisa percaya mereka."
Dengan jawaban yang diberikan Kharis, Alan mulai menceritakan semua yang terjadi padanya, seperti perubahan fisik yang terjadi pada matanya. Zoe menanggapi cerita Alan dengan serius, sedangkan Sebastian—dia agak takjub dengan perubahan yang diceritakan.
"Jadi, mungkin untuk sekarang kita cukupi sampai sini," ucap Kharis mengakhiri pertemuan hari itu.
"Oke."
Seperti kebiasaan mereka dahulu, Zoe dan Sebastian pulang bersama, dan hampir selalu tak ada pembicaraan diantara mereka, keheningan itu selalu ingin Sebastian bunuh.
"Zoe, apa kau pernah merasa lebih kuat dari biasanya?" celetuk Sebastian,ia membunuh keheningan di antara mereka. Di sisi lain, dia juga inginmemastikan sesuatu.
"Maksudmu?" tanggap Zoe dengan cepat, apa ada hubungannya dengan cincin lagi? pikirnya.
"Mungkin saja itu ada kaitannya dengan cincin kita, dan juga kejadian Kak Alan," balas Sebastian yang tepat dengan pemikiran Zoe tentang cincin.
Namun Zoe tak menggubris sahabatnya itu, ia hanya menatap sesuatu di depannya dengan tatapan kosong. Lalu, sebuah kejadian terlihat jelas di matanya, ia melihat pemuda bersurai blonde, dan lagi matanya yang biru pemuda itu, kini berubah menjadi hijau, ia juga mengenakan setelan seorang pangeran —yang selalu Zoe lihat di sebuah animasi— mendatanginya dengan wajah marah.
"Seira Kimberly, kau tahu sesuatu tentang Zero kan?!"
Zoe mengernyitkan dahinya, tak mengerti apa maksud dari pemuda yang mendatanginya itu. Siapa itu Seira Kimberly?
Zoe pun meresponnya, "Apa maksudmu Lazark Steve?"
Tiba-tiba Zoe terdiam akan apa yang ia ucapkan barusan, tunggu, aku tahu namanya? batinnya menatap tak percaya pemuda itu.
"Jujur sajalah! Kau kira aku tak tahu apa-apa? Kau sering mengobrol dengan pria itu! Ingat umur Kim!" balasnya dengan sentakkan.
Zoe tak menerima dirinya disentak, padahal ia merasa tak tahu apa-apa. "Kalo kamu tidak tahu apa-apa, jangan marah kayak gini!" balasnya mulai marah, lalu mengatur nafasnya.
Zoe mencoba tenang, "Kau kira aku tidak tahu apa-apa tentangmu? Aku mengidolakan Zero, karena dia kuat, dia baik, tak seperti dirimu, Lazark! Kau bahkan hampir memfitnah pangeran dan putri kerajaan lain."
Zoe pun terdiam kembali, apa yang baru saja kujawab?! batinnya bingung.
Sebastian yang sedaritadi jalan di sampingnya pun agak heran daritadi Zoe terdiam. "Zoe... Hey! Zoe!" Sebastian menggoyangkan tubuh Zoe yang membeku tak bergerak. Ia mengikuti arah tatapan Zoe, di depan mereka ada seorang pemuda bersurai blonde seperti Zoe, pemuda itu sedang berdiri menghadap gerbang suatu rumah.
"L-lloyd? Lazark?" gumam Zoe dengan mata merahnya yang bergetar, tak percaya akan kenyataan yang ada di hadapannya.
Sebastian mengernyitkan dahinya. "Siapa?" tanyanya terheran-heran. Sebenarnya apa yang terjadi?
Seperti tersadar dari lamunannya, Zoe menggelengkan kepalanya.
"Kau kenapa?" tanya Sebastian langsung, karena cukup khawatir pada Zoe yang tiba-tiba terdiam, bahkan tangan Zoe pun bergemetaran.
Zoe hanya menatap Sebastian setelah ia sadar, lalu berlari begitu saja, tanpa pamit atau apapun pada Sebastian. Dia membiarkannya, dan terus menatap ke arah seorang pemuda bersurai blonde itu. "Lloyd? Orang itu yang dibicarakan Zoe, yang punya cincin juga, bukan? Apa aku harus menghampirinya? Tidak akan buruk juga kan jika aku menghampirinya. Tapi tadi dia bilang Lazark, siapa Lazark?" ia berpikir dengan keras, "arghh bodo amat!"
KAMU SEDANG MEMBACA
DYSTOPIA: Follow The Forecast
Fantasía[REVISI SETELAH TAMAT] Fantasy, Mystery, Action Disarankan untuk mengingat semua nama tokoh. Ganba! heuheu T_T ----- Di dunia yang berbeda dari dunia nyata. Apa yang akan kalian lakukan? Berdiam diri? Hanya melihat? Atau mengikuti alur di dunia itu...