Ch 7 - Hot Chocolate

42 5 10
                                    

"Hmmmmm.. aroma ini persis seperti cokelat" seru ku sambil menyeruput cokelat panas tersebut.

Dean menoleh, mencubit pipiku dan berkata "Aigoo-ya, sejak kapan kau selucu ini.. itu memang cokelat Rael".

Aku hanya cengengesan, tanpa ku sadari pipiku memerah entah itu karena cuaca yang dingin atau karena Dean.

"Rael.. mengapa bintang-bintang itu terlihat redup?" tanya Dean sembari menunjuk ke langit.

"Mungkin karena cuaca sedang tidak bangus?" jawabku santai

"Em.. salah!" kata Dean.

"heh salah? lalu apa yang benar?" tanyaku heran.

"Karena.. bintang yang paling terang itu ada disebelahku" Dean tersenyum menoleh ke arahku.

"Iiiihhh.. dasar gombal!" aku malu dan menutup wajahku.

Malam itu Dean datang ke rumah ku, rindu katanya. Mengetahui itu aku sangat senang, pasalnya kami baru jadian seminggu yang lalu namun baru bisa bertemu sekarang. Sekolah yang berbeda, jarak rumah yang agak jauh dan aktivitas masing-masing menyebabkan kami jarang bertemu.

Sejak pertemuan di Hangang Park itu, kami jadi sering berbalas pesan, saling menelpon karena ada saja hal menarik yang dapat dibahas. Mungkin aku sedari awal memang sudah tertarik dengannya, hanya saja aku tak peka atau terlalu gengsi mengakuinya.

"Rael, apa rencanamu besok?" tanya Dean.

"Memangnya besok hari apa?" balasku

"Besok kan hari minggu sweety, belum tua sudah pikun ckck" Dean menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Hehehehe.. padahal itu hari libur, bagaimana bisa aku lupa" tukasku.

"Besok, mungkin hanya dirumah tidur sampai siang hehe" aku melanjutkan.

"Dasar kebo haha, bagaimana kalau besok ikut aku?" ajak Dean.

"Kemana?" tanyaku balik

"Pacarmu yang ganteng ini perform kau tak ingin melihatnya?" seru Dean.

"Jinjja..Jinjja? akhirnya , you know? sudah lama aku menantikannya". ujar ku.

"Mengapa kau tak bilang dari dulu sweety?" tanya Dean.

"Dulu? Hey.. kita tak sedekat ini dulu" jawabku malu-malu.

"Benar juga, hehehe" Dean cengengesan dan mengalungkan tangannya dileherku. Pipiku memerah lagi. Lagi-lagi Dean mendebarkan jantungku. Sikapnya begitu manis terhadapku, tak seperti dulu.

Dulu, ketika SMP kita hanya bertukar senyuman sesekali dan aku tak menyadari kau semenarik ini D, Eunwoo terlalu membutakan mataku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dulu, ketika SMP kita hanya bertukar senyuman sesekali dan aku tak menyadari kau semenarik ini D, Eunwoo terlalu membutakan mataku.

Setahuku dulu kau cuek terutama kepada perempuan disekolah, kau hanya bermain dengan teman laki-laki. Hingga kini kau tetap cuek terhadap perempuan, Gieun pun berkata demikian.

DEAN | Remember [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang