#23

27 5 0
                                    

Sepertinya sinar mentari sore membuat Rafael harus bangun. Sore ini Naura merencanakan untuk jalan jalan sore.

"Rafael bangun.. molor mulu"
Naura menggoyang goyangkan tubuh pria jangkung itu. Sepertinya Rafael terlalu nyenyak dialam mimpi sampai tidak mau keluar dari alam mimpinya.

Rafael merenggangkan otot ototnya, setelah menyadari perutnya terasa berat. pantas saja, Naura mendudukkan bokongnya di atas perut Rafael.

"Nau jangan bunuh gue.. awas dulu gue mau mandi.."
Naura hanya cekikikan mendengar ocehan Rafael.
Sebelum membersihkan diri Rafael mengamati raut wajah Naura yang semula ceria menjadi mendung.

"Kayaknya mau turun hujan deh.."
Rafael menatap wajah itu lekat lekat.

"Hujan dari mana? Cuacanya aja cerah banget tuh, gak mendung"

"Muka lu yang mendung Nau!"
Naura menyadari raut wajahnya.

"Kenapa?"
Rafael bertanya seraya mendudukkan Naura di pangkuannya.

"Masalah Arga.. mm.. gimana?"
Rafael menghembuskan nafas gausar. Rafael takut jika naura mengalami trauma berat atas kejadian yang lalu.

"Gak usah takut, kan masih ada pangeran yang harus menjaga putri kecilnya."
Rafael tersenyum manis ke arah Naura, begitupun naura.

"Makasih pangeran.."

🦋🦋🦋

Saat ini mereka -Naura dan Rafael- berada di taman kompleks. Naura menaiki ayunan kayu yang didorong dengan Rafael. Rambut Naura mengikuti arah angin.

Rafael senang karena dapat membuat senyum Naura mengembang indah.
"Rafael gue pengen banget kaya angin.."

Rafael mengerutkan keningnya.
"emang kenapa?"

Senyuman Naura tidak pudar dari bibir mungilnya.
"Angin itu dapat bergerak bebas kesana kemari tanpa adanya hambatan, walaupun ada sinar matahari atau apapun angin tetap bergerak bebas tidak ada yang menghambat"

Rafael hanya tersenyum mendengarnya.
"Dan gue pengen seperti matahari"

"Kenapa?"

"Matahari itu selalu menyinari bumi, ibaratnya gue ingin menyinari hati lu yang mendung supaya lu bisa tersenyum bebas tanpa ada hambatan juga"

Naura berdiri dari ayunan lalu memeluk sahabatnya itu.
"Makasih Raf, kalo gak ada lu gue bisa jadi batu"

Bukannya merenggangkan pelukannya, rafael justru mengeratkan pelukannya.
"Kenapa jadi batu?"

"Karena gua kalo gak ada lu itu bisa ditendang tendang sama orang lain, seenaknya menghina gue, nanti gak ada yang bela-in gue"

Rafael tersenyum senang, sepertinya dialah yang paling sempurna hidupnya didunia. Mempunyai Naura adalah hal terindah di hidupnya.

"Jangan pernah pergi dari gue Nau, kecuali lu yang ninggalin gue"

Naura mendongakkan kepalanya menatap manik mata Rafael.
"Gue gak akan ninggalin lu Raf, kita harus jalanin hidup kita bareng bareng meskipun ada yang ngerusak hubungan kita"

Rafael mengecup kening Naura singkat.
"Bangganya pengeran punya putri kecil"

🦋🦋🦋

Maaf baru up, mendadak sibuk hehe..

Voment dong!!!
Instagram: @deaaisyi

Rada {REVISI ULANG!}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang