#3 - Modusnya Reza

23 0 0
                                        

Hari ini Kara sudah jauh lebih baik dan sekarang ia sudah di perbolehkan pulang. Tinggal menunggu Aldam menjemputnya, karena lelaki itu harus menemui dosen penanggung jawab lab yang ia pimpin. Kara menunggu Aldam di kantin rumah sakit, tadinya Aldam memintanya untuk tetap di ruang rawat sampai ia datang tapi Kara tidak betah, jadilah ia memilih untuk duduk di kantin menikmati segelas coklat hangat mengamati orang berlalu lalang.

"sendirian aja neng, abang temenin boleh ya" Kara tersentak dari lamunannya ketika suara Reza menginterupsi. Laki-laki itu dengan gaya khasnya sudah duduk di hadapan Kara sekarang.

"Za? Ngapain disini?" tanya nya.

"emang cuman orang sakit sama anak kedokteran aja yang boleh disini. Rumah sakit tempat umu kali Kar" ucap Reza.

"ya maksud gue kenapa lo disini? Lo gak lagi sakit kan? Atau nyokap lo sakit?" Reza terkekeh.

"Khawatir banget neng. Hahaha" Goda Reza.

"Reza ih" Kara kesal mendengar jawaban lelaki slengean itu.

"gue kesini niatnya mau jenguk lo. Terus ketemu Mbak Ara dan dia bilang lo lagi disini nunggu pangeran berkuda lo dateng" ucap Reza. Ia memanggil pelayan kantin memesan semangkok mie instan dan membayarnya.

"lagian lo masih pucet gitu kok udah pulang sih" lanjutnya.

"gue udah sehat tau, gak bawa liptint aja makanya pucet keliatannya. Anyway thanks ya Za untuk kesekian kalinya lo nolongin gue" Ucap Kara.

"it's okay princess. Dimanapun kapanpun dalam kondisi apapun kalau lo butuh gue akan selalu siap" ucap Reza bertepatan dengan pesanannya yang sampai.

Untuk 2 menit mereka terdiam, Reza tengah asyik dengan mie nya dan Kara memainkan handphonenya sambil menunggu kabar dari Aldam. Ia mengamati Reza yang asyik dengan makanannya, makanan yang tidak pernah Kara makan lagi semenjak magnya bertambah parah. "Za, jangan kebanyakan makan mie deh. Nanti lo sakit kaya gue loh" ucap Kara.

"mie tuh separuh hidup gue Kar. Lo tau sendiri gue gak bisa makan nasi dan gak seberapa suka roti. Karbo mana lagi yang bisa gue dapetin selain mie instant yang 3 menit udah jadi ini di kosan kecil gue itu" ucap Reza. Memang sejak kecil Reza tidak bisa memakan nasi, entah mengapa pasti lelaki itu akan muntah. Selama ini Reza mendapatkan sumber karbohidratnya dari kentang, ubi, atau mie instant yang paling sering ia makan.

"ya kan bisa dari makanan lain Za. Lo tuh gak bisa makan nasi kenapa sih?" tanya Kara.

"entah. Rasanya gak enak Kar. Hambar. Bentuknya juga, gatau deh ga enak" jawabnya singkat.

"kalau sushi? Atau nasi goreng?"

"kalau sushi gue gabisa makan, soalnya gue juga alergi nori atau rumput laut. Kalau nasi goreng, gue gak pernah mau makan bentuknya masih nasi" ucap Reza.

"ya apa aja kek Za. Jangan mie terus. Susah lo kalo sampe kaya gue" saran Kara.

"iya bawel. Nanti gue cari ide ya biar makan mie nya gak kebanyakan" Reza sudah selesai dengan makanannya, lalu ia meminum es teh manisnya.

"by the way, Aldam mana? Lama bener gak nyampe-nyampe" Tanya Reza.

Wajah Kara tiba-tiba menjadi kesal. "baru ngabarin, gabisa jemput" jawab Kara.

"alhamdulillah" seru Reza. Saat yang selalu laki-laki itu tunggu, bisa mengajak Kara pergi tanpa harus adu jotos dulu dengan Aldam.

"kok Alhamdulillah sih? Udah ah aneh lo mah. Gue balik duluan ya, udah sore banget" Kara bangkit dari duduknya dan membawa tas ranselnya. Namun baru selangkah tangan Reza mencekalnya.

"apa fungsinya gue samperin lo jauh jauh dari fakultas tekhnik ke rumah sakit ini yang butuh waktu setengah jam melewati macet depan situ. Pulang sama gue tanpa penolakan" Reza bangkit mengambil tas yang Kara bawa dan menggandeng gadis itu menuju motornya yang terparkir tak jauh dari situ.

"pake jaketnya, pake helmnya" Reza menyerahkan jaket miliknya dan helm yang sengaja ia bawa.

"lo udah tau ya Za. Kalo Aldam gak bakal jemput gue? Prepare banget kayanya" ucap Kara ketika ia menaiki motor Aldam.

"hahaha ketauan banget ya? Tadi gue gak sengaja ke lab dulu nganter titipan ke bude gue eh ketemu Aldam. Gak sengaja dengan omongonnya sama temennya kalo mereka bakalan ada meeting dadakan semua lab. Karena kata mbak Ara lo mau balik ya udah gue inisiatif aja nysuul kesini" ucap Aldam lalu menghidupkan motornya dan mulai meninggalkan parkiran rumah sakit.

Perjalanan menuju ke Kara Kara butuh waktu hampir satu jam karena ini jam pulang kerja jadi dimana mana macet. Ini momen yang sangat Reza tunggu. Setelah perjuangannya merebut Kara dari Aldam yang tidak pernah berhasil, ini pertama kalinya Kara mau di bonceng dan berpegangan erat bahkan memeluk lelaki itu. Reza tersenyum ketika Kara semakin erat memeluknya karena ia menambah kecepatan motornya. Reza selalu berharap Tuhan akan membalikkan hati Kara. Sepertinya Aldam terlalu brengsek untuk Kara.

Mashed Up.Where stories live. Discover now