Hari ini Jared bekerja produktif walau tidur kurang dari empat jam. Insomnias memang melandanya sejak lama tapi kali ini penatnya terasa berbeda. Ia bahkan tidak bisa mendefenisikan perasaannya. Beberapa kali Jared mendapat panggilan dari Olivia mengenai update keadaan Davin. Salah satu orang kepercayaan yang mengurus hal-hal pribadinya yaitu Simon, juga telah diperintahkan untuk mengurus kebutuhan istri dan anaknya di rumah sakit.
Jam makan siang akhirnya tiba. Jared meletakkan berkas-berkasnya kemudian entah keinginan yang berasal darimana, ia mengecek ponsel cadangannya. Dadanya bergejolak melihat satu pesan Shanon sudah menantinya. Astaga! Apa benar ia menantikan pesan resepsionis itu? Kenapa ia terlalu bersemangat?
Nikmati makan siangmu. Miss you.
Jared berdecak merasa konyol. Hal kecil ini sungguh membuatnya senang. Bukankah selama ini ia membenci kehadiran wanita itu? Kenapa sekarang malah menantikannya? Sialan! Mungkin ini karena pertolongan Shanon kemarin siang. Jared memicingkan matanya...atau semua ini bermula dari ciuman Shanon?
What? Benarkah dirinya merindukan Shanon hingga segalanya meledak begitu saja setelah tidak bertemu 3 hari? Jared meletakkan ponselnya kemudian mengusap kasar wajahnya. Apa yang kau pikirkan, Jared? Kau mirip remaja kasmaran. Jared memutuskan menemui Davin untuk mengecek kondisinya daripada memikirkan hal yang tidak sepantasnya dipikirkan.
Setibanya di lobby, Jared tidak melihat tanda-tanda Shanon. Ia menghembuskan napas panjang sebelum melangkah keluar. Albert juga sudah menunggunya dengan pintu mobil terbuka.
"Selamat siang, Mr. Jared," ucap Albert membungkuk. Jared mengangguk. Tubuhnya gelisah karena sesuatu. Entah kenapa ia mulai tidak tenang.
Saat keluar area perusahaan, matanya menangkap dua orang sedang makan siang bersama di warung pinggir jalan. Shanon dan Hans. Mereka begitu akur menikmati waktu makan siang bersama. Tanpa memicu sesuatu yang tidak seharusnya terpancing dalam dirinya, Jared mengalihkan perhatian ke arah lain. Itu bukan urusannya.
Setelah menemui Davin dan makan siang di sana, Jared kembali dengan perasaan campur aduk. Cuaca begitu panas membuatnya hampir meledak. Ketika memasuki lobby, Jared menemukan Shanon yang sibuk dengan pekerjaannya. Jared mengeratkan giginya sebelum melangkah cepat menuju lift.
***
Shanon melihat Jared melintas dengan wajah muramnya. Apa yang salah dengannya? Haruskah ia mengirim pesan lagi? Keingintahuan begitu kuat menggodanya. Bagaimana cara untuk mengetahui isi pikiran pria itu?
"Shanon, kau ikut minum sore nanti?" tanya Lowy.
"Minum? Dengan siapa?"
"Beberapa karyawan di sini. Ayolah, setidaknya untuk merayakan kehadiranmu kembali."
Shanon menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Uh... Okay... Tapi aku tidak bisa berlama-lama."
Lowy mengangguk. "Aku tahu. Ini hanya minum-minum singkat untuk melepas penat."
"Oh ya, tidak ada yang keberatankan jika aku ikut?" tanya Shanon sedikit kaku. "Kau tahukan sejak kejadian itu beberapa orang menganggapku bersalah."
Lowy menghembuskan napas panjang sembari mengelus pundak Shanon. "Tenang. Mereka tahu kau tidak bersalah. Jika ada yang keberatan, aku akan melindungimu."
"Thanks," gumamnya malu-malu.
Shanon langsung memikirkan cara agar bisa bertemu Jared sebelum pergi bersama kolega kerjanya. Jared tidak membalas pesan, juga tidak muncul sejak siang tadi. Dia juga terlihat murung. Apa sesuatu terjadi? Apa kejadian tempo hari masih belum terselesaikan?