Ch 1 - Tugas Bu Yoon

170 13 18
                                    

DING.. DONG.. DENG..

Bel sekolah berbunyi, jam istirahat telah berakhir. Seperti biasa aku, dua sahabatku Miryo dan Jina serta teman-teman yang lain masih asik bersenda gurau didepan kelas. Dari kejauhan 20 meter dari kelas kami terlihat Bu Yoon guru bahasa indonesia berlenggang menuju kelas kami. Aku beserta yang lain langsung bergegas masuk kelas seperti orang yang melihat hantu.

Setiba di dalam kelas Bu Yoon dengan wajah datar dan dinginnya langsung to the point seperti biasanya.

"Selamat siang anak-anak, hari ini kalian saya beri tugas membuat cerpen! Temanya bebas dan 2 minggu lagi sudah harus dikumpulkan! Jika ada yang terlambat maka akan dikurangi 5 poin per-hari! Ada pertanyaan?".

"Bu.. terlalu cepat kalau 2 minggu, bagaimana kalau 1 bulan?" tawar si ketua kelas.

"Baiklah.. tapi jika ada yang terlambat akan dikurangi 15 poin" setuju bu Yoon.

Terdengar suara riuh kelas karena semuanya pada gusar akan tugas serta pengurangan poin itu.

"what the..? Cerpen? tugas mengarang puisi aja udah bikin otak mau muntah", gumamku kesal.

Miryo dan Jina memandang ku dan kami saling berpandangan dengan ekspresi mengerutkan dahi dan bibir manyun.

"kudu ottokeh?", lirih Jina

Bagi kami yang memiliki otak pas-pasan dan hanya tau bersenang-senang menganggap itu tugas yang sulit dengan waktu sesingkat itu. Bagiku setidaknya butuh waktu 1-2 bulan bahkan lebih untuk menyelesaikannya.

Kami 3 serangkai ubur-ubur.

Miryo seorang atlit voli sama halnya dengan Jina, sehingga keduanya lebih tinggi dariku.

Miryo seorang atlit voli sama halnya dengan Jina, sehingga keduanya lebih tinggi dariku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Miryo)

(Miryo)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Jina)


Aku, Rael seorang yang moody-an jadi aku gak memiliki keahlian dibidang apapun walaupun dulu sempat belajar bela diri karate namun tak lama, atau lebih tepatnya aku belum menemukan sisi potensial dalam diriku.

Soal tampang ya standar lah kek helm. Kami tak memikirkan hal itu, kami hanya merasa nyaman berteman dan bersenang-senang bersama.

(Author: Rael tidak divisualisasikan karena akan mengikuti jalan cerita, so kalian bebas berimajinasi dengan Rael yang berambut pendek sebahu)

>>skip<<

Pulang sekolah aku merasa begitu lelah, tanpa mengganti baju aku langsung merebahkan diri ke kasur sambil menatap langit-langit kamar.

Fyuuhhh~

"Bikin cerita tentang apa ya, hmm.."

"Kalau bikin cerita tentang lucu-lucu seru kayaknya, tapi apa?"

"atau.. tentang cinta anak sekolahan?" aku terus berbicara kepada diri sendiri.

Cinta..

Cinta anak sekolah..

Em Cinta..?

What? Mataku melotot!

Dean..

De..

"Dean?"

"Deaaaannnnn bangsaatttt!"

"woy ngapain sih rajin banget seliweran dipikiranku?"

"I really want to forget you! Please go away!", teriak ku kesal.

Dia.. cinta monyet ku yang singkat namun entah kenapa sulit dilupakan. sebutan yang tepat adalah aku belum Move on! Menyebalkan!

Aku menepuk-nepuk keras ranjangku, menendangkan kaki ke udara berulang kali dan melempar bebas bantal-bantal hingga kamarku terlihat seperti kapal pecah.

"Aaaarrrgggghhhhhhh sial banget inget dia terus!"

Aku benar-benar kesal, kepalaku sudah pusing mikirin tugas, capek sekolah seharian lalu seenaknya saja dia datang. huh!

Entah kenapa rasanya ingin menangis, dan seharusnya aku menangis saja agar lega, tapi percuma pikiran itu akan muncul lagi dan lagi nanti, jadi aku tahan saja.

To be continued...

Hai semua, ini cerita pertamaku. Jangan lupa vote dan tinggalin jejak di kolom komentar ya. selamat menikmati.. Saranghae~~

DEAN | Remember [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang