4. Ketinggalan

3 0 0
                                    

" Kali ini kau beralihan hati nih?"

Mulut manis Amor gak pernah bisa diam jika sudah bertemu dengan Nadia, sepulang dari kampus langsung saja dia bercerita.

"Beralih hati apa sih?" Ucap Amor setengah malu-malu. Dia seperti orang yang benar-benar memiliki laki-laki yang dibicarakannya ini. Padahal kan enggak sama sekali.

" Gila aja ya Mor, kau sukanya yang di FBS semua. Sekali-kali lah lihat Fakultas FIS. Lumayanlah mukanya."

"Iya lumayan menyeramkan. Sama persis kaya prasasti."

"Hahah. Kalau kata prasasti masih mending loh. Masih bisa di pajang dan di jual mahal."

"Ah udah cukup!"

Jika berbicara soal lelaki yang di sukai dengan Nadia, Amor selalu jadi bahan ledekan. Maka dari itu Amor berniat akan diam seribu bahasa mengenai cowok kepada Nadia.

" Ih ada yang kesal." Amor tambah mengerucutkan mulutnya. " Dari pada kesal mendingan kita nongki-nongki."

"Ayo!"

🍃

Mereka pergi ke taman kota naik grab car. Jalan berdua memang hal biasa bagi mereka. Karena hal biasa tersebut, terkadang ada rasa takut Amor, jika orang lain mengira mereka lesbian.

Mereka berdua sekarang sedang menjelajahi sekitar taman. Foto sana sini itupun jika tak ada orang yang melihat. Di taman kota banyak sekali lalu lalang orang, apalagi disini ada acara. Gak tau sih acara apa. Amor dan Nadia masih melanjutkan penjelajahannya. Apalagi di taman itu ada jualan jajanan pasar. Uuu jika melihat makanan sudahlah makhluk dua ini tidak bisa dikendalikan kecuali uang yang ada di saku.

" Bang bakso goreng, telur gulung, bakwan, tempe, risolnya dua-dua ya." Ucap Nadia yang bagiannya membeli makanan.

Amor tentu mendapat bagian membeli minuman.
Menuju gerobak tukang minuman Amor masih bingung minuman apa yang akan dibeli. " Kalau es campur gak dapat dua bungkus. Uangnya aja 10.000. emmm es teh manis kali ya."

Melajukan jalannya, Amor berteriak agak keras " Pak es teh manisnya dua bungkus ya Pak." Tukang jualan tersebut hanya mengangguk. Sambil menunggu giliran pesanannya di buat. Amor sangat memperhatikan bagaimana cara kerja bapak-bapak tersebut membuat minuman yang dipesan. Abis dia terlihat canggung jika berada di keramaian.

Karena bosan melihat bapak itu bekerja, ia melihat suasana disekitar area jualan. Sial seribu sial, kenapa matanya selalu bertemu dengan pasangan yang romantis. Buat iri saja. Kan jadi pengen pacaran.

🍃

Mereka sudah duduk menikmati makanan dan minuman mereka. Sesekali mereka melantunkan lagu yang di nyanyikan di acara itu.

"Mor, lihat deh yang di panggung itu." Nadia menunjuk ke arah pentas yang berada jauh dari mereka.

"Mana sih, ih gak jelas muka mereka Nad. Emang kamu kenal ?"

" Kaya si Lukas." Tutur Nadia yang langsung di respon Amor dengan menatap lurus ke arah depan.

"Gak jelas mukanya Nad."

Karena takut salah orang dan membuat baper Amor, Nadia menyudahi. " Iya bukan Lukas."

"Hey.."

" Dijawab gak nih Nad." Tanya Amor
" Gak usah. Nanti kamu kena prank" bisik Nadia.

" Hey" pria itu memanggil Amor dan menyentuh pundaknya.

"Aaa!!" Kaget Amor yang langsung menangkis tangan pria itu.
"Eh kamu." Ucap Amor cengar cengeir yang mengelus tangan pria itu. Sepertinya pukulan amor terlalu kuat. Terlihat ringisan pria itu dan jejak tangan Amor masih ada di tangannya. Bahkan Nadia lebih kaget lagi. Dia bahkan tersedak bakso goreng.
"Sorry sorry, aku refleks tadi."
" Nad minum Nad."

Amor menggaruk kepalanya, ia gak habis pikir bisa melakukan hal itu. Sekali tangkis dua yang kena. Ia bahkan mengira dia hebat. Pukulan yang luar biasa.

"Kampret!!! Untung aku gak mati ya.!" Amor langsung mengabaikan Nadia.

"Iya gak apa-apa." Dengan senangnya Amor meraih tangan pria itu. " Aduh tangan kamu merah deh. Maaf ya." Ucapnya sambil mengelus tangan pria itu. Tiba-tiba saja Amor Dejavu.

"Iya gak apa-apa." Ucap pria itu dengan senyum. Amor sedari tadi sudah kelimpungan melihat senyum pria yang di hadapi ini. " Tangan saya bisa dilepas?" Tanya pria itu dengan halus.

"Astaga!! Maaf maaf tiba-tiba aku hilap." Nadia berdecak jijik melihat Amor. Ia bahkan menjauh sedikit. Tidak tahan dengan tingkah Amor yang Alay jika bertemu pria bening.

" Kayanya kita impas. Kemarin aku gak sengaja nyenggol tangan kamu. Sekarang.." pria itu menunjukkan tangannya.

" Hehehe. Oh iya ada apa kamu nyamperin aku?"

" Gak ada apa-apa. Aku tadi cuma mau pastiin kamu atau bukan."

" Kamu sendiri kesini?"

"Gak. Aku bareng teman-teman sekalian mau manggung di acara itu."

Merasa tak ada lagi yang harus ditanya mereka memilih diam. Rasanya ingin bertanya itu mahal. Ada rasa takut gimana gitu. Nadia melihat dari tempatnya merasa geram melihat mereka diam-diaman. Entah apa kek yang ditanya atau sekedar basa basih lah. ya kalau gak ada yang mau di bicarakan ya udah pergi.
Hingga pesan masuk

Nadia melihat jam sudah pukul enam sore " Mor ayo balek yok. Nanti kita gak kedapatan Angkot."
Sebenarnya mau jam berapa juga bisa mereka pulang. Ya sebagai teman yang baik hati Nadia melakukan bagiannya.

Amor

P
P
P
Nad Nad please selamat kan princess
Dari kecanggungan ini.
Tolong ajakin aku pulang.
Cepat!!!!

Anak Alay

"Iya Nad."
" Aku pulang dulu ya. Maaf sekali lagi." Lelaki itu mengangguk.

"Ayo Nad."
Sekitar 100 meter dari pria itu berdiri. Ia melihat wanita itu dari belakang. Merasa ada sesuatu yang dilupakan.
"Amor!!" Panggil pria itu kuat. Amor melihat ke belakang.
"Ada yang ketinggalan." Pria itu menghampiri Amor.

Mendengar perkataan pria itu, Amor dan Nadia melihat kembali bawaan mereka, memastikan apa yang ketinggalan.

Pria itu menjabat tangan Amor " kamu belum tau namaku. Natan" ucapnya dengan senyum.

Aduh hati Amor tiba-tiba menghangat. Dan senyum manis tidak bisa hilang dari bibirnya. Nadia aja ikut senyum-senyum. Suatu tindakan yang romantis.

A M O RTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang