Kemarin Shanon berhasil memasuki mobil Jared tanpa rencana sama sekali. Meskipun ia benar-benar kehilangan dompet tapi buntut dari kejadian itu berakhir manis. Ia sempat melihat wajah terkejut Jared ketika ia melakukan hal yang tak pantas dilakukan karyawan pada pimpinan perusahaan. Bukannya menyesal, Shanon berbangga hati melakukan hal yang orang lain tak berani lakukan.
Hari ini Shanon datang lebih awal demi melancarkan aksinya. Shanon tahu Jared selalu datang lebih awal. Entah karena Jared memang terlalu rajin atau tidak senang berlama-lama di rumah, intinya, Shanon telah mempersiapkan aksinya dengan meminta Jimmy untuk tidak membukakan pintu. Shanon sempat memohon agar Jimmy mengerti. Ia menjelaskan bahwa itu adalah tugas barunya sebagai permohonan maaf. Jimmy akhirnya mengerti tapi harus ikut berdiri di sampingnya.
Sekarang Shanon berdiri di balik pintu dengan senyum lebar di bibirnya. Mobil sedan yang ia tunggu tiba di depan mata. Saat yang ditunggu-tunggunya akhirnya tiba.
"Kau yakin dengan ini?" tanya Jimmy sedikit ragu.
Shanon mengangguk antusias. "Setidaknya boss akan menghargai niat baikku, bukan?"
Jimmy mengernyit. "Mr. Jared tidak tahu kau akan melakukan ini?"
Shanon menggeleng dan menangkap ekspresi terkejut Jimmy. Ia tahu ini akan terjadi. Jimmy takut akan respon si direktur cerewet tapi Shanon sudah sangat percaya diri. Jimmy tidak perlu takut karena ia tahu apa yang harus dilakukannya.
Jared keluar mobil dengan setelan jas dan kemeja putih di dalamnya. Mata Shanon langsung bersinar cerah tat kala penampilan menawan Jared disuguhkan di depan mata. Ia menyeringai. Saatnya beraksi. Shanon menghitung mundur dalam hati.
Tiga...
Dua...
Satu.Shanon langsung menarik pintu tepat ketika Jared berada di depannya.
"Selamat pagi Mr. Jared." Sapanya penuh semangat. Langkah Jared terhenti. Dia langsung melirik Shanon lalu dengan kening mengernyit memandang Shanon dan Jimmy bergantian.
"Selamat pagi Mr. Jared." Sapa Jimmy lagi dengan raut khawatir.
Jared hanya menatapi Shanon begitu lama seolah tahu semua ini adalah rencananya. Dia menggeleng tak setuju. Walau tahu reaksi Jared tidak akan senang, Shanon tetap menyeringai merasa menang. Jared menghembuskan napas panjang kemudian berlalu meninggalkan mereka tanpa sepatah katapun.
"Oh yes!" Teriak Shanon menepuk tangannya. "Aku hebat, kan? Kau lihat, Jim? Mr. Jared tidak marah."
Jimmy memutar bola mata kemudian pergi keluar gedung. Shanon memanyunkan bibirnya. Jimmy tidak semenyenangkan yang ia kira. Selanjutnya ia akan menunggu waktu makan siang.
Shanon kembali berdiri di belakang meja resepsionis. Senyum tak menentu terus menerus melekat di bibirnya. Entah karena terlalu bersemangat ia bahkan tidak sadar bahwa Lowy telah berdiri di sampingnya.
"Shanon, kau baik-baik saja?" tanya Lowy membuat Shanon menarik napas terkejut.
"Astaga!" Sentaknya. "Sejak kapan kau berdiri di situ?"
Temannya hanya bisa menarik napas panjang sambil merapikan rambutnya. "Tampaknya konsentrasimu pecah, Shany."
Lowy merapikan diri penuh bangga. Shanon hanya bisa tersenyum kecil lalu kembali pada pekerjaannya. Setiap orang punya cara untuk menyenangkan diri sendiri, bukan? Lowy mungkin senang pada make-up sementara dirinya senang bermain-main dengan pimpinan perusahaan.
Akhirnya saat yang Shanon tunggu tiba. Ia membawa makan siang yang secepat mungkin dibelinya ketika jam istirahat dimulai. Ia tahu Jared sangat suka spaghetti tapi demi kesehatannya, Shanon juga membeli steak.