Malam minggu ini Aldam seharusnya bersama Kara. Menemani kekasihnya yang baru keluar dari rumah sakit seminggu lalu itu. Tapi disaat ia baru akan berangkat menjemput Kara, ia mendapat telfon dari Orang tua Shilla bahwa gadis itu kecelakaan dan sedang berada di ICU. Bodohnya Aldam, ia lupa mengabari Kara sangking paniknya. Dan lebih bodohnya lagi, handphonenya tertinggal di atas kasurnya saat ia buru-buru tadi.
"fu*k" umpatnya.
"Dam, kamu kenal orang ini?" Papi Sheila menghampirinya dan memberikan sebuah foto laki-laki dengan hodie dan masker serta topi.
"ada apa om?" Tanya Aldam balik.
"supir saya yang sama Shey tadi bilang, katanya sebelum kecelakaan mereka ketemuan. Dan di tempat kejadian polisi nemuin topi yang mirip sama yang di foto ini" jelas Papi Sheila.
"ada clue lain om? Aldam bisa bantu cari" ucapnya.
"belum ada. Kamu tau logo ini?" Papi Sheila menunjukkan logo yang ada di foto topi itu. Aldam mengamati dengan seksama. Aldam mencoba mengingat-ingat dan sepertinya logo ini mirip dengan logo yang dipakai club motor kampusnya. Aldam harus memastikan ini pada Kara, sepertinya gadis itu tau siapa yang menjadi anggota club itu.
"Aldam permisi dulu Om. Kalau ada kabar tentang Shey tolong Aldam dikabari" setelah Papi Sheila mengizinkan, Aldam berlari ke parkiran dan langsung menuju ke rumah Kara. Setelah melewati 2 satpam komplek yang sudah mengenalnya, ia menghentikan mobilnya di depan rumah bertuliskan B/05.
Aldam memencet tombol bel di dekat pintu gerbang dan tak lama Kara keluar dengan celana jeans dan sweater hitamnya. "kok gak nelfon? Kenapa kamu berantakan gitu penampilannya? Kita gak jadi pergi? Kamu kenapa sih chat ga dibales, telfon gak diangkat?" pertanyaan itu langsung Kara tanyakan ketika melihat siapa yang datang.
"nanti aku cerita. Kamu tau gak siapa anak geng motor kampus?" tanya Aldam.
"hah? Anak Mobi-Club?" Aldam mengangguk.
"kamu tau kan siapa anggota mereka? Ada yang kita kenal?" Kara tampak ragu menjawab pertanyaan Aldam.
"Kar.. ini urgent" tegur Aldam ketika Kara hanya terdiam.
"Urgent apa sih Al? Lebih urgent kah dari acara malam minggu kita yang gak jelas jadi atau engga ini?" Kara kesal, Aldam menghancurkan malam yang ia kira akan indah.
"bisa gak sih kasih tau aja siapa. Ini penting" Nada Adam meninggi membuat Kara cukup terkejut.
"Reza"
"dimana dia sekarang?" tanya Aldam.
"mau apa Al?" Kara bertanya balik.
"gue butuh ketemu dia sekarang Kara. Bisa gak sih gak nanya ada apa kenapa? Kasih tau aja" lagi. Kara tertegun, apa yang menjadi alasan Aldam menjadi seperti ini. Sungguh ini pertama kali Kara di bentak oleh Aldam setelah 3 tahun hubungan mereka.
"basecamp depan kampus" ucap Kara lirih.
Tanpa berkata apa-apa lagi, Aldam langsung berbalik ke mobilnya dan melajukannya. Kara hanya melihatnya dengan tatapan tak percaya, Aldam kemari hanya untuk menanyakan itu dengan nada tinggi? Tanpa mengingat janjinya tentang malam minggu ini? Sungguh Kara baru kali ini merasakan kecewa pada Aldam. Firasat Kara tidak baik. Ia masuk ke rumahnya mengambil dompetnya kemudian mengunci rumahnya, memesan ojek online untuk menyusul Aldam.
Begitu sampai di tempat yang dimaksud Aldam bisa melihat Reza sedang mengunci gerbang hitam itu dan sepertinya Aldam tau siapa pelakunya, baju yang dikenakan Reza sama persis dengan yang ada di foto itu, berikut juga jaket dan topinya. Ia langsung turun dan menunju Reza dari belakang. Disitu sepi tidak ada orang sama sekali.
YOU ARE READING
Mashed Up.
Teen FictionOrang bilang tidak ada yang ikhlas bila hatinya di dua kan. tapi mengapa Kara dan Sheila bisa sama-sama menjadi pacar Aldam. bahkan mereka tidak pernah bertengkar berebut Aldam. semuanya mengalir begitusaja bagai air di sungai. tanpa penolakan. jika...